Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 73 Apakah harus menghalalkan segala cara seperti ini? (2)

Jasmine Lo bukan tidak lapar, tapi dia ingin menunggu Michael Fu.

Wajah Michael Fu sangat kecapekan, dengan melihatnya langsung tahu dia dari pagi tidak istirahat, apalagi memiliki waktu untuk makan.

Jadi Jasmine Lo tiba-tiba tidak tega makan duluan.

Michael Fu dan manager berdiskusi cukup lama, sampai akhirnya selesai, waktu sudah menunjukkan jam satu.

Setelah manager keluar, Michael Fu yang sedikit capek dan memijat dahinya, lalu menyadari Jasmine Lo melihatnya dengan diam, di sampingnya ada makanan yang belum tersentuh.

Michael Fu tiba-tiba merasa sedikit resah, dia menggaruk-garuk kepalanya, mengerutkan dahi bertanya: ”Kenapa tidak makan? Apakah tidak lapar?”

Jasmine Lo melihatnya bicara, memastikan pekerjaan Michael Fu sudah selesai, lalu membuka kotak nasi.

Sesaat aroma makanan tercium, dan membangkitkan nafsu makan.

Jasmine Lo berpikir, akhirnya membawa makanan ke meja tamu di dalam kantor lalu meletakkannya disana, setelah itu dia baru berbicara dengan Michael Fu:” Tidak, menunggumu. Kamu juga belum makan kan? Ayo makan bersama.”

Michael Fu sedikit diam terpaku.

Dia tidak menyangka Jasmine Lo menunggunya.

Lalu dia bangkit dan berjalan menuju sofa dan duduk, wajahnya sedikit memerah.

Michael Fu memutar-mutar kepalanya dengan tidak nyaman

Kenapa mukaku memerah? Menunggu suami makan bersama, bukankah hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang istri?

Michael Fu berkata kepada dirinya sendiri.

Jasmine Lo memberikannya sebuah sumpit sekali pakai yang sudah dibukanya ke tangan Michael Fu.

Tidak ada yang mengatakan apa-apa, meskipun dalam ruangan hening, tapi suasana Michael Fu dan Jasmine Lo sangat natural , tidak canggung sedikitpun.

Saat makan Jasmine Lo melihat Michael Fu sekilas, Michael Fu sedikit mengerutkan dahi.

Mungkin makanan ini tidak cocok dengan seleranya, saat Michael Fu memakan masakannya, selain sengaja mempersulitnya, dia tidak pernah menunjukkan ekspresi seperti ini.

Tiba-tiba Jasmine Lo merasa suasana hatinya membaik, lalu dengan cepat mengatakan,” Makan sedikit dulu untuk menahan lapar, nanti malam saat pulang aku masakkan makanan kesukaanmu.”

Mendengarnya sumpit Michael Fu berhenti, tatapan matanya kelihatannya bersinar, lalu batuk untuk menutupinya,” Siapa yang ingin makan masakanmu!”

Saat Michael Fu mengatakannya, telinganya memerah.

Saat Michael Fu merasa malu, telinganya selalu memerah. Jasmine Lo tersenyum melihat telinganya yang memerah.

Sebuah makan siang, makanan yang simpel, tapi malah terasa sangat hangat.

……

Selesai makan siang, Jasmine Lo keluar dan membuang semua kotak makanan, lalu membereskan meja.

Selesai melakukan semuanya, Michael Fu tiba-tiba berkata:” Sore ini keluar denganku sebentar.”

“Kemana?” Jasmine Lo bertanya dengan wajar.

“Ada sebuah perusahaan kerjasama , kita pergi kesana untuk mendiskusikan data yang mereka berikan kepada kita.” Michael Fu menjawab dengan wajar.

Selesai mengatakannya, mereka saling terpaku.

Sepertinya sudah sangat lama mereka berdua tidak berbicara dengan wajar seperti ini.

Setiap kali Jasmine Lo bertanya “kemana”, Michael Fu akan menjawab dengan mengerutkan dahi dan nada suara tidak senang: “Untuk apa banyak bertanya, setelah kesana juga akan tahu!”

Beberapa hari dari pagi hingga malam bersama-sama, bekerja bersama-sama, sungguh dapat merubah banyak hal.

Mereka berdua merasa sedikit canggung, Michael Fu mendeham, berkata:” Semalam kita tidak pulang, nanti kita pulang sebentar untuk mengganti baju, lalu langsung berangkat dari rumah. Kamu bereskan dokumen yang perlu dibawa, dokumen yang kita selesaikan semalam."

“Baik.” Jasmine Lo menjawab, tatapan matanya menjadi gelap, Michael Fu juga tidak pulang, pasti semalaman menemani Fiona He.

Memikirkan ini hati Jasmine Lo merasa sakit.

Dia dengan cepat membereskan barang, untuk mengalihkan perhatiannya.

Jasmine Lo selalu bekerja dengan sangat teratur, beberapa tahun ini, tidak peduli Michael Fu menginginkan dokumen apa, jika Jasmine Lo yang bertanggung jawab, dia dapat langsung mengeluarkannya.

Tapi sejak direktur berganti menjadi Jenny Lo, saat Michael Fu menginginkan dokumen, tidak semudah itu lagi.

Michael Fu mencari Jenny Lo tiga kali, setiap kali Jenny Lo selalu mengelak, seharian tidak dapat menemukannya.

Michael Fu mengusap dahinya, dia merasa dirinya sedikit menyusahkan diri karena perbuatannya sendiri.

“Sudah bisa berangkat.” Jasmine Lo sudah membawa dokumennya, mencabut listrik yang seharusnya dicabut, segera berdiri di hadapan Michael Fu.

Michael Fu melihat Jasmine Lo, sedikit tertegun.

Saat mereka masih bersekolah, Jasmine Lo juga cekatan seperti ini, membereskan semua dengan rapi, lalu muncul di hadapannya.

Masa lalu.

Karena berbagai masalah, Michael Fu menyimpan masa lalu dengan rapat di dalam ingatan .

“Ayo.” Michael Fu menghela nafas tanpa bersuara.

Apakah dia dan Jasmine Lo harus saling memberikan tatapan membenci?

Sebenarnya kenapa harus menjadi seperti ini.

Kenapa, Jasmine Lo mencelakakan Fiona He?

Apakah hanya demi dapat menikah dengannya?

Ingin menikah dengannya, apakah harus menghalalkan segala cara?

Dimana gadis lugu yang dulu.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu