Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 246 Tamu yang di luar dugaan hari ini (2)

"Maksud aku, kamu harus jaga keamananmu sendiri." Thomas berkata, "Yang bakal kena masalahnya bukan Michael saja, tapi bisa jadi kamu juga, kamu itu catur yang paling bagus untuk mengancam Michael."

Seketika Jasmine mengerti, dia menundukkan kepala dan baru menjawab setelah diam beberapa saat, "Iya, aku tahu."

"Tapi sepertinya Michael melindungi kamu dengan ketat." Sambil berkata, Thomas tersenyum dan melihat ke arah luar jendela, "Itu pasti orang-orangnya Michael kan?"

Jasmine melihat arah yang ditunjuk Thomas, ternyata memang ada beberapa orang yang kelihatan seperti bodyguard.

"Hm, iya." Jawab Jasmine sambil membasahi bibir. Masalah kali ini sudah lewat, tapi tak disangka Michael masih mengutus bodyguard. Jujur saja Jasmine tidak nyaman diikuti begitu.

“Kayak begini oke juga, memang seharusnya punya kesadaran seperti ini.” Sambil ngomong, Thomas mengambil buah yang sudah dia siapkan di bagian belakang, “Nih, kamu bawa naik saja, jadi aku tidak naik dulu.”

Michael selalu bersikap tidak terlalu senang dengan dirinya, jadi lebih baik dia tidak naik. Thomas pikir begini lebih baik daripada nanti membuat Jasmine disalah pahami.

“Terima kasih kak senior.” Jawab Jasmine sambil tertawa, keranjang buah itu besar sekali,di peluknya dengan erat.

“Kamu tetap saja masih begitu sungkan, sama sekali tidak berubah.” Thomas pun tertawa juga.

Mungkin dia hanya bisa menjalani hidupnya dengan hanya menyimpan Jasmine di dalam kenangan. Kehidupan Jasmine selanjutnya mungkin tidak akan ada hubungannya lagi sama dia.

Meskipun ada penyesalan, tapi dia juga tidak berdaya.

Kalau harus melukai dia untuk mendapatkan Jasmine, Thomas tidak bisa.

Jasmine pamit untuk keluar dari mobil, lalu Thomas melambaikan tangan dari mobil.

Begitu saja, kata Thomas ke dirinya sendiri.

Setidaknya kenangan antara mereka berdua itu yang indah, bukankah begitu?

Sekali lagi Jasmine berdiri di tempat parkir mengantar Thomas yang pergi dengan mobilnya.

Begitulah hidup. Tamu yang lewat semasa hidup begitu banyak, semuanya mengantar mereka tanpa henti, tapi yang benar-benar akan menemani seumur hidup, hanya beberapa orang saja.

Jasmine melangkahkan kaki kembali ke ruang inap Michael.

Tidak tahu apakah Michael termasuk dalam orang yang menemani seumur hidup?

Jasmine memutuskan, sudah saatnya dia ngomongin ini sama Michael.

Bukan hanya karena nasihat dari Valencia.

Juga demi masa depan mereka berdua.

......

Sepanjang perjalanan Jasmine memikirkan banyak susunan kata, untuk memulai pembicaraan ini.

Tapi yang ia hadapi setelah samapi di ruangan sungguh tak terpikirkan sama dia.

Orang yang duduk di samping Michael, ternyata Jenny.

Jasmine termangu di depan pintu.

Suara Jasmine membuka pintu juga menarik perhatian Michael dan Jenny, Jenny menoleh ke Jasmine dengan ekspresi agak canggung.

Tapi dengan cepat Jenny memalingkan muka kembali, tampak sekali dia bahkan tidak ingin melihat Jasmine, melainkan langsung lanjut ngomong dengan Michael.

Michael mengernyitkan alis, dia sudah tidak berniat lanjut ngomong dengan Jenny.

Tapi ketidakpedulian yang Jenny tampilkan sudah memancing api emosi Jasmine.

Satu per satu kejadian dulu kembali muncul di hadapan Jasmine, Jenny pernah memberinya hinaan yang begitu besar, semua ini Jasmine pendam dalam hati, tapi bukan berarti dia sudah lupa.

Ketika semua ini terpaksa dia ingat kembali, yang ada adalah sakit yang tidak terkira.

Jasmine tidak tahu ada apa dengan dia belakangan ini, sebelumnya pas menghadapi Fiona juga dia tidak bisa mengendalikan emosi di hatinya.

Mungkin karena dia benar-benar ingin baik-baik berdua saja sama Michael, dia juga ingin cinta yang adil. Tapi sekali demi sekali masa lalu Michael muncul, bagaimana dia tidak marah?

Dalam beberapa langkah Jasmine sampai di depan Jenny, sambil menekan suara emosinya dia berkata : “Silakan kamu keluar.”

Jenny sungguh tidak mengira Jasmine yang biasanya lemah lembut bakal begitu, awalnya dia mengira asalkan Michael tidak membuka mulut, Jasmine tidak akan mengusirnya.

Tapi apa yang terjadi sekarang ini?

Jenny tertegun, refleks dia berkata, “Kamu bilang apa?”

“Aku bilang silakan kamu keluar, di sini tidak menyambut kamu!” Nada bicara Jasmine meninggi, mengagetkan Jenny.

“Bentak apa kamu!” Jenny mulai emosi, “Aku datang buat jenguk Michael, Michael saja tidak ngomong apa-apa, buat apa kamu ngomong seperti ini!”

Selesai berkata demikian, Jenny langsung menoleh ke Michael dengan ekspresi kasihan, “Michael, kamu lihat si Jasmine, dia mau ngusir aku......”

“Berdasarkan apa?” Jasmine malah tertawa, yang paling jijik dari dia adalah pura-pura kasihannya itu, “Berdasarkan aku ini istri Michael, kamu apa pun bukan, bahkan pacar saja tidak termasuk!”

Jenny ingin meledak emosi, tapi dia tetap berusaha menahan, dengan wajah kasihan yang hampir berkaca-kaca dia berkata, “Jasmine, bagaimana kamu bisa hina aku seperti ini......”

Jasmine masih ingin mengatakan sesuatu, tapi malah disela oleh Michael : “Jasmine, sudah, jangan ngomong lagi.”

Tanpa sengaja perkataan Jasmine juga mengores luka hati Michael.

Masa-masa ketika dia ingin memanfaatkan Jenny untuk menghina Jasmine, memang itu sudah cukup.

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu