Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 247 Hubungan kita (2)

"Jasmine, kalau maksud kamu soal aku mukul kamu karena Fiona, aku minta maaf." Kata Michael dengan serius, sudah dari lama dia ingin meminta maaf sama Jasmine, pas hari ini, kalau memang mereka mau berdiskusi, Michael langsung ngomong sekarang saja, "Aku janji, hal seperti ini tidak akan terjadi lagi."

"Kamu janji?" Tanya Jasmine dengan gemetar, lalu dari matanya yang menatap Michael seperti ingin tertawa.

Bukan ketawa senang karena Michael berjanji, melainkan tawa yang dingin.

Janji ini terlambat sekali, benar-benar terlambat sekali.

Kenapa sampai dia begitu sedih baru memberi dia janji yang selama ini ia harapkan?

Sorotan mata Jasmine yang tidak percaya menusuk hati Michael.

Michael merasa api mulai menyala di hatinya. Kenapa Jasmine tidak memercayainya!

"Apa maksud kamu!" Nada bicara Michael mulai berubah.

"Apa maksud aku?" Jasmine tertawa datar, "Aku harap kamu bisa jelasin, kamu anggap aku ini apa di hatimu?"

"Pertanyaan apa lagi ini?" Emosi Michael semakin naik, dia akui dulu dia memang agak keterlaluan, sudah melakukan banyak hal yang menyakiti Jasmine, tapi dia sudah berusaha berubah, berusaha membayar kesalahan dia, bukankah begitu?

"Coba kamu jawab, kamu anggap aku ini apa? Orang boleh ada boleh tidak ada? Orang yang meskipun ada di samping kamu, tapi masih tetap tidak penting?" Jasmine tidak bisa menahan diri untuk tidak melontarkan pertanyaan bertubi-tubi ini.

"Jadi di hatimu itu aku kayak begitu sama kamu?" Michael akhirnya tidak bisa bersabar lagi, dia mulai curiga, apakah Jasmine memang datang untuk bertengkar dengannya? "Jadi di hati kamu itu aku orang yang seperti apa?"

Jasmine tiba-tiba terdiam.

Ditatapnya Michael agak lama, kemudian baru menjawab, "Orang yang tidak menyelesaikan urusan perasaannya sendiri."

Michael membeku.

Ini memang titik kelemahan dia.

Tapi dia juga tidak ingin seperti ini!

Dia juga ingin cepat-cepat masalah perasaannya selesai, menenangkan Fiona, lalu hidup tenang dengan Jasmine.

Tapi , sekali demi sekali dia gagal.

Ketika akhirnya dengan susah payah dia mengambil langkah pertama di waktu sebelumnya, Jasmine sekarang malah ngomong begini, Michael jadi merasa semua usaha dia terabaikan.

"Michael, kamu sama Fiona mau tidak selesai-selesai sampai kapan?" Jasmine lanjut bertanya.

Ini adalah pertama kali Jasmine menanyakan pertanyaan ini dengan jelas di beberapa tahun ini.

Dia yang dulu selalu diam-diam menerima, tapi sekarang, dia sudah tidak mau menjalani kehidupan tiga orang lagi.

Dia mau Michael membuat satu pilihan.

Antara dia dan Fiona, Michael hanya boleh memilih satu orang.

Siapa yang akan Michael pilih?

Namun Michael tidak seperti yang Jasmine bayangkan, ia tidak langsung membuat pilihan.

Michael malah dari marah menjadi tertawa, ia balik bertanya, “kalau begitu aku tanya kamu, kamu sama Thomas mau tidak selesai-selesai sampai kapan?”

Jasmine tertegun.

Dia tidak menyangka Michael akan melontarkan pertanyaan seperti ini.

Jasmine segera merespon.

“Kamu……Kamu utus orang untuk mengikuti aku?”Jasmine bertanya dengan tidak percaya.

Michael mengernyitkan dahi, jadi menurut Jasmine dia orang seperti itu?

Di dalam hati Jasmine, dia orang yang seperti itu kah?

Michael sungguh tidak berpikir untuk menyuruh orang membuntuti dia, dia masih tidak membubarkan bodyguard itu karena khawatir Jasmine akan ketemu bahaya.

Tapi Michael tidak menyangka Jasmine akan salah paham dengan dia seperti ini.

Michael merasa seluruh hatinya seperti jatuh ke bawah jurang.

“Hah, buntuti kamu.” Michael tertawa, “Ya, benar! Buntuti kamu! Kalau tidak membuntuti kamu, siapa yang tahu kamu ketemu siapa lagi dan ngapain lagi di belakang aku!”

“……Sudah beberapa tahun, jadi selama ini kamu anggap aku seperti ini?”Suara Jasmine agak ditekan.

Jasmine tidak mengira, dia yang menemani selama bertahun-tahun ini, perasaan yang ia beri, yang ia dapat malah akhir seperti ini.

Dia selalu ingin tahu, dia itu orang yang bagaimana di dalam hati Michael.

Akhirnya sekarang dia tahu.

Jasmine tertawa, tertawa hingga matanya berkaca-kaca, hingga air mata mengalir di pipinya.

“Michael, sudah bertahun-tahun berlalu, memangnya aku ada yang salah sama kamu?” Jasmine tertawa dingin, lalu menatap Michael dengan tidak berdaya.

Dia mungkin sudah tidak bisa terus bertahan.

Michael akan memberi dia jawaban seperti apa ke dia?

Diam-diam Jasmine merasa tidak seharusnya dia melontarkan pertanyaan ini, tapi dia tidak bisa menahan untuk tidak menanyakannya.

Apa yang akan Michael jawab?

Michael menatap Jasmine, kelihatannya dia sudah lebih tenang.

Dengan jelas dia menjawab, “Kamu tidak ada salah sama aku.”

Jasmine menatap Michael tanpa bersuara.

Michael berkata lagi, “Tapi kamu salah sama setiap orang yang ada di samping aku.”

Jasmine gemetar.

Kembali lagi.

Semua hubungan mereka, kembali ke awal lagi.

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu