Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 262 Sebuah Cahaya di Kegelapan (1)

Setelah Jason Lo pergi, dia tidak kembali pada hari yang sama.

Jasmine Lo menunggu Jason Lo kembali, dia mengira setelah bertemu dengan Fiona He, maka Jason Lo akan kembali.

Tetapi sangat jelas, Jasmine Lo salah memperdiksi.

Pikiran Jasmine Lo terhadap Jason Lo terlalu baik. Dia mengira Jason Lo akan menyinarinya menggunakan lampu itu hanya untuk beberapa saat, tetapi jelas sekali, tidak begitu yang diinginkan Jason Lo.

Sejak Jason Lo menerima telepon, dia tidak kembali lagi.

Jasmine Lo yang dari tadi berada di bawah cahaya lampu, dengan segera memasuki keadaan tidak sadarkan diri.

Cahaya lampu itu sangat terang, walaupun Jasmine Lo begitu lelah, tetapi dia sama sekali tidak dapat tidur, dia hanya dapat menutup rapat matanya, menahan rasa lelah di tubuhnya.

Mengapa sampai saat ini, dia tidak pingsan.....Jasmine Lo dengan kelelahan berpikir.

Mengapa masih saja dia hidup.... Jasmine Lo tidak dapat menahan dirinya untuk berpikir seperti itu.

Begitu sengsara, hidup yang begitu melelahkan.

Mengapa manusia melakukan hal ini hingga tahap seperti ini?

Mengapa dirinya tetap hidup di dunia ini?

Perutnya kembali terasa sakit, Jasmine Lo tahu, saat ini anaknya sedang memberontak.

Keadaan tubuhnya saat ini mempengaruhi keadaan anak yang ada di dalam rahimnya.

Tetapi dia tidak mempunyai cara untuk menyelamatkannya, dia merasa binggung.

Dia sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi dia tetap tidak dapat menyelamatkan dirinya.

Dia terus menunggu, menunggu seseorang datang untuk menyelamatkannya.

Tetapi orang tersebut tidak kunjung datang.

Tiba-tiba di dalam benak Jasmine Lo teringat cerita 1001 malam.

Seorang Jin di kurung di dalam botol, dikurung di dalam sana dengan bengitu lama, sangat menyedihkan, lalu Jin tersebut berjanji di dalam hati, siapapun yang dapat menyelamatkannya, dia akan membuat orang tersebut bahagia selamanya.

Lalu seratus tahun telah berlalu, dia tetap berada di dalam botol tersebut.

Ketika abad yang baru di mulai, dia berpikir, siapapun yang datang dari abad ini dapat yang menolongnya, maka dia akan membalas jasanya, memberikannya harta yang terpendam di bawah tanah. Tetapi tetap tidak ada orang yang mendekati botol tersebut. Lalu pada abad baru yang ketiga, walalupun dia telah menunggu dengan tidak sabar lagi, tetapi Jin tersebut tetap berpikir, siapapun yang menolongnya, dia akan memberkatinya dan memberikannya tiga permintaan.

Lalu, telah lewat tiga abad, tetapi tetap tidak ada orang yang datang untuk menolongnya.

Hati Jin tersebut menjadi dingin, lalu dia bersumpah, siapa pun yang datang saat ini untuk menolongnya, maka dia akan membunuh orang tersebut.

Jasmine Lo merasa, dirinya sekarang seperti Jin yang ada di dalam botol.

Dia telah menunggu dengan sangat lama, lama hingga dirinya merasa tidak ada harapan lagi.

Hatinya dingin, hingga merasa, terhadap dunia ini dan terhadap Michael Fu hatinya penuh dengan kebencian.

Dia sama sekali tidak melakukan kesalahan, tetapi mengapa dia harus merasakan semua ini, bagaimana dia tidak merasa benci!

Dia telah berkorban begitu banyak, sangat banyak! Apa hasil yang dia dapatkan! Mati di sebuah tempat yang tidak ada orang sama sekali?

Bahkan anak yang ada di rahimnya, menjadi objek yang dia benci.

Dia begitu berharap anak ini dapat di lahirkan dengan selamat, bahkan dapat tumbuh sehat dan bahagia, tetapi sekrang, dia segera akan kehilangan anaknya.

Sekarang dia tidak dapat menahan rasa sakit di perutnya, tetapi dia tidak mempunyai tenaga untuk berteriak.

Dia menerima begitu banyak siksaan, tetapi tidak seorangpun yang datang untuk menolongnya.

Dia tidak dapat menolong anaknya, perasaan yang mendalam ini berubah menjadi kebencian.

Kalau tidak dapat melindungi, mengapa harus membiarkan anak ini ada, mengapa harus membiarkan anak ini merasakan penderitaaan seperti ini?

Jasmine Lo tahu, dia tidak mempunyai kuasa membiarkan anak ini hidup ataupun mati.

Tetapi sekarang, dia tidak mempunyai kuasa akan mati dan hidup akan dirinya sendiri.

Jasmine Lo ingin tertawa, tetapi bahkan untuk menggerakan bibirnyapun dia tidak sanggup.

Perasaan seperti kapanpun akan mati ini, tidak membuat Jasmine Lo merasa takut, justru dia merasakan sebuah pembebasan.

Hatinya tidak puas, tetapi sejak awal dia sudah merasa kecewa.

Pelan-pelan, di bawah cahya lampu yang sangat kuat, Jasmine Lo tidak dapat melawan kuatnya cahaya tersebut.

Bahkan dia sendiripun tidak tahu apakah sekarang dirinya sudah menjadi buta.

Dia tidak pernah merasakan benci yang amat sangat kepada dunia ini, tetapi sekarang, Jasmine Lo sangat membenci dunia ini bahkan terhadap setiap rumput yang kecil sekalipun.

Sebelumnya walaupun tidak makan dan minum, tubuhnya dapat bertahan dengan berisitirahat sebentar, tetapi sekarang, bahkan haknya untuk tidurpun sudah dirampas.

Pada keadaan ini, tubuh Jasmine Lo sangat lemah.

Jasmine Lo berjuang sepanjang malam di bawah cahaya lampu yang kuat. Tetapi dia sendiri pun tidak tahu sudah berapa lama, dia merasa waktu sudah berlalu begitu lama, bahkan sudah lewat bertahun tahun.

Ketika hari kedua dia tersadar, pintu gudang yang mengurung Jasmine Lo telah di buka.

Tetapi Jasmine Lo sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk menentukan, apakah ada orang yang datang, dan siapa yang telah datang.

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu