Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 78 Kenapa Kamu Masih Belum Mati (2)

Jasmine mendengar suara pintu tertutup. Pelan-pelan dia mengeluarkan kepalanya dari selimut.

Tapi Jasmine masih bisa merasakan dengan jelas, suhu di wajahnya masih sangat tinggi.

Pasti sangat merah. Jasmine sedikit malu.

Tapi jangan salahkan dia merespon seperti ini. Karena Michael Fu hampir tidak pernah seperti tadi secara langsung dan jelas mengutarakan perhatian dan perasaannya kepadanya.

Sebenarnya, bisa dibilang Michael Fu hampir tidak pernah mengutarakan perhatiannya kepadanya. Ini membuat Jasmine semakin beranggapan bahwa Michael Fu sama sekali tidak memperhatikannya.

Tapi sekarang, sepertinya bukan begitu.

Bukankah ini menjelaskan bahwa di dalam hati Michael Fu masih ada dia?

Walaupun mungkin hanya sedikit saja?

Jasmine merasa sangat bahagia.

Cinta selalu begitu, membuat orang menjadi buta.

Membuat orang dengan mudah merasa bahagia, tapi juga membuat orang dengan mudah merasakan luka.

...

Kejadian Michael Fu yang hampir terbunuh berhasil didiamkan oleh Christopher Lin.

Jadi saat Jenny Lo tahu akan hal ini, itu sudah lewat empat hari.

Mengetahui kabar ini, Jenny langsung berdiri.

Lalu setelah mengetahui bahwa Jasmine terluka dan dirawat di rumah sakit Mitra Abadi karena melindungi Michael Fu dari tusukan, Jenny langsung jengkel.

Dia baru tahu mengapa beberapa hari ini Michael Fu tidak mengangkat teleponnya, ternyata menemani Jasmine di rumah sakit.

Ini membuat Jenny emosi dan hampir tidak bisa berdiri seimbang, Jenny yang sepanjang harinya berpikiran licik tentu saja mencurigai kalau ini semua pasti rencana Jasmine, demi merebut Michael Fu.

Jasmine yang terluka parah setelah tertusuk pisau karena melindungi Michael, kalaupun memang Michael tidak mau, tetap saja harus melaksanakan kewajiban untuk merawat Jasmine.

Jenny merasa geram, dasar Jasmine.

Semakin Jenny memikirkannya, semakin dia marah. Dia tidak akan membiarkan ini begitu saja, dia memutuskan untuk bertemu dengan Jasmine di rumah sakit.

Tentu saja, kalau bisa menemukan alasan untuk membawa Michael Fu pulang bersamanya, itu akan lebih baik.

Jenny ingin langsung kesana, dan membatalkan rapat penting sore ini.

Ekspresi sekretaris sedikit keberatan, "Direktur Lo, rapat sore ini sangat penting, Anda kan direktur, kalau Anda tidak hadir, rapat ini tidak akan berjalan dengan baik." Sekretaris menasehatinya.

"Undur, aku ada urusan, tidak bisa hadir." Jenny sudah menyiapkan tasnya dan bersiap-siap pergi.

Kerja? Michael Fu lebih penting daripada kerja! Jenny tidak sama seperti Jasmine yang gila kerja.

Kerja sebagus apapun tidak akan berguna kalau tidak bisa memikat hati Michael Fu. Jasmine adalah contoh yang tepat.

Jenny yakin sekali dengan logikanya, dia segera berjalan keluar.

"Tapi bu direktur..." Sekretaris masih mengikutinya dan ingin menasehatinya.

Cukup! Aku direktur apa kamu direkturnya!" Jenny memotong perkataan sekretarisnya dengan kasar, membalikkan badannya dan berjalan keluar.

Sekretaris itu tidak berani bicara lagi, dia hanya bisa menatap Jenny yang berjalan keluar dari kantor.

Tapi rapat sore ini juga dihadiri oleh nenek Fu sebagai salah satu pemilik saham, tentu harus hadir!

Sekarang anggota terpenting dari rapat ini Jenny Lo tidak hadir, bagaimana dia menjelaskannya kepada nenek Fu?

...

Jenny masuk ke garasi mobil dan menyalakan mesin mobil, tapi dia khawatir, berpikir, lalu menelepon Fernando Fu.

"Halo Tuan Fu." Lagi-lagi Jenny memakai nada bicara yang iba.

"Ya, nona Lo, ada apa?" Sejak Fernando Fu mengetahui keadaan di kantor beda dengan apa yang dikatakan Jenny Lo, dia mulai curiga dengan Jenny, sekarang dia sedang diam-diam memeriksa hal ini.

"Tuan Fu, Jasmine terluka parah karena melindungi Michael Fu dari tusukan pisau, sekarang dia di rumah sakit, aku mau menjenguknya, kamu mau ikut?" Nada bicara Jenny terdengar panik.

"Apa? Jasmine terluka? Kenapa!" Fernando terkejut mendengar ini.

"Aku juga baru tahu hal ini, sekarang bergegas melihatnya. Aku pikir kamu juga perhatian dengan Jasmine, tentu saja khawatir juga, makanya sekarang aku tanya apakah kamu mau pergi bersama." Jenny berkata lembut.

Fernando yang mendengar Jasmine terluka parah, bagaimana mungkin dia bisa tenang, segera dia menjawab: "Aku pergi, tentu saja aku pergi!"

"Kalau begitu kita bertemu dua puluh menit lagi, di depan rumah sakit Mitra Abadi ya." Jenny mencoba membuat janji.

"Ya!" Fernando mana sempat lagi berunding dengannya, setelah menjawabnya dia langsung menutup teleponnya.

Jenny melihat teleponnya ditutup, bibirnya pun melekukkan senyuman dingin.

Sungguh kasihan Jasmine Lo, terluka pun tidak bisa tenang.

Dia yang sedang memakan bubur buatan bibi, masih belum tahu kejadian apa lagi yang sedang menantinya.

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu