Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 97 Berdasarkan Apa Memperlakukan Dia Seperti Itu (2)

“Jasmine mungkin sudah tidak apa-apa.” Valencia berkata dengan suara pelan sambil berdiri di belakang Fernando dan memandangi Jasmine.

“Iya.” Fernando menjawab pelan, perhatiannya masih tetap tertuju ke Jasmine.

Agak lama kemudian, Fernando tiba-tiba membuka mulut berkata, “Sebenarnya......aku sayang banget sama Jasmine.”

“Apa yang kamu katakan!” Valencia agak terkejut, suara Fernando sangat kecil, jadi Valencia curiga dia yang salah dengar.

“......Aku sayang sama Jasmine.” Dengan pelan Fernando mengulang sekali lagi. “Michael gak baik sama Jasmine, aku tahu, jadi aku ingin melindungi Jasmine.”

Valencia terbengong.

Jadi sekarang, kakaknya Michael, juga suka sama Jasmine?

Hubungan ini agak kacau......Valencia merasa dirinya tidak bisa mencerna ini semua dalam sekejap.

Tapi Fernando bilang dia mau melindungi Jasmine, dia merasa itu kedengaran nyata sekali.

Meski sekarang hubungan dia dan Jasmine itu sebatas kakak-adik ipar, terus kenapa coba?

Jasmine juga sebentar lagi bakal cerai sama Michael.

Valencia Cuma berharap bakal ada satu orang yang benar-benar baik sama Jasmine, tidak membuat Jasmine menderita sedikit pun lagi.

.......

Michael melihat Jasmine keluar dari rumah, ia marah sampai membanting barang-barang di rumah.

Tapi belum sampai lima menit, hati Michael sudah mulai agak menyesal.

Luka Jasmine baru saja sembuh, di malam yang dingin sejuk ini, dia langsung keluar dengan cuma berpakaian tipis lagi.

Tapi ketika kepikiran dengan foto Jasmine yang begitu dekat dengan cowok lain, hati Michael langsung terasa terbakar lagi.

Heh, dianya saja yang masih mencemaskan Jasmine, sekarang pasti sudah lagi hangat-hangatnya sama cowok itu!

Mata Michael seperti akan mengeluarkan api amarahnya, dia berusaha memaksa dirinya untuk tidak memikirkan Jasmine lagi.

Kalau dia memang tidak ingin pulang, ya tidak usah pulang saja!

Daripada dia nanti kesal lagi pas melihat Jasmine!

Michael berpikir dengan gusar, dan mendongkol di atas sofa.

Mengapa Jasmine harus membuatnya marah? Apa tidak bisa baik-baik saja di sampingnya?

Emangnya dia masih kurang baik sama Jasmine? Mengapa selalu membuat dia kesal dengan semua ini?

Foto yang di dapat berkali-kali, sampai akhirnya Michael tidak tahan lagi dan meledak emosinya.

Pikiran Michael kacau, dia capek seharian memikirkan cara mengatasi masalahnya dengan Fiona. Lalu bertengkar dengan Jasmine, lebih melelahkan dirinya lagi.

Kemudian pikiran Michael semakin jauh, ia teringat saat pertama kali mereka mengenal satu sama lain, teringat tawanya Jasmine, teringat Jasmine meneteskan air mata karena dihina oleh sama dia, terakhir bayangannya berhenti di ekspresi wajah Jasmine yang hampir berakhir hidupnya saat ia menyelamatkan dirinya dari tusukan pisau.

Jam di dinding berbunyi dua belas kali, Michael mengangkat kepala bagai terkejut dari tidur, jam dinding jelas-jelas menunjukkan jam dua belas.

Namun cuma ada keheningan di seluruh ruangan, masih tetap dia sendiri di sana.

Michael tidak bisa tinggal diam lagi.

Dia mengambil handphone dan menelepon ke Jasmine, tapi belum sempat ia pikir mau ngomong apa, dari balik telepon sana sudah terdengar suara wanita yang seperti robot.

“Maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, silakan lakukan panggilan beberapa saat lagi......”

Jasmine menunggu semalaman di hadapan handphone, Michael tidak juga meneleponnya, hingga kemudian handphone Jasmine sudah mati kehabisan baterai.

Tidak bisa dihubungi, ‘deg’ jantung Michael serasa jatuh ke dalam jurang.

Dimana Jasmine......

......

Michael benar-benar tidak tidur semalaman.

Dengan kata lain, dia sama sekali tidak bisa tidur.

Jasmine tidak tahu di mana, tapi dia malah kehabisan akal.

Tapi Michael tidak berani keluar untuk mencari, kunci Jasmine ketinggalan di rumah, kalau dia pergi dan Jasmine pulang, bisa kedinginan nunggu di luar.

Keesokan paginya, akhirnya Michael tidak tahan lagi, segera ia keluar untuk mencari Jasmine.

Hati Michael mulai sangat menyesal, Jasmine baru sembuh, sungguh tidak seharusnya dia berkata begitu kasar sama dia.

Michael teringat dengan ucapannya ke Jasmine yang mengatakan tidak usah pulang lagi selamanya, Jasmine tidak mungkin benar-benar tidak pulang lagi kan?

Sambil berpikir kayak begitu semakin hatinya panik, buru-buru ia mau keluar.

Baru saja dia memakai mantel, handphone Michael berbunyi.

Dikeluarkannya handphone dan melihat nama Fernando tertera di situ.

Michael mengernyitkan dahi, tapi tetap mengangkat panggilan itu.

“Ada apa?” Walaupun tidak tahu ada apa Fernando meneleponnya, tapi hati Michael sekarang sangat cemas, sama sekali tidak mood untuk ngomong sama Fernando.

“Michael, kita harus ngomong.” Fernando berkata dengan suara dingin. “Jasmine ada sama aku sekarang.”

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu