Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 12 Tolong jangan kegeeran

Mobil Bentley hitam melaju menuju ke arah rumah besar keluarga Fu.

Jasmine duduk di kursi penumpang, dengan sengaja menjauhkan diri dari Michael. Tubuhnya tanpa henti bersandar ke arah pintu mobil, dia baru berhenti ketika seluruh tubuhnya menempel di pintu mobil.

Michael memutar kemudi mobil, tatapannya tertuju di cermin tengah mobil, ia melihat belakang kepala Jasmine yang tertuju padanya, dengan wajahnya menghadap ke luar mobil.

"Jasmine Lo-----" Michael meneriakinya dengan perasaan tidak senang.

Jasmine Lo membeku, bulu matanya sedikit bergetar, "Kamu, ada masalah?" wajahnya tetap menghadap ke arah jendela mobil, sengaja tidak berbalik melihat Michael.

Michael membuka mulut, namun ketika dia baru mau mengatakan sesuatu, Jasmine tiba-tiba berkata,"Michael, tunggu, hentikan mobil!"

"Untuk apa?" Michael berkata dengan dingin, namun tanpa sadar menuruti permintaan Jasmine dan menghentikan mobil di pinggir jalan.

"Aku lihat di sana ada toko obat.....aku ingin....." Jasmine berkata dengan ragu-ragu, namun tiga kata itu seperti jarum tajam yang menusuk tenggorokannya, membuatnya kesakitan.

"Kamu sakit?" Michael mengerutkan keningnya, tidak disangka reaksi pertamanya adalah khawatir, ketika dia menyadarinya, dia terkejut, bagaimana mungkin dia mengkhawatirkan wanita penuh perhitungan seperti Jasmine.

"Bukan." Jasmine menggelengkan kepalanya, menunduk dan menurunkan pandangannya, sengaja menutupi kekecewaan di matanya, berkata perlahan, "Aku ke toko obat mau membeli pil KB, kalau sudah lewat begitu lama, takutnya efeknya tidak bagus."

Setelah selesai mengatakan kalimat ini, Jasmine menghela nafas lega, ternyata setelah mengatakannya, tidak sesakit yang dibayangkan.

Mendengar perkataannya, sepasang alis Michael yang indah mengerut.

Jelas-jelas perempuan penuh perhitungan seperti Jasmine tidak pantas menjadi ibu dari anaknya, tapi, mendengar Jasmine mengambil inisiatif ingin membeli pil KB, dia merasa gusar tidak jelas di hatinya.

Jasmine meremas tangannya, tidak mendengar jawaban dari Michael, dia pun dengan hati-hati melirik ke arah Michael,"Bolehkah?"

"Turun!" Wajah tampan Michael menggelap, suaranya dingin.

Jasmine menggigit bibirnya, kemudian bergegas melepas sabuk pengamannya, membuka pintu mobil dan turun.

Ketika dia sudah berjalan lumayan jauh, dia pun melihat ke belakang dengan ekspresi heran, menatap ke arah mobil dan Michael yang masih sedang gusar. Tadi di perusahaan, jelas-jelas Michael yang mengingatkannya untuk makan pil KB, jadi untuk apa dia marah-marah sekarang!

Jasmine tidak memikirkannya lagi, dia berlangkah menuju toko obat di pinggar jalan raya dengan kakinya yang langsing.

Selesai membeli obat, Jasmine membuka pintu mobil, kemudian naik ke kursi penumpang. "Sudah boleh jalan."

Michael tidak menoleh ke arah Jasmine, menyalakan mesin dan melaju lurus.

Tidak tahu sudah lewat berapa lama, suara Michael terdengar, memecah keheningan di antara mereka, "Kamu, sudah makan pilnya?"

Jasmine meremas tasnya, hatinya bergejolak, "Sudah, sudah makan."

Begitu kata-katanya terucapkan, wajah Jasmine memerah. Dia sangat jarang berbohong didepan Michael, begitu berbohong, wajahnya pun memerah tidak terkendali.

Jasmine segera memalingkan wajahnya, takut ketahuan.

Hati Michael terasa berat, dia tidak lagi membuka mulut, mengendarai mobilnya dengan hening. Tapi, kalau Jasmine berpaling dan melihat Michael dengan teliti, dia akan melihat alis Michael yang mengerut, ekspresinya terlihat seperti berusaha menahan amarahnya.

Sepanjang jalan, suasana dalam mobil sangat hening.

Wajah Jasmine tetap menghadap ke arah jendela mobil, tangannya terletak di atas tasnya, di bawah lapisan bahan kulit itu, adalah kotak pil KB yang sudah terbuka.

Tapi dia, belum memakannya------

Setelah melaju selama setengah jam, mobil Bentley hitam itu akhirnya berhenti di depan pintu rumah besar keluarga Fu.

Michael melepas sabuk pengamannya, memalingkan wajahnya, sepasang mata hitamnya menatap Jasmine, "Tunggu, kamu sudah tahu bagaimana berbicara di depan nenek?!"

"Aku tahu." Jasmine merasakan sakit di hatinya, mempererat kepalan tangannya.

Selalu seperti ini, jelas-jelas hubungan mereka sangat buruk, namun tetap harus berpura-pura saling mencintai di depan Nenek.

"Ingat identitas dirimu! Tolong jangan kegeeran-----" Michael berkata tajam, dia sendiri juga tidak jelas, apa sebenarnya yang membuatnya marah.

Apakah karena dengan hanya melihat Jasmine sudah bisa membuatnya marah, atau marah karena Jasmine tanpa ragu memakan pil KB?

Selesai berbicara, Michael melangkahkan kaki panjangnya, berjalan di depan.

Jasmine menunduk, mengangkat tas nya, mengikuti Michael dari belakang.

Baru berjalan sampai pintu depan rumah, keningnya menabrak dada Michael, Jasmine mengaduh, kemudian mengangkat kepalanya dan bertatapan dengan pandangan Michael yang dingin.

Jasmine pikir Michael lagi-lagi mau memarahinya---

Tidak disangka, Michael tiba-tiba menggandeng tangannya, di antara jari-jari Jasmine yang dingin, masuk jari-jari Michael yang panas, sampai-sampai membuat seluruh lengan Jasmine kepanasan.

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu