Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 58 Ciuman yang tidak terhindarkan (2)

Tidak perduli dia segila apapun, tetap saja dia adalah Nyonya Fu, orang disekelilingnya tetap saja akan sedikit sungkan. Tapi terhadap Ines Lin, orang-orang tidak akan terlalu “baik hati”.

Ines Lin saat itu pergi mengantarkan dokumen kepada Jenny Lo. Sebagai orang kepercayaan Jasmine Lo, Jenny Lo melihatnya pun sudah tidak suka, jadi juga tidak akan memberinya muka sedikitpun.

Jenny Lo yang baru saja menerima dokumen sudah mengerutkan alisnya dan berkata, “Bagaimana, apa Jasmine Lo tidak pernah mengajarkanmu? Anak buahnya apa setidak punya aturan ini? Apa menyerahkan dokumen kepada atasan tidak perlu menggunakan dua tangan! Ulangi!” sambil bicara ia melemparkan dokumen kembali kehadapan Ines Lin.

Ines Lin menggigit bibirnya, mengambil dokumen, lalu menyerahkannya lagi menggunakan dua tangan.

Dengan sombong Jenny Lo mengambil dokumen, melirik Ines Lin sebentar dan kembali mengerutkan alisnya, “Apa yang sedang kau tulis ini, apa cara kerjamu memang begini! Bawa pergi dan tulis ulang!”

Jenny Lo kembali melemparkan dokumen kearah Ines Lin, tidak sengaja tangan Ines Lin pun terkena, lalu menjadi bekas luka yang tidak hilang berhari-hari.

Jasmine Lo memegang pelan tangan Ines Lin, seketika matanya berkaca-kaca. Dia berusaha menahan air matanya, berkata dengan pelan, “Maaf, aku sudah menyusahkanmu.”

Mata Ines Lin menjadi semakin merah, “Kau bicara apa Nona Jasmine. Kau tidak boleh bicara seperti itu lagi.” Ines Lin bicara dengan agak sulit, sambil bicara sambil tersedu, “Bekerja denganmu, adalah masa paling bahagiaku.”

Jasmine Lo tertegun, sepatah katapun tidak keluar, sembil tersedu sambil mengusap rambut Ines Lin.

Ternyata rambut yang awalnya sangat bagus, sudah berubah agak kasar karena terlalu bekerja keras.

Jasmine Lo merasa sudah tidak boleh begini lagi.

Dia memutuskan untuk pergi mencari Michael Fu, walaupun dia takut padanya, tetap harus membicarakan masalah ini dengannya. Sudah tidak boleh lagi membiarkan teman kerjanya menerima perlakuan seperti ini.

Jasmine Lo berjalan kearah kantor Michael Fu, baru saja ingin mengetuk pintu, sudah terdengar suara tertawa Jenny Lo dengan nada manja –“Michael, kau nakal, kau menjahiliku lagi.”

Dengan sedikit tekejut Jasmine Lo mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu dan melepaskan tangannya.

Berapa kali sudah, dipintu kantor ia mendengar suara seperti ini.

Dia merasa kacau, tapi juga tidak punya jalan lain.

Dia sangat ingin melabrak masuk dan menampar Jenny Lo, meneriakinya kenapa dia begitu tidak tau malu, tapi dia menyadari bahwa dia sangat lelah,bahkan untuk mendorong pintu pun sudah tidak bertenaga.

Dia tidak tahu masalah seperti ini harus terjadi berapa kali lagi, dia sangat membenci perasaan tidak bisa melakukan apa-apa ini. Dia sangat ingin mencoba untuk bisa terbiasa, tapi tetap saja tidak bisa terbiasa! Orang itu adalah suaminya, orang yang ia cintai selama bertahun-tahun lamanya!

Tenang, Jasmine Lo. Ia bicara pada dirinya sendiri, kau sedang datang untuk minta bantuan dari Michael Fu, tidak boleh marah-marah.

Jasmine Lo sambil bicara pada dirinya sendiri, sambil merasa hatinya sedang berdarah.

Dia berdiri didepan pintu sampai Jenny Lo membuka pintunya dan hendak ingin keluar.

“Jasmine Lo? Kau sedang apa disini?” raut wajah Jenny Lo tidak bagus.

Jasmine Lo mengatur ekspresinya, dan berkata: “Aku datang mencari Michael Fu, tidak ada urusannya denganmu!”

Kalimatnya baru selesai, dan belum sempat Jenny Lo membalas ucapannya, sudah terdengar suara Michael Fu dari dalam, “Masuk.”

Suaranya terdengar bahagia, sepertinya permainan dengan Jenny Lo barusan lumayan. Pikiran Jasmine Lo mulai sembarangan.

Dia sudah tidak memperdulikan Jenny Lo, menutup pintu dihadapannya , dan meninggalkan Jenny Lo sendiri disitu.

“Beberapa hari ini tidak melihatmu. Bagaimana, kau pergi menikmati hidup bebasmu lagi?” Michael Fu menyindirnya.

Yang setiap hari menikmati hidup bebas dan tidak pulang itu kan kamu. Jasmine Lo merasa tidak setuju tapi tidak bisa bicara apa-apa, ekspresinya datar, lalu berkata, “Kedatanganku kali ini cuma ingin mendiskusikan sesuatu.”

“Ha?” Michael Fu menaikkan alisnya merasa tertarik.

“Bisa tidak kau bicara pada Jenny Lo, untuk jangan menyulitkan pegawaiku.” Suara Jasmine Lo agak bergetar.

“Mulut berada di wajahmu sendiri, apa kau tidak bisa bicara sendiri dengannya.” Michael Fu membesarkan matanya.

Jasmine Lo merasa marah sekali, bukankah ini sedang menyulitkannya! Kalau ia bisa bicara sendiri dan di dengar, tentu dia tidak perlu minta tolong pada Michael Fu.

"Berhari-hari tak bertemu,ketika menemuiku kau langsung menyuruhku bicara demi orang lain. Terlebih, lihat ekspresimu itu, apa itu ekspresi orang yg minta tolong?” dengan nada dingin Michael Fu bicara.

“Jangan menyulitkan mereka, kalau ada apa-apa langsung kepadaku saja. Katakan saja, apa syaratnya.” Jasmine Lo meluruskan pinggang.

“Syarat? Kau punya hak apa bicara masalah syarat denganku? Kau pikir kau siapa, Jasmine Lo!” sebagai seorang istri, saat ada masalah dan mencarinya, bukannya memilih meminta tolong dengan manja, malah bicara masalah syarat! Wanita ini benar-benar tidak mengerti apa-apa!

Sebenarnya Michael Fu sudah mengamati dari awal tindakan Jenny Lo terhadap para pegawai. Hanya saja dia sengaja tidak melakukan apa-apa, hanya untuk melihat bagaimana reaksi Jasmine Lo.

Tapi akhirnya ia sangat kecewa sekali.

“Michael Fu, apapun bisa ku lakukan. Asal aku bisa.” Jasmine Lo perlahan menunduk.

“Sudah cukup, keluarlah! Melihatmu aku jadi pusing!”

“Michael Fu...”

“Keluar!”

Kalimat yang ingin dikatakan Jasmine Lo pun terpotong, dia seketika merasa kehilangan seluruh tenaganya.

Kenapa Michael Fu bisa begitu biasa saja saat menghadapi orang lain, tapi menghadapinya pasti harus dengan cara seperti ini!

Jelas-jelas dialah yang seharusnya menjadi orang yg paling dekat dengannya...

Jasmine Lo keluar dari kantor Michael Fu, melihat para pegawai yg lalu lalang dibawah, dia merasa sangat sendirian, seolah langit dan bumi hanya tersisa dirinya sendiri.

Bagaimana ini, dia harus bagaimana supaya bisa membantu para pegawainya?

Novel Terkait

My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu