Lelah Terhadap Cinta Ini - BAB 26 Menemaniku satu malam, aku menyelamatkan kakakmu

Setelah memastikan posisi dari Jacky, Jasmine bergegas menuju kesana dengan mengendarai mobilnya.

Mobil berhenti di depan pintu masuk klub malam, Jasmine duduk di dalam mobil, tak hentinya ia menelepon Jacky, tetapi hasil akhirnya tetap saja teleponnya tak diangkat.

Jasmine hanya bisa terus menunggu dengan sabar.

Hingga larut malam tiba, sudah melewati tengah malam, Jasmine baru melihat foto seorang pria yang ada di telepon genggamnya—— Jacky, ia bersama dengan segerombolan orang keluar dengan mabuk hingga sempoyongan.

Jasmine membuka pintu mobilnya, lalu ia turun berjalan menuju ke arah beberapa orang, ia berdiri di hadapan Jacky, dengan sopan ia berkata, “Tuan He.”

Jacky mendengar, ia membuka sedikit matanya yang kecil seperti kacang hijau itu, melihatnya dari atas kepala sampai ke kaki, dalam keadaan pikiran yang kabur, hingga ia melihat dengan jelas sosok yang ada di hadapannya adalah seorang wanita cantik. “Nona cantik, kamu mencariku?”

“Tuan He, aku adalah adik perempuan Jason Lo, Jasmine Lo, kakakku ia ......”

Belum selesai mendengar Jasmine selesai berbicara, begitu ia mendengar nama Jason Lo disebut, seketika itu juga ia tersadar, raut wajahnya berubah memarah, “Anak tengik yang memukul kepala anakku hingga terluka itu? Huh!”

Jasmine menjepit erat tas tangannya, ia menggigit bibirnya, “maaf, atas nama kakakku aku meminta maaf kepadamu, kuharap kau dapat memaafkan kakakku, kita selesaikan masalah ini secara pribadi, apakah kau dapat meminta orang untuk melepaskan kakakku terlebih dahulu? ”

“Mengeluarkan dia, apa kalian sudah menyiapkan empat belas miliarnya?” dengan nada yang tak bersahabat Jacky bertanya.

“Aku....” Jasmine dengan terus terang menggeleng-gelengkan kepalanya, “Biaya pengobatan anak anda, dan juga empat miliar sebagai uang kekalahan kakakku kepada anak anda, aku akan berusaha mengembalikannya kepada kalian, tetapi angka empat belas miliar, Tuan He, ini sudah memeras orang namanya.”

Jacky bagaikan baru saja mendengar sebuah lelucon besar, tiba-tiba ia tertawa, “lantas kalau aku memang mau memeras orang kenapa?” tidak ada empat belas miliar, “kau tunggu Jason Lo anak tengik itu mendekam di penjara selamanya!”

Selesai berbicara, Jacky melangkahkan kakinya untuk beranjak.

“Tuan He, apakah tidak ada cara lain yang dapat kita bicarakan lagi?” Mana mungkin Jasmine dapat membiarkannya pergi begitu saja, seandainya Jason membuat musibah lagi, ia pun tak mungkin bisa duduk diam melihat kakak kandungnya dipenjara begitu saja.

Jacky mengangkat alisnya, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya, sepasang matanya balik melihat, dengan tak sopan ia memandangi Jasmine. “Tentu saja ada cara... tapi tidak nyaman untuk dibicarakan di sini, Nona Luo, kita bicarakan di dalam mobil, bagaimana?”

Jasmine mengerutkan alisnya, ia menyadari maksud yang tak baik dari pria dihadapannya itu, ia tetap berdiri di tempatnya, tidak berbicara.

“Kalau tak tertarik sudah lupakan saja, sungguh malang sekali kakakmu itu, bahkan adik kandungnya sendiri tidak bersedia untuk menolongnya. ” Jacky tertawa dingin, melangkah pergi.

Disaat Jacky sudah duduk masuk di dalam mobilnya, mobilnya mulai berbelok, saat bersiap-siap untuk berjalan ke arah depan, Jasmine tidak dapat menahan lagi ia pun mengejar Jacky, “Tuan He, tunggu...”

Sesaat kemudian, mobil Jacky berhenti, seperti memang ia sudah menduga sebelumnya, Jacky yang duduk di kursi bagian belakang mobil membuka pintu, sambil menyipitkan matanya ia tersenyum memandang Jasmine, “Nona Luo, kalau sudah berfikir dengan matang, naik saja ke mobil. ”

Jasmine berulang-ulang meremas tangannya, pada akhirnya ia pun menggertakan giginya, masuk ke dalam mobil.

Pintu mobil pun ditutup, mobil mulai berjalan, melaju kencang ke depan.

“Nona Lo, apa kamu tau mobil ini akan pergi menuju kemana? Jacky yang duduk di sebelah Jasmine tiba-tiba saja membuka mulutnya, pada saat berbicara, ia bersendawa ”

Dalam sekejap, kabin mobil yang sempit itu, dipenuhi bau alkohol yang begitu menyengat, membuat Jasmine merasa tak nyaman dan mual.

“Tidak tahu.” Dia duduk merapat ke dekat pintu mobil. Satu tangannya menggenggam erat tas tangannya, dan satu tangannya masih memegang pegangan pintu mobil, seluruh tubuhnya bersiaga seolah dalam saat kapanpun ia bersiap untuk loncat keluar dari mobil.

“Nona Lo, kau sudah duduk di dalam mobilku, masih kaku begini, kau mau berpura-pura untuk diperlihatkan pada siapa?” Jacky mendekat menyandarkan badannya, bau alkohol yang begitu pekat bertiup ke wajahnya.

Jasmine menelan ludah, tanpa menyadari ia bergerak mundur, walaupun ia merasa panik dan takut di dalam hatinya, tapi ia tetap memaksa dirinya untuk berbicara dengan tenang, “Tuan He, bukankah kau bilang untuk membicarakan tentang syaratnya di dalam mobil?”

“Bicara tentang syaratnya, boleh saja, aku tak mau empat belas miliar itu lagi, tapi, aku menginginkan dirimu... bukankah ini sebuah transaksi yang senilai?”

Selesai berkata, tangan Jacky yang kasar dan besar, dengan hebohnya ia letakan di atas paha putih dan ramping Jasmine, dengan gegabah mencoba-coba untuk mendekati ujung rok yang dikenakan Jasmine untuk memasukan tangannya.

“Tidak, selain yang satu ini, tidak boleh!” Jasmine sangat terkejut, ia menutup rapat kakinya, ia seperti sedikit pun tak ragu untuk menyingkirkan tangan lawan bicaranya itu.

“Hey! Kau masih memiliki modal apa untuk bernegosiasi denganku?” Jacky menyeringai, menunjukan giginya yang kekuningan. “Mobil ini akan menuju ke hotel yang masih berada di naungan perusahaanku, kau dapat baik-baik mempertimbangkannya dengan jelas, kau mau menolong kakakmu atau tidak, kau sendiri yang tentukan!”

Otak Jasmine berputar dengan cepat, sebaiknya ia harus bagaimana......

“Tuan He, apakah tidak ada cara lain lagi?” ia mengerutkan dahinya, matanya memerah dibuatnya, meminta tolong

“Ya, sekarang aku telah berubah pikiran, bahkan jika kalian memberi aku empat belas miliar, aku juga sudah tak menginginkannya, sekarang aku hanya ingin kau menemaniku satu malam, setelah itu aku akan segera menyuruh orang untuk melepaskan kakakmu.” Jacky tertawa licik sambil menyipitkan matanya.

“Tidak mungkin!” Jasmine tanpa berpikir lagi langsung menolaknya. “Karena tidak ada yang bisa dibicarakan lagi, sekarang aku mau turun.”

Satu tangannya yang masih menggengam pintu mobil, berulang kali dengan kuat mencoba untuk membukanya, tetapi pintu mobil sama sekali tidak bisa dibuka.

Pintu mobil sudah terkunci——

Jasmine menenangkan hatinya, dengan gugup ia melihat ke belakang, menatap Jacky, “Buka pintunya, aku mau turun!”

“Setibanya mobil itu di tempat tujuan, aku dengan sendirinya akan membuka pintunya.” Jacky menyeringai, mulutnya yang bau dan hitam itu dengan cepat mengarah ke Jasmine dan menekan dirinya.

“Tidak....” Jasmine terkejut dibuatnya, ujung alisnya mengeryit, satu tangannya mendorong orang di hadapannya.

Namun demikian, saat seperti ini mana mungkin Jacky masih mendengarkan kata-kata Jasmine, semakin Jasmine mencoba untuk mendorongnya, dia semakin dengan sekuat tenaga mendekat padanya.

“Nona Lo, tubuhmu sangat wangi!” dia mengerutkan hidungnya, seolah mengendus dengan nikmatnya.

“Pergi kau, jangan sentuh aku......” semakin orang di hadapannya mendekat, semakin membuat perutnya merasa mual, ia hanya bisa terus berteriak kencang.

Hanya saja, sopir yang duduk di kursi kemudi sepertinya sudah biasa saja, mobil melaju kencang ke depan.

Di ruangan yang begitu sempit, Jasmine dengan sekuat tenaga memberontak, dengan sekuat tenaga sepasang kakinya menendang pria yang begitu menjijikan di hadapannya.

Tetapi memang Jasmine terlalu meremehkan tenaga Jacky si psikopat ini.

Jacky mengeluarkan tangan kirinya lalu dengan erat merenggut baju Jasmine, sebelum Jasmine menyadarinya, Jacky langsung memberikan sebuah tamparan kepadanya, sebegitu keras tamparannya hingga bunyinya terdengar nyaring, sebuah bekas tamparan merah membekas di wajahnya, ujung bibirnya seketika mengalir darah keluar.

Jacky terlihat begitu puasnya, ia tertawa , “Memang ternyata wanita semakin memberontak semakin baik, semua orang berkata putri kembar pertama dari keluarga Lo adalah sesosok wanita yang cantik, tapi aku tetap saja menyukai yang galak ini. Jasmine, kau sebaiknya dengarkan perkataanku baik-baik, jangan memberontak lagi, semakin kau memberontak hanya akan membuatku semakin puas.”

Jasmine dengan begitu bencinya menatap tajam Jacky, ia merasa begitu menyesal pada dirinya, mengapa ia memilih untuk percaya pada Jacky, mengapa ia dalam seketika begitu gegabah. Jacky orang macam apa, bagaimana ia tidak pernah mendengar tentangnya sebelumnya.

Jadi apakah hidupnya mulai sekarang hancur oleh karena Jacky? Kalau benar seperti ini, ia lebih baik mati saja.

“Nona cantik, untuk apa kau menggunakan tatapan seperti itu melihatku? Kau tenang saja, aku memiliki keahlian yang baik, pasti akan membuatmu merasa puas. Semua orang bilang Direktur Fu tidak pernah menghargaimu, kalau seperti ini, untuk apa kau sebegitu kukuhnya terhadap Michael Fu?” Jacky hendak menjulurkan tangannya untuk mengelus dagu Jasmine, Jasmine tiba-tiba membuang mukanya menghindarinya.

Disentuh oleh Jacky, yang jasmine rasakan seperti ada banyak serangga yang merayap ke atas tubuhnya, rasa jijiknya membuatnya hanya ingin muntah dengan gila.

Jasmine tahu sekarang tak ada orang yang dapat menyelamatkannya, kalau ia mau menyingkirkan Jacky, ia hanya dapat mengandalkan dirinya sendiri saja. Jadi dia harus menenangkan diri, walaupun hatinya merasa begitu takut, ia pun harus tetap tenang dan berpikir, menemukan cara melarikan diri.

“Karena kau sudah tahu aku adalah istri Michael, otomatis kau juga tahu Nyonya Fu begitu menyayangiku, kalau dia sampai tahu kau menodai istri cucunya, menurutmu apakah kau Marga He masih bisa baik-baik saja seperti dulu?” Jasmine berbicara sambil tertawa dingin.

Mendengar perkataan itu, ekspresi wajah Jacky ternyata benar saja berubah, tetapi bukan karena takut, ia kemudian tertawa, semua giginya yang berwarna kuning terpampang di awang-awang, bau busuk mulutnya yang menyebar ke mana-mana itu hampir saja membuat Jasmine muntah.

“Aku sungguh tidak terpikir kalau kau tak mengatakannya, heh, Jasmine, kau pikir keluarga Fu masih menginginkan orang yang sudah tidak suci kah? Kau jangan terlalu berlebihan melihat dirimu, bahkan suamimu saja tidak peduli terhadapmu, apa kau masih mengharapkan orang lain?”

Perkataan Jacky bagaikan sebilah pisau yang berulang-ulang menusuk hati Jasmine, sakitnya sudah seperti membuatnya tak bisa bernafas.

Betul, sebagaimanapun nenek menyayanginya, semuanya hanya karena ia telah menikah dengan Michael saja, kalau benar sampai terjadi sesuatu padanya, bagaimana mungkin ia akan dimengerti dan juga dimaafkan, mungkin ia bisa dipaku di atas bingkai penghinaan saja.

“Direktur He, kalau kau sungguh menyukaiku, ingin bersama-sama denganku, bukannya tidak boleh, bisa memperoleh rasa suka dari Direktur He, adalah kehormatan untuk seorang Jasmine, kau lihat begitu panjangnya malam ini, untuk apa kita begitu terburu-buru. Lebih baik kau suruh sopirmu untuk mengantar kita ke hotel, bukannya itu rencana yang sempurna?”

Jasmine dengan sengaja mengeluarkan senyuman di wajahnya, ia tidak ingin Jacky melihat dirinya yang sedang memperpanjang waktu.

Jacky mengelus dagunya sendiri sambil berpikir, sambil tertawa ia berkata, “Nona Lo ternyata seorang yang bijak yang begitu memahami kondisi, kalau kau bicara dari tadi, mana mungkin mendapatkan tamparan? Sangat sakit kah? Aku pun seketika tidak bisa mengendalikan tenagaku, aku sungguh minta maaf. ”

Jasmine sedikit menundukan kepalanya, ia hanya berharap Jacky segera menutup mulutnya, sama sekali tidak ingin mendengar suaranya, kalau bukan karena pintu mobil yang dikunci, bahkan kalau dia beresiko jatuh terluka pun, ia akan tetap melompat dari mobil.

“Cari sebuah hotel yang paling dekat dan berhenti di sana.” Jacky berbicara pada supir yang sedang mengemudi itu.

“Baik.” Sopir itu meresponnya dengan ekspresi yang biasa saja, sepertinya hal itu bukan hal yang aneh lagi baginya.

Sepuluh menit kemudian, mobil pun berhenti di depan pintu masuk Hotel Marriot

Pintu mobil sudah terbuka, Jasmine sengaja berpura-pura dengan tenang turun dari dalam mobil, melihat Jacky dan menyusulnya turun juga, tanpa berpikir lagi, Jasmine berlari sekencang-kencangnya.

Jacky tersadar, dan mulai memaki, “Dasar wanita murahan, begitu kutangkap dia kembali, aku ingin lihat apa dia masih ada tenaga untuk lari.” Setelah selesai berbicara, ia menghadap ke sopir dan berteriak, “Cepat kau kejar dia!”

Di malam yang gelap, di tempat parkir di depan pintu masuk hotel.

Jasmine seperti orang gila berlari ke depan, ini hanya satu-satunya kesempatan untuknya, kalau kali ini ia tidak berhasil melarikan diri, maka ia benar-benar tidak bisa selamat.

Suara angin bertiup terdengar di telinganya, jantung Jasmine seperti berdebar-debar.

“Jasmine, berhenti kau!” dari balik tubuhnya terngiang suara teriakan Jacky, langkah Jasmine pun semakin kencang.

Tapi sampai ia berlari ke ujung jalan, di sudut jalan itu, Jasmine tiba-tiba menghentikan langkahnya, ia dengan bengong melihat yang ada di hadapannya.

Di depannya adalah tembok, dua bayangan yang begitu ia kenali melekat di sana.

Sosok yang bersandar di dinding itu menyadari adanya suara,dengan cepat menoleh, begitulah pandangan mata Jasmine melakukan kontak yang tidak disengaja dengan orangn di hadapannya.

Ia adalah Michael Fu——

Novel Terkait

Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu