Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 158 Cincin (2)

Semenjak Michael kehilangan ibunya, dia sudah belajar mandiri sejak masih kecil, dan dia sudah melakukannya untuk waktu yang lama.

Tidak bergantung pada orang lain dan tidak semudah itu percaya kepada orang lain.

Tapi bertahan hidup seorang diri sangatlah melelahkan. Kalau lapar, dia harus mencarinya sendiri, kalau terluka, dia harus mengobatinya sendiri.

Jasmine adalah sebuah cahaya bagi kehidupan Michael, Jasmine menerangi kehidupan Michael yang gelap, bagaimana bisa Michael melepaskan orang seperti ini?

Sejak ibunya meninggal, Michael tidak pernah menangis lagi.

Namun saat ini, dia ingin mencari satu tempat untuk mencurahkan semua isi hatinya.

Namun pikiran ini hanya terlintas saja.

Michael cukup kuat untuk menahan dirinya untuk tidak melakukan hal ini, dia cukup kuat untuk tidak menyerah, dan cukup kuat untuk menghadapi semua masalah.

Maka dari itu Michael berusaha untuk tersenyum dan menekan semua rasa sakit yang dia rasakan.

"Jangan menipuku Michael..." Suara Fiona terdengar melemah, tidak seperti tadi, "Apakah aku melakukan sesuatu yang salah sehingga kamu membenciku? Aku mohon agar kamu tidak membenciku, aku akan berubah, aku akan berubah..."

"Bagaimana bisa Fiona, kamu adalah orang yang baik." Michael berusaha untuk tersenyum.

Fiona memohon kepadanya agar tidak meninggalkannya.

Tapi Jasmine ingin bercerai dengannya.

Michael tidak tahu apa yang terjadi saat ini.

"Kamu jangan berbohong padaku...."

"Tidak, aku tidak berbohong." Michael tersenyum.

Saat ini Michael tidak berbohong pada Fiona, dia benar-benar merasa bahwa Fiona adalah seseorang yang baik.

"Kalau aku adalah orang yang baik, mengapa kamu tidak ingin bersamaku?" Fiona terlihat sedih.

"Aku tidak bilang bahwa aku tidak ingin bersamamu." Michael menghela napas.

"Kalau begitu, setelah aku keluar dari rumah sakit, kita pergi membeli cincin bersama?" Fiona mengungkit masalah cincin lagi, "Kalau begini, Jasmine akan tahu lebih cepat tentang kabar baik ini." Sekarang Fiona sudah tertawa lagi, seperti sudah tidak menyalahkan Jasmine atas semua yang dia alami.

Michael tertegun sejenak, dan merasa tertarik akan apa yang dikatakan oleh Fiona.

Memberitahu Jasmine tentang hal ini?

Michael tidak tahu mengapa otaknya terpikir akan suatu cara.

Kalau Jasmine melihat cincin yang dipakai dirinya dan Fiona, bukankah Jasmine akan merasa tertekan?

Mungkin saja Jasmine akan cemburu dan berusaha agar semuanya kembali menjadi lebih baik?

Apakah Jasmine akan berpikir bahwa perceraian adalah hal yang konyol?

Michael tidak bisa menahan dirinya untuk berpikir seperti ini.

Melihat Michael yang tidak langsung menjawab Fiona, Fiona terlihat sedih.

Sebelum memikirkan akibat dari semua ini, Michael menjawab Fiona.

"Aku janji."

Setelah selesai berbicara, kedua orang itu tertegun sejenak.

Fiona pun tertawa, "Aku tahu bahwa kamulah yang terbaik!"

Michael membeku sejenak, dan setelah itu dia merasa lebih tenang.

Semua ini pasti tidak ada efek buruk untuk mereka, Michael berusaha menenangkan dirinya.

Semua ini adalah mimpi yang dia buat untuk Fiona.

Maka dari itu Michael setuju.

Fiona sangatlah senang, dia merasa semua rencananya berjalan dengan sangat lancar melebihi ekspektasinya.

Michael berpikir bahwa Fiona hanya akan pergi dengan dirinya untuk membeli cincin saja, tapi Michael tidak tahu maksud terselubung Fiona.

Selama Fiona menuntunmu berjalan di satu jalur, akan ada banyak lubang yang menunggumu untuk jatuh kedalamnya di depan.

Bagaimana Jasmine? Apakah kamu bisa mengalahkanku?

Apa yang bisa kamu lakukan walaupun Michael menyukaimu?

Semua ini berada di dalam kontrolnya.

.....

Jasmine yang sedang berada di kantor, merasakan jantungnya sakit.

Jasmine berhenti menandatangani dokumen dan memegang dadanya.

Sebenarnya, setelah Jasmine menjadi pisau bagi Michael, Jasmine sering merasa jantungnya tidak nyaman.

Tapi Jasmine bukanlah orang yang peduli akan hal ini, lagipula dia tidak terlalu ingin pergi ke rumah sakit.

Maka dari itu, setiap kali dia merasa tidak enak badan, dia menggertakkan giginya, berusaha untuk menahan rasa sakitnya.

Namun akhir-akhir ini, rasa sakit ini semakin menjadi, dia tidak tahu apakah ini dikarenakan oleh suasana hatinya yang tidak karuan.

Jasmine menghela napasnya, dia merasa dirinya perlu membeli obat.

Melihat Jasmine yang sedang mengelus dadanya, Ines yang tadinya ingin mengumpulkan sebuah dokumen langsung tahu bahwa ada yang tidak beres dengan Jasmine.

Ines bertanya pada Jasmine dengan panik. "Kak Jasmine, apa yang terjadi? Apa kamu tidak enak badan?"

Jasmine menggelengkan kepalanya dan melepaskan tangannya dari dadanya, "Aku tidak kenapa-napa, aku sudah menandatangani ini, bawalah pergi."

"Baik,Kak Jasmine, aku harap kamu tidak memaksakan dirimu." Ines berkata dengan penuh prihatin, "Kamu baru saja sembuh, jangan memaksakan dirimu, kalau ada hal yang bisa kami bantu, biarkan kami membantumu."

Mendengar ini, Jasmine tersenyum.

Setiap kali Jasmine merasa sedih, orang-orang ini, teman-temannya ini selalu saja memberikan dukungan untuknya.

"Jangan khawatir, aku tidak kenapa-napa." Jasmine tertawa.

Mendengar ini barulah Ines pergi keluar.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu