Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 248 Ganjalan Hati yang tak bisa di selesaikan (2)

Semakin dipikir, Michael semakin emosi, sampai bodyguard mengetuk pintu memberitahu dia kalau Jasmine pingsan.

Michael terkejut sekali, segera dia keluar dengan panik.

Karena dia sayang, karena dia cinta, jadi terhadap Jasmine, Michael sering kehilangan rasionalnya. Hanya setelah berantem, baru rasionalnya kembali, Michael baru ingat nasihat dari dokter untuk tidak membuat Jasmine terlalu terpukul.

Michael langsung menyesal, dengan cepat dia keluar untuk melihat.

Namun Jasmine tidak bisa melihat Michael keluar untuk mencarinya.

Karena di saat yang bersamaan ketika bodyguard mau memapahnya, pandangan Jasmine menjadi gelap dan pingsan.

......

Ketika Jasmine bangun, hari sudah senja.

Matahari senja membuat bayangan dia semakin panjang.

Jasmine melihat keluar, tidak ada orang di sampingnya.

Michael tidak ada di sampingnya.

Jasmine teringat pertengkaran dia dengan Michael, dan juga teringat Michael penerbangan malam ini untuk pergi ke negara M, Michael sekarang harusnya sudah check in.

Jasmine mencoba untuk duduk, lambung dia agak sakit, mungkin karena tadi muntah darah.

Jasmine menebak, dia muntah darah mungkin karena terlalu emosi akibat bertengkar dengan Michael.

Dari dulu memang lambung dia tidak sehat.

Sebenarnya sekujur badan dia tidak ada yang tidak pernah sakit.

Jasmine mendekap mukanya.

Dia tidak tahu kehidupan seperti apa yang ia lalui selama ini, badan dia sampai begini, namun dia tetap tidak mendapatkan cinta yang ia mau.

Berputar-putar di jalan yang salah dan kemudian kembali ke awal lagi.

Ini membuat hati Jasmine merasa gagal sekali.

Ketika Jasmine pelan-pelan tenggelam dalam lamunannya, tiba-tiba perut kecilnya agak sakit.

Jasmine tertegun, pas ini dia baru ingat, dalam perut ini masih ada anaknya.

Pelan-pelan dia menyentuh perutnya sendiri.

Dia dan Michael sudah sampai begini, menurut Jasmine, jodoh mereka sudah hampir akan berakhir.

Tapi di dalam perut masih anak ini.

Anak ini baik sekali, dia tidak pernah membuat masalah ketika Jasmine sibuk kerja.

Dia begitu tidak menyayangi dan melindungi dirinya sendiri, namun anak ini tetap bertahan.

——dia bukan ibu yang pantas, namun anaknya begitu berlapang dada dengannya.

Jasmine mengepal tangannya sendiri dengan erat.

Anak dia harus menjadi anak yang punya ayah dan ibu.

Dia dan Michael sama-sama punya masa kecil yang kelam, keduanya tahu seberapa besar luka yang ditinggalkan ke seseorang yang tidak punya keluarga lengkap, sehingga Jasmine memutuskan, kalau pun harus menderita, juga harus memberi anak ini keluarga yang lengkap.

Mungkin dia dan Michael tidak bisa hidup tenteram selamanya, tapi setidaknya bisa memberi anak ini masa kecil yang bahagia.

Jasmine menghela napas, dengan menahan rasa sakit di perut, Jasmine turun dari ranjang.

Jasmine bekeliling, dan dengan cepat dia menyadari ini ruangan yang tadinya Michael inap.

Sekarang bahkan tidak perlu di check out, langsung ganti dia yang inap.

Jasmine tertawa pahit, dia mulai membereskan barang yang mereka bawa ke rumah sakit.

Dia tidak berencana untuk tetap tinggal, lagian dia hanya muntah darah, bukan masalah besar.

Jasmine kembali mengusap perutnya, setelah memastikan dirinya tidak apa-apa, ia membuka pintu.

Ternyata memang bodyguard itu masih berdiri di depan pintu, Jasmine memanggil mereka masuk untuk bantu membawa barang.

Kedua bodyguard itu agak kebingungan, namun tetap dilakukannya perintah Jasmine.

Jasmine sudah keluar dari rumah sakit.

Pas keluar Jasmine masih ada menoleh dulu.

Lampu papan nama rumah sakit Mitra Abadi sudah menyala, di malam yang melingkupi ini, rasanya agak sunyi.

Di rumah sakit ini sudah terjadi begitu banyak penderitaan Jasmine, dia tidak ingin tetap di sini lagi.

Pulang saja. Kata Jasmine ke dirinya sendiri. Meskipun di rumah itu juga tidak bagaimana ada rasa kemanusiaan.

Dengan cepat Bodyguard sudah membawa Jasmine naik ke mobil, dengan stabil mobil itu mulai jalan, Jasmine sambil menatapi lampu-lampu di jalan, dalam hatinya penuh kesepian dan kesedihan.

Di detik ini juga, tiba-tiba Jasmine kangen sama bibi He.

Hari-hari di dulu, ketika dia dan Michael bertengkar, selalu ada bibi He yang menemani dia.

Dia akan membuat sup jamur kuping, lalu berkata pelan ke dia, “Nyonya muda, jangan marah lagi, bakal merusak kesehatan loh, ini supnya masih panas, ayo diminum selagi panas.”

Di matanya akan penuh perhatian dan kecemasan.

Air mata Jasmine mulai jatuh.

Kenapa satu per satu orang yang baik sama dia pergi meninggalkannya?

Apakah dia sungguh seperti yang dikatakan Jason dan Jenny, dia adalah pembawa sial, jadi akan mendatangkan kesialan buat orang yang baik sama dia?

Bibi He sudah pergi begitu saja, di saat yang bersamaan juga membawa pergi satu-satunya kehangatan yang bisa Jasmine dapat selama bertahun-tahun ini.

Jasmine duduk di belakang kemudi, menangis tanpa bersuara.

Terlalu sakit, terlalu sakit.

Bahkan di saat seperti ini tidak ada yang bisa menepuk pundak dia dan bilang ke dia, “semua sudah tidak apa-apa”.

Dia sudah bertahan begitu lama sendirian.

Dia juga bisa capek.

Dia juga ingin mendapat teluk untuk dia sembunyi dari angin, untuk dia berhenti dan istirahat.

Tapi sudah begitu lama, dia masih tidak mendapatkan teluk ini.

Novel Terkait

My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu