Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 137 Drama Tunggal dalam Pernikahan (2)

Sebetulnya Jasmine Lo tidak bermaksud berbuat demikian, hanya karena Fiona He berada terlalu dekat dengannya, membuatnya merasa sangat tidak nyaman, sehingga dia ingin membuatnya agak menjauh, tapi tidak disangka baru saja dia menggerakkan tangannya, kotak kue yang sedang dipegang oleh Fiona He terlepas dari tangannya dan jatuh.

Kotak itu terhempas ke lantai, kue yang lembut itu terlempar keluar dari kotak dan berada di atas kotak, sudah tidak berbentuk.

Fiona He tertegun sejenak, lalu segera menutup mulutnya dengan tangan, menahan suara tangisnya yang hampir keluar, lalu segera berlutut memungut kotak kue.

Jasmine Lo juga merasa dia agak keterlaluan, tapi tanpa menunggu dia berkata sesuatu, sudah terdengar Michael Fu berbicara agak keras dengan nada dingin.

“Jasmine Lo, kamu jangan memperlakukan orang lain dengan keterlaluan.”

Michael Fu bukan saja berbicara dengan nada dingin, tapi juga terlihat sekali berusaha menahan kemarahan.

Jasmine Lo segera melihat Fiona He.

Raut wajah Michael Fu sudah sangat tidak enak dipandang.

Jasmine Lo untuk beberapa saat hanya terdiam.

Lalu, Jasmine Lo melongo melihat Michael Fu menghampiri Fiona He dan memegangnya seraya berkata dengan suara penuh perhatian, “Fiona, kamu tidak apa-apa?”

Saat ini Fiona He sudah tidak lagi menutupi mulutnya, dia menarik nafas dalam, tapi saat berbicara masih dengan suara tercekat, “Aku, aku tidak apa-apa…”

Sambil berkata, Fiona He mengambil kotak kue tersebut, dengan dibantu oleh Michael Fu dia berdiri.

“Tetapi…” Fiona He berbicara sambil hampir tak dapat menahan airmatanya keluar, “Kuenya sudah tidak bisa dimakan lagi.”

Suara Fiona He sangat sedih, sambil menangis.

Michael Fu sambil masih berusaha keras menahan amarahnya, berkata, “Tidak apa-apa, Fiona, karena ada orang yang tidak tahu bersyukur, ya sudah tidak perlu dimakan.”

Sambil berkata, Michael Fu mengambil kotak kue di tangan Fiona He, berjalan ke depan beberapa langkah, sampai di hadapan Jasmine Lo, membuang kotak kue itu ke dalam tempat sampah.

Selesai Michael Fu melakukan semuanya itu, tidak sedikitpun dia melihat kepada Jasmine Lo, langsung melewatinya, berjalan sampai di samping Fiona He, membimbing Fiona He sampai di samping meja makan.

Hanya saat Michael Fu berjalan melewati Jasmine Lo, dengan berbisik berkata satu kalimat kepada Jasmine Lo, “Lihatlah dirimu sendiri.”

Jasmine Lo mukanya menjadi pucat, sepenuhnya terpaku di tempatnya.

Fiona He dapat mendengar apa yang dikatakan oleh Michael Fu, dalam hatinya sangat senang, diam-diam menertawakan Jasmine Lo yang tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, tapi ekspresi muka yang ditunjukkannya tetaplah ekspresi tidak bisa menahan kesedihannya.

Jasmine Lo benar-benar tidak mengerti hati seorang pria.

Fiona He dalam hatinya menertawakan Jasmine Lo, karena Michael Fu sudah mengatakan sebelumnya mau bersandiwara untuk membohongi Fiona He, Jasmine Lo seharusnya bekerjasama dengan baik, masalahnya jadi kacau seperti begini, membuat Michael Fu jadi susah, pastinya raut wajah Michael Fu akan sangat tidak enak dipandang oleh Jasmine Lo.

Wanita seperti ini, cocokkah bersaing dengannya memperebutkan sebuah cinta? Fiona He tidak bisa menahan tawa, Jasmine Lo hanya berdasarkan Michael Fu yang menyukainya lantas merasa diri sangat hebat?

Cepat atau lambat akan ada satu hari, orang yang disukai oleh Michael Fu berubah menjadi Fiona He.

Hati Fiona He dipenuhi keyakinan bahwa dia akan menang, tetapi mulutnya tetap berkata sambil terisak, “Michael, panggil Jasmine kemari makan bersama-sama.”

“Tak usah pedulikan dia, terserah dia mau makan atau tidak!” Michael Fu sangat geram.

Bagus sekali, sangat bagus. Fiona He hampir tidak dapat menahan diri untuk tersenyum, reaksi Michael Fu sangat membuat dia puas.

Betul saja, Jasmine Lo mendengar perkataan Michael Fu, seperti disadarkan dari tengah mimpi, lalu dengan cepat pergi kembali ke kamarnya.

Setelah menutup pintu kamar, Jasmine Lo tidak bisa lagi menahan air matanya mengalir keluar.

Dia sudah tidak ingat, ini sebetulnya sudah keberapa kali, dia menangis diam-diam di dalam kamar.

Dia juga tidak berani memikirkan, sudah berapa banyak sebetulnya Michael Fu menyakiti hatinya.

Setiap kali, bila masalahnya ada hubungan dengan Fiona He, posisi dia di hati Michael Fu rendah, bahkan lebih sering disepelekan.

Sepertinya tidak peduli dia sekeras apa berusaha, dia tidak mungkin menang dari Fiona He.

Pemahaman ini dalam hati Jasmine Lo sangat mengguncang dirinya, dia gemetar sambil memeluk dirinya sendiri.

Lihatlah, dari awal sampai akhir, dia hanya seorang diri saja. Pernikahan yang sangat konyol ini, dari awal sampai akhirnya hanya ada dia sebagai pemerannya.

Janji yang pernah diberikan Michael Fu kepadanya, kelembutan Michael Fu kepadanya, seperti kembang api yang separuh sangat cantik, juga seperti kembang api yang separuhnya mudah padam.

Dalam hati Jasmine Lo timbul sebuah pikiran putus asa.

Mungkin saja dia dan Michael Fu memang sudah tidak ada harapan.

Kalau bukan karena anak dalam kandungannya, Michael Fu mungkin, di saat Fiona He keluar dari rumah sakit, sudah langsung mengusirnya dari rumah.

Memikirkan hal-hal ini, Jasmine Lo menjadi tawar hati.

Jasmine Lo, jangan lagi memegang khayalan yang tidak dapat diwujudkan, melahirkan anak, lalu pergi saja.

Jangan lagi tinggal di sini, membiarkan diri sendiri semakin sakit.

Tetapi meninggalkan Michael Fu, ke mana dia bisa pergi?

Dunia ini luas, Jasmine Lo tiba-tiba menyadari, dia sudah kehilangan tempat untuk kembali.