Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 193 Beraksi (2)

Semua persiapan sudah dilakukan. Keesokan paginya, Jasmine Lo dan Michael Fu pergi ke perusahaan terlebih dahulu, kemudian mengambil semua berkas, berangkat dari perusahaan, bersiap untuk menuju King Star.

Michael Fu dan Jasmine Lo masing-masing membawa satu tas kantor, keduanya berpakaian formal, berjalan cepat ke arah tempat parkir.

Setelah melakukan persiapan yang cukup lama, Jasmine Lo sangat menantikan hasilnya.

Apakah bisa bermasalah? Seharusnya tidak mungkin. Lagipula, mereka sudah menyiapkannya dalam jangka waktu yang lama.

Begitu banyak orang telah bekerja keras untuk hal ini, Jasmine Lo percaya, apa yang mereka berikan, akan menjadi jawaban yang memuaskan.

Setelah masalah ini selesai, boleh dikatakan bahwa semua pekerjaannya telah tuntas. Jasmine Lo menghela nafas lega, meskipun tahu di masa kritiis ini ia tidak boleh lengah, Jasmine Lo tetap tidak bisa menahan pikirannya yang sudah mulai berkelana.

Ketika semua pekerjaannya selesai, dia akan berada di rumah menunggu kelahirannya.

Jasmine Lo memikirkan kelak nyawa yang baru akan segera lahir, buah hati Michael Fu dengannya, seketika hatinya menjadi hangat.

Ini benar-benar........ Luar biasa.

Saat malam tiba, Jasmine Lo diam-diam pernah memikirkannya, ketika dia berada di rumah sendirian, apa yang harus dilakukannya?

Mari melihat buku yang bersangkutan terlebih dahulu, pikir Jasmine Lo, lagipula ini merupakan kehamilan pertamanya, ia tidak memiliki pengalaman seperti ini, dan semakin banyak dia mengetahuinya, akan semakin bagus untuk kelancaran kelahirannya.

Ia juga bisa menghubungi beberapa teman lamanya, Jasmine Lo berpikir, bahwa dia dapat bertanya kepada senior-seniornya, apakah mereka memiliki pengalaman mengasuh anak yang dapat diajarkan.

Mendidik sebuah jiwa yang baru, membuat Jasmine Lo merasa sedikit gugup, namun juga senang.

Dia tidak tahu apakah ia bisa melakukannya dengan baik, tetapi dia akan berusaha sebaik mungkin.

Anak ini, setidaknya telah membuktikan bahwa ia dan Michael Fu dulu pernah bersama.

Cinta, merupakan sesuatu yang tidak nyata, karena itu komitmenlah yang orang-orang inginkan. Tetapi seberapa jelaskah komitmen daripada cinta? Keduanya sama, tidak terlihat dan tidak berwujud.

Jadi, yang bisa menunjukkan mereka berdua pernah bersama adalah kehadiran anaknya.

Jasmine Lo menyentuh kalung cincin yang selalu berada di dadanya.

Bahkan jika Fiona He telah pindah keluar, cincin ini, Jasmine Lo juga sudah tidak pernah memakainya di jarinya lagi.

Meski Michael Fu tidak mengatakan apa-apa, tetapi Jasmine Lo tahu, hatinya sudah mengerti.

Karena itulah, mereka tidak akan dengan mudahnya menyinggung satu sama lain.

Gara-gara Fiona He, Michael Fu membuatnya melepaskan cincin ini, hal itu bukanlah sebuah duri yang kecil di hati Jasmine Lo.

Duri ini terlihat halus, namun saat malam yang tenang tiba, itu terasa menyakitkan.

Jadi Jasmine Lo ingin menunggu sampai duri itu tercabut sepenuhnya, barulah ia akan memakai cincin itu kembali.

Pada saat itulah, mungkin dia akan menerima perasaan ini.

Jasmine Lo tersenyum, ia merasa hari itu akan segera datang.

Michael Fu membuka pintu belakang mobil, membiarkan Jasmine Lo masuk terlebih dahulu, kemudian Michael Fu mengikutinya dari belakang.

Jarak perjalanan kali ini lumayan jauh, jadi Michael Fu juga tidak ingin mengendarai mobilnya, dengan tenang duduk di kursi belakang menyimpan energinya, untuk menjelaskan dan menerangkan nantinya.

Di pertemuan ini dia bisa menganalisis kerja sama kali ini secara terperinci bersama dengan beberapa pemegang saham, mencoba membujuk mereka, dan menanyakan beberapa hal penting.

Jasmine Lo berpikir bahwa ini hanyalah formalitas, Michael Fu telah melakukannya dengan sangat sempurna, para pemegang saham pasti akan menyetujuinya.

Setelah rapat ini selesai, sudah saatnya untuk menunjukkan hasilnya kepada Smith Corporation.

Ekspresi terkejut seperti apakah yang akan mereka berikan? Jasmine Lo tidak bisa berhenti memikirkan kegembiraannya.

Dia selalu mempercayai kemampuan Michael Fu, ia percaya, kali ini Michael Fu pasti tidak akan mengecewakannya.

Mobil keluar dengan perlahan dari parkiran menuju jalan raya, tetapi terpaksa harus berhenti di sudut jalan dekat pintu masuk perusahaan.

Karena terjadi kemacetan di depan jalan. Ada dua mobil saling bertabrakan, meskipun tidak terlalu serius, tetapi akan membutuhkan waktu untuk menyelidiki dan mengumpulkan buktinya, sehingga sebagian jalan harus diblokir untuk sementara, dan semua kendaraan yang ada melewatinya dari sisi yang lain.

Michael Fu sedikit mengernyit, berkata kepada sopir: "Kita ambil jalan memutar saja."

Sopir menganggukkan kepala, mobil berhenti dalam gerakan lambat, dan menunggu kesempatan untuk berbelok.

Kemudian, Michael Fu mendengar ada yang mengetuk jendela mobilnya.

Michael Fu mengerutkan dahinya, mengapa seseorang tiba-tiba mengetuk jendelanya?

Kaca mobil Michael Fu ditutupi film berwarna hitam, tidak dapat melihat bagian dalam mobil dari luar, namun yang berada di dalam mobil bisa melihat ke luar dengan jelas.

Ketika Michael Fu mendengar suara ketukan di jendelanya ia menoleh, Jasmine Lo juga mengikutinya berpaling.

Di depan mobilnya berdiri seorang pria yang memakai kacamata hitam, mengisyaratkan Michael Fu untuk menurunkan jendela mobilnya.

Ada apa? Apakah gara-gara masalah jalan raya?

Michael Fu mengernyitkan keningnya, hatinya merasakan ada yang tidak beres.

Jika ini berhubungan dengan mobilnya, bukankah seharusnya mencari pengemudinya terlebih dahulu? Mengapa dia harus mengetuk jendela kursi belakang?

Michael Fu merasa sedikit aneh, tetapi orang yang berdiri di luar terlihat sangat cemas, Michael Fu pun tidak terlalu memikirkannya.

Namun pada saat tangannya bertindak, sebuah gagasan tiba-tiba melintas di benak Michael Fu.

------ Orang yang berada di luar sudah pasti tidak dapat melihat ke dalam mobil, bagaimana lelaki ini bisa mengetahui ada yang duduk di kursi belakang?

Tetapi begitu pemikiran itu muncul, jendela mobil telah diturunkan.

Kemudian Michael Fu mendengar teriakan Jasmine Lo yang seperti sedang menjerit di sampingnya, "Michael awas!"

Selanjutnya terdengar suara "Bang" yang keras, meledak di sebelah telinganya.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu