Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 284 Setelah Kembali Ke Rumah (1)

Saat Michael sampai di rumah sakit, Jasmine telah selesai mengemas barang-barangnya, dan siap untuk pergi.

Michael segera naik ke atas untuk menghentikannya, mengerutkan kening lalu bertanya :"Apa yang kamu lakukan ?"

Jasmine menatap Michael lalu menjawabnya dengan halus :"Keluar dari rumah sakit, bukankah ini sangat jelas?"

Jasmine berbicara kepada Michael dengan singkat dan teburu-buru. Tapi memang akhir-akhir ini Jasmine memang sering berkata seperti itu terhadap Michael.

Michael sudah terbiasa seperti ini dari dulu, tapi dia tetap tidak terbiasa, Jasmine membuatnya menjadi tercengang kaku di tempat, tidak dapat mengatakan apapun.

Awalnya saat Michael masih dalam perjalanan, dia berpikir untuk menyuruh Jasmine tinggal dua hari lagi di rumah sakit, lagipula kali ini keadaan tubuh dan hatinya telah sangat terluka.

Tapi situasi ini membuat Michael tidak dapat mengatakan apa yang dia pikirkan.

Michael ragu-ragu untuk sesaat, dan akhirnya berkata, "Kalau begitu aku mengantarmu pulang."

Jasmine menatap Michael, dan menganggukkan kepalanya.

Michael membantu Jasmine memasukan barang-barangnya kedalam mobil, kemudian duduk ke dalam kursi pengemudi.

Ketika Michael mengemudi mobil, Jasmine berkata :"Mampirlah sebentar ke rumah Nenek."

Michael menjadi kaget.

"Mengapa tidak pulang ke rumah terlebih dahulu?" Michael menatap Jasmine dengan keraguan.

Jasmine tentu tidak berpikir untuk tidak pulang bukan?

Jasmine tidak menatap Michael, tapi dengan singkat berkata: "Aku dengar-dengar nenek telah pingsan setelah mendengar kabarku, aku ingin melihat keadaan nenek."

"Kalau begitu kita pulang ke rumah terlebih dahulu, menaruh barang-barangmu, lalu pergi." tanpa ragu Michael berkata.

Suara hati Michael berkata jika Jasmine tidak pulang ke rumah terlebih dulu, maka sangat memungkinkan untuk kehilangan Jasmine.

Untuk beberapa saat Jasmine terdiam, tapi setelah itu dia menganggukkan kepalanya.

Semua ini adalah masalah kecil, tidak ada yang perlu diperdebatkan mereka berdua.

Lagipula apa yang telah diputuskan oleh Jasmine tidak dapat berubah, bahkan sama saja jika Michael menyuruhnya untuk pulang terlebih dulu,

Michael terlihat begitu lega, bahkan saat ini, dia menyetir, sambil mencari topik pembicaraan dengan Jasmine.

"Jasmine, akhirnya kamu pulang. Tanpa kehadiranmu rumah begitu terasa sepi." Michael mengucapkan kata-kata puitis dengan indah.

Mendengarnya, Jasmine hanya tertawa, tidak mengatakan sepatah katapun.

Ingin Fiona pulang ke rumah? Bukankah Michael selalu berharap agar dia menghilang?

Saat ini Michael mengucapkan kata-kata ini lagi kepada Fiona, alih-alih merasa bahagia dan hangat, Fiona malah merasa sangat ironis.

Ketika hati seseorang telah dihancurkan menjadi kepingan kecil, tidak peduli seberapa bagus lemnya, lem itu tidak dapat membuatnya terekat kembali.

Saat ini sungguh mustahil bila Jasmine dapat mempercayai sepatah katapun yang diucapkan Michael.

Jasmine benar-benar sudah ingin menyerah.

Sehingga percaya atau tidak, Jasmine sudah tidak memperdulikannya.

Saat ini apakah Michael mencintainya atau membencinya, Fiona sudah merasa cukup dengan kehidupan tanpa harapan.

Semua harapan hidupnya habis di gudang yang gelap.

Sehingga Jasmine sudah tidak memiliki harapan lagi terhadap Michael.

Michael menatap Jasmine yang tidak bersuara, hanya bisa menutup mulutnya.

Sejak lahir, Michael memang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang peduli padanya. Sehingga Michael sungguh tidak tahu bagaimana menghambil hati orang lain.

Michael memiliki gaya layaknya seorang raja, tapi dia tidak dapat mengetahui isi hati istrinya.

Akhir-akhir ini hati Michael dipenuhi rasa cemas, sehingga hal itu tampak terlihat di wajahnya yang sedih.

Michael tidak memperbaiki situasi, sehingga seharusnya dia memberitahu seluruh masalahannya kepada Nyonya Fu, biarkan Nyonya Fu membimbing Jasmine, maka mungkin keadaan dapat menjadi lebih baik.

Bukankah memang Jasmine memiliki hubungan yang sangat dekat dengan nyonya Fu? Sehingga tentulah Jasmine akan mendengarkan nasehat beliau.

Michael mengemudi menuju garasi mobil, lalu membawa semua barang kedalam rumah, tanpa menungu Michael, Jasmine segera mengambil langkah.

Sesampai di depan rumah, membuka pintu, rasa familiar menghampiri. Saat ini hati Jasmine menjadi keras seperti batu, sehingga hal itu tidak dapat membuat hatinya tersentuh.

Semuanya sungguh akrab, tempat itu adalah merupakan tempat Jasmine mengahiskan waktunya selama empat tahun.

Tanpa menunggu Michael berkata apa-apa, Jasmine segera menuju kamarnya.

Bicara tentang kamarnya, sama sekali tidak ada yang berubah.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu