Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 301 Musibah terakhirnya...

Michael dengan bingung duduk di sofa.

Dia tidak tahu selanjutnya apa yang harus dilakukan, dan apa yang bisa dia lakukan.

Michael mengambil surat perceraian itu dan melihatnya dalam diam, bahkan Jasmisne sudah menandatangani surat perceraian tersebut.

Ini adalah satu hal yang paling diinginkan dia dulu, sekarang diletakkan begitu saja di depan matanya oleh Jasmine.

Ketika baru menikah, Michael selalu berpikir untuk cepat-cepat bisa melepaskan diri dari Jasmine, dia tidak mau tinggal dalam keluarga yang penuh kepalsuan ini walau hanya satu menit.

Namun apapun yang dilakukan olehnya, Jasmine selalu bisa menerimanya dengan diam, dan mengobati lukanya sendiri.

Dan Jasmine tidak pernah ada maksud untuk memberontak pada dia.

Seperti halnya sekarang, dia yang selalu ingin perceraian dan Jasmine meletakkan surat perceraian di depan matanya.

Asalkan dia tandatangan, surat perceraian ini sudah sah. Hubungan suami istri antara dia dan Jasmine akan berakhir di sini. Benar-benar berakhir di satu tanda titik ini.

Dan dari isi surat tersebut, dia tidak mengalami kerugian apapun. Tidak ada yang diinginkan oleh Jasmine, semua barang dan harta ditinggalkan untuk dia.

Namun mengapa hatinya terasa begitu sakit.

Michael merasa ada yang mengalir dari matanya, dan membasahi kertas yang ada di tangannya.

Michael mengusap-usap matanya, air mata di tangannya terasa dingin sama seperti rasa di hatinya sekarang.

Michael melihat tangannya yang basah, tiba-tiba teringat Jasmine sebenarnya wanita yang kuat, Jasmine nyaris tidak pernah menangis, dan tidak pernah karena masalah kecil jadi menangis.

Jasmine yang selama ini di depan dia bagaikan terbentuk dari air.

Semua air mata Jasmine ditinggalkan untuknya.

Michael teringat air mata Jasmine, juga senyuman di wajahnya, dan mendadak teringat sepertinya dia tidak pernah benar-benar mengucapkan “aku mencintaimu” kepada Jasmine.

Sudah berapa lama Jasmine menunggu satu kalimat ini?

Namun tidak pernah didapatkan olehnya, hingga sekarang pergi dengan sedih?

Tapi dalam hati dia, benar-benar selalu mencintai Jasmine...

Michael terdiam sesaat, lalu mengusap matanya, kemudian mengambil kunci mobil dan berlari keluar.

Apapun yang terjadi, dia harus keluar mencari Jasmine.

Bahkan jika dia tidak tahu keberadaan Jasmine dan tanpa arah, dia tetap ingin mencarinya.

Dulu Jasmine yang selalu mengejar langkah kakinya, kini adalah waktunya dia untuk mengejar kembali Jasmine.

Dia punya banyak kata yang belum dibicarakan dengan Jasmine. Dan masih banyak sekali yang ingin dikatakan kepadanya.

Michael mengendarai mobilnya.

Di setiap jalan yang dia lewati, Michael melihat dengan jelas mereka satu per satu, berharap menemukan orang yang ingin dia jumpai.

Harapan demi harapan, namun lagi-lagi kecewa yang didapatkan.

Namun di wajahnya tidak muncul rasa lelah, dia seolah-olah seperti orang kesetanan dan terus mencari.

Di tengah malam, Michael tetap saja masih bersemangat dan sepertinya tidak ada rasa lelah sedikitpun.

Setelah berputar-putar di setiap jalan, tiba-tiba Michael melihat satu bangunan di tempat yang tidak begitu jauh dari dia, dengan nyala api menerangi langit.

Baru saja dia melewati jalan ini, tapi karena terhalang oleh bangunan lain, jadi tidak terlihat nyala api tersebut.

Dan sekarang cahaya tersebut menyala merah di depan matanya.

Michael menghentikan mobilnya, dan melihat sebentar. Satu demi satu sirine mobil pemadam lewat di samping mobilnya.

Michael tidak memperhatikan dengan lama, dan pelan-pelan berpaling.

Dimana yang kebakaran, pikir Michael. Dan teringat kembali akan Jasmine.

Dia harus cepat menemukan Jasmine dulu. Sekali lagi Michael menyalakan mobilnya, dan merasa sedikit kesemutan di lengannya.

Keadaan seperti ini sangat berbahaya. Kalau tidak segera menemukan Jasmine, dan terjadi bahaya dengan dia bagaimana?

Mencari terus tanpa tujuan, hingga Michael menyambut cahaya pagi.

Michael menyipitkan matanya sedikit, lampu jalan satu per satu telah dimatikan.

Matahari sudah terbit.

Michael meremas-remas jarinya yang kesemutan, ingin mencari SPBU untuk mengisi bensin dulu baru lanjut mencari Jasmine.

Ketika sedang menuju ke SPBU, handphone Michael berdering.

Michael masih bersemangat walaupun tidak tidur semalaman, namun sebenarnya tubuhnya sudah sedikit kewalahan.

Dia menepi sebentar, mengangkat handphonenya dengan sedikit rasa khawatir, layar handphone sudah retak dibuatnya, tapi untuk sementara masih bisa digunakan, jadi tidak buru-buru mrnggantinya, tapi keluar dulu untuk mencari Jasmine.

Di layar muncul nomor yang tidak dikenal, membuat Michael berpikir tapi diterima juga.

Jika urusan kantor sementara ditunda saja. Jika urusan lain, lihat dulu kepentingannya.

Michael menerima teleponnya, di ujung telepon terdengar suara yang tenang namun lelah dan bertanya,” Halo...apa ini tuan Michael?”

“Iya, aku sendiri.” jawab Michael dengan suara berat.

“Aku adalah penanggungjawab Hotel Universe, maaf aku mau menyampaikan sebuah berita...”

Michael dengan diam mendengarkan, lalu handphonenya jatuh ke bawah.

Handphonenya jatuh di pangkuannya, namun Michael masih tidak sadar, tangannya di samping telinga, masih dengan sikap menerima telepon.

Di handphone terdengar suara sapaan, tapi Michael tidak menjawabnya dan membuat penelepon menghela nafas panjang lalu menutup teleponnya.

Michael terdiam dalam mobil, masih bengong sesaat.

Apa yang dia dengar tadi barusan?

Penanggungjawab memberi tahu, semalam terjadi kebakaran di hotel dan waktu kejadian Jasmine berada di hotel tersebut, namun orang-orang yang selamat tidak ada yang melihat sosok Jasmine, sudah diadakan pencarian tapi nyaris bisa dipastikan Jasmine telah tewas.

Tidak bisa keluar dari kobaran api, juga tidak ada di daftar korban selamat, kemungkinan Jasmine masih hidup tidak ada.

Oh Tuhan, siapa yang bisa mengatakan kalau semua ini tidak nyata, kalau semua ini hanya lelucon buruk yang tidak lucu sama sekali?

Benar, pasti begitu. Karena Jasmine lagi sama marah dia, jadi mengarang berita ini untuk membohonginya.

Sebelum pikirannya merespon, dia sudah menginjak gas mobil dan menuju ke hotel.

Namun semakin mendekati hotel, Michael merasa putus asa.

Ketika dia memarkir mobil di samping hotel, terlihat reruntuhan di depan matanya, harapan yang ada nyaris lenyap sama sekali.

Michael nyaris tidak bisa menahan dirinya untuk cepat turun dari mobil, dan menyerbu ke arah tumpukan reruntuhan.

Tapi Michael masih belum mendekat, sudah dihadang oleh orang-orang.

“Tuan, tuan yang tenang dulu!” kata petugas yang di situ.

Kobaran api masih belum padam semua, jika buru-buru masuk kemungkinan akan terluka oleh sisa-sisa reruntuhan.

Namun, Michael seperti kesetanan dan bersikeras ingin masuk, tidak peduli dengan halangan dari petugas.

Mereka meminta Michael untuk tenang.

Dan tidak terburu-buru.

Tapi bagaimana dia bisa tenang, bagaimana?

Jasmine mungkin masih ada di dalam, tidak mungkin mendapat bahaya begitu saja, pasti tidak akan terjadi apa-apa!

“Lepaskan aku!” teriak Michael. Dia tidak bisa menerima hasil seperti ini, dia mesti masuk sendiri. Terakhir kali dia tidak tepat waktu pergi menolongnya, kali ini dia harus cepat menyelamatkannya!

Dengan cepat Michael dan petugas sudah dipisahkan oleh yang lain.

Michael meronta-ronta dan melihat Nick dengan langkah panjang menuju ke arahnya.

“Michael, apa yang terjadi?” tanya Nick yang juga setelah dengar kabar langsung datang. Hotel Universe adalah hotel milik temannya dan tiba-tiba terjadi kebakaran. Awalnya dia datang bermaksud untuk melihat apa yang bisa dibantu, namun dia melihat di daftar korban ada nama Jasmine.

Masih dalam rasa terkejut, dia melihat Michael. Dia segera meminta orang agar memisahkan Michael dan petugas.

“Jasmine, jasmine masih di dalam.....” kata Michael sambil memegang lengan Nick, dengan mata yang penuh ketakutan membuat Nick merasa kaget, juga merasa sedih.

Dia belum pernah melihat Michael yang begitu rapuh dan ketakutan seperti ini.

Kesannya terhadap Michael adalah orang yang selalu percaya diri dan mempunyai semangat yang menyala-nyala.

“Michael, aku tidak akan membujukmu, tapi kamu dengarkan aku dulu.” kata Nick sambil menarik nafas untuk menenangkan diri.

Michael tentu terpukul dengan kejadian ini, jadi sekarang dia juga harus tenang untuk membantunya. Jika dia sendiri tidak tenang, maka Michael benar-benar akan ambruk.

Michael dengan serius menatap Nick, namun Nick tidak yakin apakah Michael benar-benar mengerti apa yang dikatakannya.

Meskipun tidak yakin, dia tetap harus bicara, tidak bisa tidak.

“Michael, kamu jangan panik dulu. Aku tahu kamu pasti tidak akan menyerah begitu saja terhadap Jasmine. Tapi kamu juga jangan masuk ke sana begitu saja.” kata Nick dengan kerutan di alis.

Selesai bicara, Nick segera meminta petugas untuk membawakan masker gas dan baju anti panas.

Michael pasti tidak mungkin putus asa dan terima hasilnya begitu saja. Jadi kali ini, dia dengan ikhlas untuk membantunya.

Nick memutuskan akan menemani Michael untuk melewati musibah ini.

Bukankah ini hanya tempat yang terbakar? batin Nick sambil menggengam erat kedua tangannya. Kalau dia tidak masuk sekarang, Michael pasti tidak akan bisa melupakan kejadian ini seumur hidupnya.

Nick dengan cepat mengambil baju.

Nick berjalan ke depan dan berbicara sebentar dengan petugas, meskipun mereka merasa dipersulit, namun karena status Nick mereka membolehkan dia dan Michael masuk.

Hotelnya tidak begitu tinggi lantainya, yang beruntung adalah masih ada beberapa tangga yang tidak ikut hancur.

Nick membawa Michael dengan cepat menuju kamar yang disewa Jasmine.

Beberapa pintu sudah tidak beraturan lagi. Benar-benar api yang sangat besar, namun dengan segera bisa menemukan sumber api hingga dengan cepat bisa dipadamkan.

Tapi membawa kerugian yang tidak sedikit bagi pihak hotel. Apalagi kalau ada korban jiwa, hal ini membuat pihak hotel sulit untuk menerima konsekuensinya.

Melihat Michael yang tanpa sadar menerobos terus ke depan, membuat Nick menghela nafas dan menyusulnya.

Melihat keadaaan yang menyedihkan di depan matanya dan tanpa dicegah pelan-pelan menggelengkan kepalanya.

Jika Jasmine benar-benar tidak berlari keluar, maka tidak mungkin masih hidup.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu