Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 17 Hari Ulang Tahun Pernikahan

Sebuah mobil Bentley hitam berhenti di depan vila perumahan keluarga Fu.

"Turun." Nada suara Michael Fu kedengaran dingin, mukanya yang tanpa ekspresi itu menatap Jasmine yang duduk disampingnya.

"Oke makasih." Jasmine menjawab, dia melepas sabuk pengaman, membuka pintu mobil dan berjalan menuju vila.

Saat ini, langit sudah gelap.

Jasmine berterima kasih ke Michael Fu yang sudah mengantarnya pulang ke rumah.

Setelah masuk, Bibi He tidak ada di rumah, semuanya gelap di dalam vila.

Jasmine meraba-raba mencari tombol lampu di dinding dan menghidupkan lampu, yang pertama dilihatnya adalah semangkok mie yang sudah mengering di atas meja makan, dia baru menyadari bahwa dia belum makan malam, perutnya sudah lapar dan keroncongan.

Masuk ke dapur, dia mencari sebungkus pangsit instan di kulkas.

Air sudah mendidih, Jasmine mulai memasak pangsit.

Saat dia membawa semangkok pangsit panas itu keluar dari dapur, dia kaget sekali ketika melihat sebuah bayangan orang yang duduk di kursi, hampir saja dia menjatuhkan mangkok itu ke lantai.

"Kamu, kenapa kamu pulang?" Jasmine bertanya kepadanya dan menaruh mangkok itu ke atas meja makan.

Dia pikir setelah mengantarnya pulang Michael bakal langsung pergi, tidak disangka, dia malah memarkirkan mobilnya dan ikut masuk ke dalam rumah

"Ini rumahku, kenapa aku tidak boleh pulang?" Michael menjawabnya tanpa ekspresi.

Seluruh ruangan penuh dengan aroma harumnya pangsit, pandangan mata pria itu langsung menuju ke mangkok pangsit yang masih hangat itu.

Lalu pria itu bersuara, "Kasih aku semangkok juga."

"Apa? Kamu ngomong apa?" Jasmine kaget, dia hampir tidak bisa mempercayai apa yang terdengar di telinganya tadi.

"Aku sudah lapar, taruh semangkok pangsit untukku." Michael Fu berdiri dari sofa, berjalan ke arah meja makan, menarik sebuah kursi dan duduk.

Mata Jasmine melotot, melihat pria ini mengambil sumpit, memakan pangsit dengan pelan, dia baru percaya bahwa dia tidak salah mendengarnya.

Hanya saja, Michael Fu ternyata mau memakan apa yang dimasaknya--

Jasmine ingat di hari ulang tahun pernikahan mereka yang pertama, dia menyiapkan banyak sekali makanan yang disukai Michael, tapi teleponnya tidak diangkat. Sampai akhirnya, dia memakan semua makanan itu sendirian, dan semua sisa makanan hanya bisa di buang ke dalam tong sampah.

Setelah itu, dia tidak memasak untuknya lagi, rumah ini, kalau dia ingin pulang, dia pulang, kalau dia tidak ingin pulang, Jasmine juga tidak memaksanya.

"Oke." Dia menjawab, lalu dia berjalan ke dapur, mengambil semangkok pangsit lagi.

Dia menaroh mangkok itu, lalu duduk di hadapan Michael.

Dia mengangkat kepalanya, melihat pria yang ada didepan matanya ini makan dengan lahap, pangsit yang ada di mangkoknya itu pun sudah tersisa setengah.

Detak jantungnnya berdegup kencang, dia merasa senang.

Jasmine kemudian menundukkan kepalanya lagi, mengambil pangsit dengan sumpit, dan memakannya puas.

Jelas-jelas ini hanya pangsit instan biasa, tapi saat ini, pangsit yang ada di mulutnya ini terasa enak sekali.

Mereka berdua duduk berhadapan di meja makan rumah ini, memakan pangsit, terlihat seperti sepasang kekasih yang asli.

Memikirkan ini, pipi Jasmine memerah, sampai ujung telinganya pun mulai sedikit memerah.

Lantas, keheningan yang sangat sulit didapatkan ini, akhirnya terganggu juga oleh sebuah suara dering handphone.

Handphone yang ada di meja tidak berhenti bergetar, itu handphone Michael.

Jasmine menghentikan sumpitnya, matanya memperhatikan nama yang ada di layar handphone itu, dua kata "rumah sakit" itu muncul di matanya, seketika dia menjadi cemas.

Di pikirannya muncul sebuah nama, Fiona He, Fiona He yang dirawat di rumah sakit jiwa, Fiona He yang sedang dalam proses penyembuhan...