Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 38 Jenny Tidak Pantas (2)

Nenek Fu melirik pada Jenny, kemudian berkata, "Nona Lo, terima kasih kau dan Michael mengantarku ke rumah sakit, sekarang aku sudah baik-baik saja, tidak perlu merepotkanmu tinggal di sini."

Perkataannya terdengar seperti tak ingin merepotkan, sebenarnya maksudnya sangat jelas, apa lagi kalau bukan karena tak ingin melihat Jenny.

Mendengarnya, wajah Jenny menjadi sangat tidak enak, namun nada bicaranya dibuat sedatar mungkin.

"Aku masih ada urusan, kalau begitu Nenek Fu, aku pamit dulu."

Saat akan pergi, Jenny masih secara khusus memandang Michael, sayangnya Michael bahkan tak melihatnya, saking marahnya Jenny sampai ingin membanting pintu.

Karena di kamar pasien sudah tak ada Jenny, suasana hati Nenek Fu menjadi lebih baik, ia terus menggenggam tangan Jasmine, dan tak melepaskannya.

"Jasmine, kata-kata Michael jangan kau masukkan dalam hati, kaulah saru-satunya istri cucuku."

Jasmine tahu nenek sedang menghiburnya, tetapi ia justru tak tahu harus menjawab apa. Terlalu banyak masalah di antara mereka, ia sangat ingin memutus hubungan, tapi tak ada kemungkinan bisa terlepas.

Dulu ia masih berpikir mungkin suatu hari nanti hubungannya dan Michael bisa membaik, bahkan mungkin bisa terjadi banyak perubahan.

Namun semakin lama, ia menyadari sebenarnya ia yang terlalu banyak berpikir. Michael sejak awal tidak pernah ada keinginan untuk menjalani hubungan baik-baik dengannya, kalau tidak tak mungkin ada perjanjian sementara.

Iya juga, masih ada setengah tahun, sebetulnya waktu berjalan cepat. Setelah setengah tahun, ia dan Michael sudah tak akan ada hubungan apa-apa lagi, hingga saat itu, mereka akan kembali ke jalan masing-masing, tanpa hubungan apapun.

Nenek Fu melihat Jasmine terus diam, ia berkata pada Michael, "Michael, tolong belikan aku buah."

Michael tahu nenek ingin mengatakan sesuatu pada Jasmine, dan ia tak seharusnya di sana mendengarkannya, karena itu ia menganggukkan kepala dan meninggalkan kamar pasien.

"Jasmine, nenek ini sudah berpengalaman, aku tahu kau punya perasaan pada Michael, sebenarnya Michael juga punya perasaan padamu, hanya saja ia beberapa tahun ini tak sadar, ia tak mau mengakui perasaannya, makanya ia seperti itu," kata Nenek Fu sambil menepuk-nepuk tangan Jasmine.

Jasmine memahami perkataan nenek, tetapi ia benar-benar tak ingin asal berpikir, setiap ia memberi harapan untuk dirinya, pada akhirnya yang ia dapatkan hanya penderitaan yang berlipat ganda. Perasaan seperti itu terlalu membuat putus asa.

Bagaikan orang yang tenggelam, tenggelam semakin dalam setiap kali tertimpuk oleh batu, bahkan kesempatan untuk bernafas pun tidak ada.

"Nek, orang di hati Michael hanyalah Fiona, aku tahu nenek ingin hubungan kami membaik, tetapi aku sudah berusaha."

Mendengar itu, Nenek Fu cepat-cepat memotong kata-kata Jasmine, "Tidak mungkin, Jasmine, Michael hanya tertutup matanya, ia hanya tak bisa melihat hatinya. Bagaimana mungkin ia menyukai Fiona, hanya karena ia salah paham bahwa anak di perutnya adalah anaknya, karena itu anak itu diaborsi, kau dan aku tahu alasan sebenarnya."

Jasmine terdiam, ia tahu benar milik siapa anak yang dikandung Fiona, ia juga tahu kenapa pada saat itu Fiona menggugurkan anaknya. Pada saat Nenek Fu memberitahukan kebenaran itu padanya, ia benar-benar tak bisa mempercayainya.

Ia benar-benar buta, telah berteman sekian lama dengan Fiona, tidak ada yang disembunyikan di hati, namun akhirnya Fiona merebut Michael, bahkan mengandung anak. Hanya dalam 1 tahun, saat itu ia hanya ke luar negeri untuk berobat, kenapa saat ia kembali semuanya berubah.

Musim panas tahun itu, Fiona kembali dan menyuruhnya pergi ke aula menemui Michael, mukanya penuh kemisteriusan, namun justru ia membocorkan padanya bahwa Michael akan menembaknya.

Pada saat itu, ia tanpa ragu mempercayai Fiona, sehingga ia tak berpikir bahwa Fiona menyiapkan perangkap untuknya, lebih tak berpikir lagi bahwa Fiona akan menyakitinya.

Saat ia sampai di aula, melihat api besar berkobar, Jasmine tanpa berpikir panjang menerjang masuk, ia tahu Michael menunggunya di dalam, tak mungkin ia membiarkan Michael terperangkap di dalam seorang diri, oleh karena itu ia tak mempedulikan apapun dan masuk begitu saja.

Namun saat ia masuk, ia tak melihat Michael, saat ia menyadari hal itu, apinya sudah tak terkendali lagi.

Jasmine berteriak memanggil Michael di tengah besarnya kobaran api dengan sangat putus asa, tetapi tak ada jawaban. Air matanya mengalir deras di pipinya, rasa sakit itu begitu menusuk, Jasmine tak bisa melupakannya hingga sekarang.

Lalu apa yang terjadi?

Setelah tersadar, Jasmine tak bisa melupakan saat Fiona menunjuk-nunjuknya dan dengan tega berkata di kepalanya ada bekas luka yang jelek.

"Jasmine, lihat rupamu yang jelek sekarang, apakah kau pikir Michael akan menyukaimu? Tidak, ia tak akan menyukai orang jelek, kalau kau bersikeras bersama dengannya, cuma akan membawa olokan bagi Michael, orang-orang akan menertawakan Michael seumur hidup."

Jasmine yang malu dan minder itu, karena ejekan Fiona akhirnya ia memutuskan pergi ke luar negeri untuk berobat, karena takut Michael tahu apa yang ia lakukan, ia pun memutuskan untuk pergi tanpa pamit.

Namun saat ia kembali, Jasmine mendengar berita bahwa Michael dan Fiona berpacaran, hubungan mereka sangat baik, bahkan mereka akan menikah.

Ia tak berani muncul di hadapan Michael, ia takut terluka melihat Michael dan Fiona bermesraan. Karena itu ia pun bersembunyi di rumah, tidak berani keluar dan bertemu orang, namun kabar mengenai Michael tetap terdengar di telinganya.

Hari-hari penuh penderitaan itu, setiap kali ia mengingatnya hatinya selalu terasa sakit.

"Jasmine, kau adalah anak yang baik, nenek tak mungkin salah melihat orang. Michael akan kembali mencintaimu, jangan mudah menyerah. Dan juga aku sudah mendengar masalah di perusahaan, tenang saja, ada nenek, tak akan ada orang yang bisa menggantikanmu," kata Nenek Fu, "Jenny bukan apa-apa, ia tidak pantas."