Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 8 Lain di Mulut, Lain di Hati

Nenek Fu menjadi cemas ketika ia tak mendengar jawaban Jasmine, "Jasmine? Apa kamu masih mendengarkan?"

Bulu mata Jasmine bergetar, ia akhirnya kembali sadar, "Nenek, aku masih di sini, aku dan...Michael..."

"Jasmine, katakan pada nenek, apakah bocah tengil itu membulimu lagi?" tanya Nenek Fu dengan tegang.

"Tidak...tidak, Nenek...Michael sangat baik kepadaku," Jasmine menggigit bibirnya, ia berbohong.

Kuku jari yang tertancap di meja kantornya tiba-tiba terasa sakit, ia baru sadar kalau kuku panjangnya telah patah menjadi dua karena menekan terlalu keras.

"Jasmine, kamu jangan membohongi Nenek...Kalau bocah tengil itu jahat padamu, membulimu, kamu harus memberitahu Nenek, Nenek akan memberinya pelajaran!" Nenek Fu melanjutkan perkataannya dengan hati yang cemas.

"Nenek, dia sangat baik kepadaku, dia tidak membuliku, Nenek tenang saja," ujar Jasmine dengan nada tenang.

Nenek Fu adalah anggota Keluarga Fu yang paling memperhatikannya dan orang yang paling baik kepadanya, ia tak ingin Nenek Fu khawatir...

Lebih-lebih, ia tak ingin Nenek Fu bertengkar dengan Michael gara-gara dirinya, bagaimanapun mereka adalah keluarga.

"Kalau begitu Nenek bisa tenang. Nenek sangat menantikanmu dan Michael melahirkan seorang cucu untuk Nenek gendong," kata Nenek Fu sambil tertawa.

"Ya" Jasmine mendengarkan dalam diam, hatinya terasa bercampur aduk.

Setiap kali selesai melakukannya, Michael selalu memintanya meminum obat anti hamil keesokan harinya, sehingga dia sama sekali tak memiliki kemungkinan untuk hamil.

"Jasmine, nanti malam pulanglah ke rumah bersama Michael, kita makan bersama, Nenek sudah lama sekali tidak bertemu kalian sampai kangen begini," ujar Nenek Fu tanpa bisa ditolak.

"Tapi...Nenek, aku..." Jasmine menggelengkan kepala, ia hendak mencari alasan untuk kabur.

"Tidak ada tapi-tapian, bukankah tadi katamu hubunganmu dan Michael membaik? Masakah kau membohongi ibu tua ini?" Detik berikutnya, suara Nenek Fu berubah menjadi marah.

"Aku..." Jasmine tak bisa berkata-kata lagi.

"Karena sudah seperti ini, aku putuskan begini saja," tanpa menunggu jawaban Jasmine, Nenek Fu mematikan teleponnya.

Jasmine mengembalikan telepon ke tempatnya, ia menghembuskan napas panjang. Ia meletakkan wajahnya di atas lengan, dengan lelah tertelungkup di atas meja.

Ketika Michael masuk ke ruangannya dan melihat Jasmine tertelungkup di sana dengan lengan terlipat, di balik lengannya, tampak wajah mungilnya yang seperti ukiran giok.

Wanita itu memejamkan matanya, sekeliling matanya memerah, di ujung bulu matanya yang panjang masih tergantung butiran air mata.

Rambut yang awalnya tergulung rapi di belakang kepala, kini agak berantakan, terdapat beberapa helai yang keluar di belakang telinga.

Michael mengangkat kakinya, selangkah demi selangkah berjalan mendekat, ia bisa mendengar dengan jelas suara napas wanita itu.

Beberapa langkah dari meja, mata Michael menyipit, ia baru menyadari kancing kemeja wanita itu entah kapan terbuka, kebetulan di bagian dada.

Menampakkan tank top hitam di dalamnya, yang membungkus erat dua bulatan di depan dada.

Michael pun berdiri di sebelahnya, seluruh tubuhnya menegang, jakunnya bergerak naik turun.

Tepat saat itulah, bola mata Jasmine bergerak-gerak, detik berikutnya, ia mengerutkan alisnya, dan tiba-tiba membuka kedua matanya.

Pandangannya segera terarah ke sosok yang berdiri di hadapannya. Jasmine kaget setengah mati, pupil matanya mengecil, dan tanpa disadari ia melompat mundur, seperti seekor landak yang hendak melindungi diri dengan mengeluarkan duri di sekujur tubuhnya.

"Michael Fu, kamu...bagaimana kamu bisa masuk?" tanyanya dengan suara bergetar.

Prak! Michael membanting tas dokumen milik Jasmine yang ada di tangannya ke atas meja. Mata hitam yang semula dipenuhi hasrat, saat itu juga menghilang.

Michael Fu yang sedang kejam, selamanya membuat ia muak.

"Ha, kau ini memang wanita murahan, kamu pasti sengaja meninggalkan tas dokumenmu di sana, untuk menarikku supaya datang kemari kan? Mau berpura-pura apa lagi?”

Satu tangan Michael menopang di atas meja, satunya lagi menekan kursi yang diduduki Jasmine, posturnya membentuk sebuah lingkaran dengan Jasmine di tengah-tengahnya.

Pandangan Jasmine terhenti sejenak pada tas dokumennya, kemudian ia kembali tenang, dipandangnya Michael lekat-lekat, “Karena Direktur Fu telah mengembalikannya, kalau tak ada urusan lagi, tolong silakan pergi!”

Seluruh tubuh Michael yang dipenuhi aura lelaki, membuat syaraf-syaraf Jasmine menegang, jantung di rongga dadanya seakan mau melompat keluar.

"Ha! " Michael tertawa rendah, pandangannya jatuh ke arah kancing Jasmine yang terbuka di bagian dada, serta pemandangan indah yang menyembul di antara lubang itu, "Jasmine Lo, kau yakin kau menyuruhku pergi, ha?"

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu