Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 69 Dimatanya, istri itu apa(2)

21 hari yang sudah menjadi kebiasaan, Michael Fu dan Jasmine Lo setiap hari pergi ke kantor bersama, tidak bisa dihindari ini sudah jadi kebiasaan.

Michael Fu setiap hari pulang tepat waktu, para wanita simpananya semua sudah pensiun.

Mereka berdua sebagai pemeran utama, tidak menyadarinya. Tapi Jenny Lo yang hanya sebagai penonton, merasa sangat gelisah.

Bulan ini dia sudah berulang kali pergi mencari Michael Fu, tapi Michael Fu tidak bergeming, bahkan menghindarinya atau bahkan tidak memperdulikannya sama sekali.

Jenny Lo menggigit bibirnya, mengambil foto Jasmine Lo dan Fernando Fu yang sudah lama ia siapkan .

Sebenarnya dia ingin mengeluarkan ini semua dalam momen yang lebih baik. Tapi sekarang, tidak bisa kalau tidak dikeluarkan.

Jenny Lo mengemas rapi foto-foto itu. Dengan agak sedikit gemetar ia mengambilnya, meyakinkan diri dan berjalan kearah ruangan Michael Fu.

Jenny Lo mengangkat tangannya dan mengetuk pintu, dari dalam terdengar suara,”masuk.”

Lalu Jenny Lo menghela nafas sebentar dan mendorong pintu. “Michael...” suara jenny Lo lembut sekali.

“Kau datang ada apa?” Michael Fu melihat Jenny Lo, agak sedikit sakit kepala,”Kalau tidak ada urusan silahkan keluar, jangan terus-terusan datang mencariku.”

“Michael, kau sama sekali tidak meridukanku kah?” suara Jenny Lo yang lembut mulai memelas, yang mendengar pasti akan terbawa.

Tapi Michael Fu hanya memijat-mijat tengah alisnya, suaranya menjadi dingin,”Kalau ada urusan, sampaikan urusanmu. Kalau tidak ada, silahkan keluar.”

Michael Fu rasa, kesabarannya terhadap Jenny Lo sudah akan habis.”

Bulan ini sibuk sekali, kerjasama dengan perusahan Amerika sebenarnya sudah hampir pasti. Tapi ditengah jalan timbul masalah, sebuah perusahaan dari Jepang tiba-tiba menyela, menjadi lawan bisnis Michael Fu.

Michael Fu demi memenangkan kerjasama kali ini, butuh kerja keras yang luar bisa. Tapi dia malah harus menghadapinya sendiri, karena ia yang waktu itu ingin mengganggu Jasmine Lo, jadi ia memberikan kursi direktur kepada Jenny Lo.

Jenny Lo bisa apa? Sebuah vas bunga hanya bisa menemani saat bosan saja. Sampai pada saat yang diperlukan, ia bahkan tidak bisa melakukan apa-apa.

Mau tidak mau dia harus berjuang sendiri,

Mengingat ini semua, Michael Fu merasa sedikit menyesal dan memijat mijat diantara dua alisnya.

Jenny Lo agak sedikit gemetar, lalu beranjak kedepan, menyerahkan foto yang ada ditangannya kepada Michael Fu, “Michael, ini, ini yang aku terima diemailku pagi tadi..”

Suara Jenny Lo terdengar lemah setelah dimarahi, kebetulan, ini bisa menutupi suaranya yang gemetar.

Michael Fu menoleh dan meliriknya sekali, hanya sekali. Dan mata itu tidak lepas dari situ.

Michael Fu mengambil foto itu dan melihatnya selembar demi selembar. Jsamine Lo dan Fernando Fu yang ada difoto, ada yang terlihat sangat akrab, ada yang terlihat saling berpandangan dan tersenyum, membuat sakit mata Michael Fu.

Michael Fu hampir tidak bisa menahan kemarahannya, lalu menghempas foto-foto itu ke atas meja, seketika berdiri begitu saja.

Jenny Lo yang terus memperhatikan reaksi Michael Fu pun melihat dia berdiri, sudut bibirnya pun menaik menjadi sebuah senyuman.

Michael Fu ternyata sangat marah.

Tapi belum senyumnya belum sampai terbentuk, tapi sudah terlihat Michael Fu tiba-tiba duduk lagi, menghela nafas, lalu bicara padanya; “Keluar.”

Senyum Jenny Lo menjadi kaku disudut bibirnya,

“Michael...” Jenny Lo yang awalnya terkejut, menjadi gelisah,”Aku...”

“Jenny Lo.” Suara Michael Fu menjadi semakin dingin,ini adalah langkah awal kemarahannya,”Akhir-akhir ini kau sangat berani, kau sudah berani menyuruhku mengulang kalimatku untuk kedua kalinya? Keluar!”

Jenny Lo sudah tidak berani berkata apa-apa lagi, hampir luntang-lantung ia berlari keluar.

Setelah keluar dari pintu kantor, Jenny Lo bersander dipintu berusaha menenangkan jantungnya yang berdegup kencang,

Semakin hari dia semakin tidak mengerti Michael Fu, bukankah dia membenci Jasmine Lo? Lalu kenapa bisa jadi begini?

Kasihan sekali pada Jenny Lo, sebagai direktur ia bahkan tidak tau kalau perusahaan sedang menghadapi persaingan ketat.

……

Michael Fu duduk dibelakang meja kerjanya, melihat foto diatas mejanya itu. Yang semakin dilihat, semakin membuat emosi, ia pun mendorong tangannya hingga mendorong seluruh foto jatuh ke lantai.

Setelah itu ia mengambil handphone, menekan nomor yang sudah sangat dia kenal. Setelah diangkat, namanya saja tidak dipanggil, langsung bicara satu kalimat,”Datang ke ruanganku, sekarang.” Lalu menutup telpon.

Sebenarnya Michael Fu ingin menjemput Jasmine Lo secara langsung, tapi sangat ia ingin bergerak dikepalanya teringat tatapan mata orang-orang yang melihat ia menarik Jasmine Lo dengan paksa waktu itu dan wajah merah Jasmine Lo.

Dia tahu Jasmine Lo sangat memperhatikan nama baik. Jadi saat itu entah bagaimana, Michael Fu tiba-tiba menjadi ragu.

Ada apa dengannya? Michael Fu menghela nafas, Jasmine Lo sudah begitu menyulitkannya, dan dia masih memikirkan Jasmine Lo?

Michael Fu menyenderkan tubuhnya di kursi, kedua tangannya ia letakkan didepannya dengan santai.

Barangkali pada saat itulah dia tiba-tiba terkenang masa-masa ketika mereka bekerja bersama dulu, bejuang bersama.

Walaupun dia selalu mempersulit Jasmine Lo. Tapi saat bekerja, dia selalu bisa merasakan ketulusan dan kehangatan Jasmine Lo.

Michael Fu melepas handphonenya, dengan gelisah ia menarik-narik rambutnya.

Jasmine Lo mengetuk pintu ruangan Michael Fu dengan pelan

Hubungannya dengan Michael akhir-akhir ini, entah kenapa jadi sederhana.

Michael Fu akhir-akhir ini tiba-tiba menjadi sangat sibuk. Walaupun setiap hari masih menyulitkan Jasmine Lo, tapi tigkahnya sudah terbaca.

Ini membuat Jamine Lo merasa sedikit lucu.

Saat Jasmine Lo baru saja menerima telpon dari Michael Fu, ia agak terkejut. Tpi lawan bicara hanya bicara beberapa kata sederhana,”Datang kekantorku sekarang.”

Kemudian Jasmine Lo meletakkan handphone, dan beranjak naik ke atas.

Tidak perduli Michael Fu memperlakukannya seperti apa, dia tidak akan melawan, hanya bisa menerima.

Lalu kenapa harus menderita?

Jasmine Lo harus menghadapi apapun yang diberikan Michael Fu untuknya dengan damai.

Lagipula Michael Fu tidak mencintainya, tidak perduli padanya. Semakin dia menderita, Michael Fu akan semakin senang.

Sebuah permainan dengan dua pemain utama, satu orang yang menentukan semuanya, memainkannya Jasmine Lo pun sudah agak lelah.

Jadi begiini saja, Jasmine Lo berkata pada dirinya sendiri.

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu