Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 73 Apakah harus menghalalkan segala cara seperti ini? (1)

Malam itu Michael Fu menginap di tempat Fiona He.

Keesokkan paginya, setelah Michael Fu membujuknya seharian, akhirnya Fiona He membiarkan dia pergi.

Karena terburu-buru Michael Fu tidak pulang kerumah, dan langsung pergi ke perusahaan.

Saat sampai di kantor, dia menemukan kantornya tidak terkunci.

Michael Fu lalu mengerutkan dahi, sejak kapan Jasmine Lo ceroboh seperti ini?

Michael Fu mendorong pintu dan masuk, ternyata baru masuk, langsung melihat Jasmine Lo duduk disamping meja kerjanya, bahkan posisi kursinya tidak bergerak.

Layar komputer di depan Jasmine Lo masih menyala, diatasnya penuh dengan dokumen yang terbuka.

Hanya saja Jasmine Lo sedang terlungkup tertidur diatas mejanya, bahkan saat Michael Fu mendekat dia juga tidak merasakan kehadirannya.

Hal ini membuat Michael Fu perlahan mengerutkan dahi.

Kenapa kewaspdaan Jasmine Lo sangat buruk, jika yang masuk orang lain dan bukan dirinya, bagaimana?

Tanpa sadar Michael Fu mengerutkan dahi, memikirkan Jasmine Lo menunjukkan sisi dirinya yang tidak waspada kepada orang lain,

Kelihatannya semalam Jasmine Lo tidak pulang ke rumah. Michael Fu berpikir dalam hati, apakah dia sangat peduli dengan pekerjaan ini? Sendirian, di perusahaan sebesar ini, lembur setiap malam?

Michael Fu melihat wajah Jasmine Lo yang tertidur, sehelai rambut jatuh dari dahinya, Michael Fu mengangkat tangan mengembalikannya ke belakang telinganya.

Lalu Michael Fu membungkuk untuk menggendong Jasmine Lo, agar dia tidur sebentar di ruang istirahat.

Siapa sangka dia baru menyentuh pundak Jasmine Lo, Jasmine Lo langsung bangun.

"Kamu sudah datang....." Jasmine Lo, menggosok matanya, nada suaranya masih tidak jelas karena baru bangun.

Melihat kedua mata Jasmine Lo yang masih mengantuk, Michael Fu tiba-tiba merasa sedikit bodoh.

Sebelum Michael Fu melakukan gerakan selanjutnya, Jasmine Lo menggosok matanya, lalu mengembalikan kesadarannya, dan menunjuk layar komputer.

"Rencana yang kemarin kita katakan ingin kita selesaikan, aku sudah menyelesaikannya semalam." Semalam Jasmine Lo sendirian di kantor, bahkan tidak makan malam, segera menyelesaikan pekerjaan yang mereka rencanakan kemarin.

Saat tadi Michael Fu baru masuk, Jasmine Lo baru saja terlungkup dan memejamkan mata sebentar.

"Hmm, aku mengerti. Kamu pergilah istirahat." Michael Fu menunjuk ruang istirahat.

"Nanti saja, aku beritahukan dulu kepadamu hasil akhir yang aku peroleh semalam." Jasmine Lo menggerakkan sedikit lehernya yang kaku, mengangkat tangan dan membuka sebuah dokumen.

Michael Fu tiba-tiba meletakkan tangannya di pundaknya, "Kenapa, tidak percaya dengan kemampuanku dalam bekerja?"

Jasmine Lo diam terpaku sejenak, dia berkata sedikit tidak berdaya :"Bukan...." aku hanya ingin menjelaskan sedikit, jadi akan sedikit lebih mudah saat nanti kamu melanjutkan pekerjaan hari ini .

Tidak menunggu Jasmine Lo selesai bicara, Michael Fu kembali berbicara dan memotong perkataan Jasmine Lo, "Atau, kamu sedang menungguku menggendongmu kesana? "

Mendengarnya wajah Jasmine Lo memerah, melihat Michael Fu sedang mencondongkan badan ingin menggendongnya, dia segera bediri.

"Tidak perlu, aku pergi sendiri." suara Jasmine Lo sedikit malu, lalu berjalan dua langkah menuju ruang istirahat, setelah berpikir lalu berbalik,”Jika ada apa-apa, kamu panggil aku kapan saja.”

Sejujurnya, sebelum memenangkan proyek ini, biarpun Jasmine Lo tidur, dia juga tidak dapat istirahat dengan tenang.

“Cerewet.” Michael Fu melambai-lambaikan tangan kearahnya dan menyuruhnya segera pergi istirahat, lalu langsung duduk di meja kerjanya.

Jasmine Lo menghela nafas, dan berjalan ke ruang istirahat.

Dia tidak mengkhawatirkan kemampuan Michael Fu, dia lebih tahu dari siapapun seberapa hebat kemampuan Michael Fu, tapi tidak tahu kenapa, Jasmine Lo merasa hatinya sedikit tidak tenang.

Mungkin beberapa hari ini dia bekerja terlalu lelah, semalam juga tidak istirahat sedikitpun, sehingga memiliki perasaan ini. Jasmine Lo berpikir sambil berbaring di ranjang ruang istirahat dan menutupi dirinya dengan selimut.

Di selimut ada aroma parfum pria yang sering digunakan Michael Fu.

Jasmine Lo menciumnya perlahan, tiba-tiba wajahnya memerah.

Dirumah Michael Fu dan Jasmine Lo pisah kamar, sangat jarang Jasmine Lo memiliki kesempatan berbaring di ranjang Michael Fu.

Hal ini membuat wajah Jasmine Lo sedikit memerah.

Jasmine Lo mencium aroma selimut yang harum dan juga akrab, aroma ini menenangkan hatinya yang gelisah, lalu Jasmine Lo perlahan mulai tertidur.

……

Dia tidur sampai siang hari.

Tirai di ruang istirahat tidak tertutup rapat, cahaya matahari menerobos masuk, menyinari wajah Jasmine Lo, Jasmine Lo bergerak perlahan, membuka mata.

Melihat jam di dinding, sudah jam sebelas lewat, Jasmine Lo bangun dan membereskan selimut, lalu pergi ke kamar mandi untuk mandi, lalu keluar dari ruang istirahat.

Baru memasuki kantor, langsung melihat manager departemen pemasaran sedang berdiri disamping Michael Fu, mereka sedang membicarakan sesuatu.

Michael Fu mendengarkan suara pintu terbuka, langsung mengangkat kepala, menyadari Jasmine Lo yang masuk, dan sedikit menganggukkan kepala kepadanya ,”Sudah selesai istirahat?” berbicara sambil menunjuk meja kerja Jasmine Lo dengan dagunya, ”Aku meminta kantin mengantarkan makan siangmu kemari, kalau lapar kamu makan duluan.”

Jasmine Lo menganggukkan kepala. Melihatnya menganggukkan kepala, Michael Fu berbalik kembali berbicara dengan manager.

Jasmine Lo berusaha melangkah dengan pelan menuju meja kerjanya, berharap tidak mengganggu Michael Fu yang sedang bekerja.

Di atas meja tersusun empat sayur dan satu kuah yang terbungkus dengan rapat, Jasmine Lo mencobanya dengan tangan, masih panas, kelihatannya baru diantar.

Merasakan kehangatan di ujung jarinya, Jasmine Lo tiba-tiba merasa hatinya sedikit hangat.

Michael Fu ingat memesankan makanan untuknya.

Semalam dia sibuk semalaman tidak makan sedikitpun, pagi ini setelah Michael Fu datang, dia langsung pergi beristirahat. Jadi sekarang, dalam waktu lama dia sama sekali belum memasukkan makanan ke tubuhnya, dia dapat merasakan dirinya lapar.

Tapi dia meletakkan makanan di samping, dan tidak membuka makanannya, malah kembali memeriksa pekerjaannya semalam dengan tenang, untuk memastikan tidak ada kesalahan.

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu