Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 255 Ketika mimpi menjadi kenyataan (2)

Ini mungkin karena Jenny menyiraminya dengan air, jadi kenangan buruk itu terulang kembali dan memimpikannya.

Perasaan dingin mengelilingi Jasmine, ia tak tahan dan terus mengigigil.

Jenny mengetahui bahwa Jasmine bergetar, Jenny Lo berpikir bahwa Jasmine takut, jadi dia dengan bangga berkata “hanya aku yang memenuhi syarat untuk menjadi istri Michael Fu, kau harus segera menghilang, jangam ganggu hubunganku dengan Michael Fu!”

Jasmine Lo menyeringai,angin menghembus masuk ke dalam tenggorokannya, dia tidak bisa menahan batuk.

Tapi Jenny melihat Jasmine tidak menjawabnya, ia merasa sangat menyenangkan, dan ingin sekali membuat Jasmine menjawabnya.

“kenapa, apa yang kukatakan ini salah? Kenapa kau gak menjawabnya? Kau tidak mau mengakuinya?” Jenny memandanginya dengan bersemangat, “lihat penampilanmu saat ini, siapapun yang melihatnya pasti akan membencimu, hahahaha!”

Jasmine melihat Jenny tertawa dengan sombong, hatinya begitu lelah.

Ini sudah hari kedua, seharusnya Michael Fu sudah pulang, kenapa masih belum menyelamatkannya?

Dengan kemampuan Michael Fu, tidak mungkin menemukannya saja butuh waktu yang lama.

Kenapa belum datang, masih perlu berapa lama ia menderita disini?

Jenny Lo dan Jason Lo tidak memberikan apapun untuk dia makan, dia merasa anaknya sudah sedikit memprotes.

Dia tidak tahu apa yang akan Jenny lakukan lagi hingga masih menunggunya, Jasmine juga tidak tahu berapa lama lagi ia bisa bertahan.

Apakah Michael Fu tidak datang karena dia tidak ingin mencarinya sama sekali?

Ketika pikiran ini muncul dibenaknya, Jasmine tak bisa menahan diri untuk tidak mengigil.

Apakah Michael Fu benar-benar tidak ingin datang mencarinya?

Tidak, tidak mungkin. Jasmine Lo menghibur dirinya sendiri, Michael Fu tidak akan pernah seperti ini, dia tidak mungkin sekejam itu.

Bahkan jika dia benar-benar tidak peduli padanya, setidaknya dia akan peduli tentang bayi yang ada di perutnya.

Anak ini masih sangat kecil, jika anak ini menghilang, Michael Fu pasti akan khawatir. Ini adalah anak pertama mereka. Bukankah Michael Fu sangat menyukai anak-anak?

Michael Fu pasti akan datang. Jasmine Lo menghibur dirinya.

“kenapa, apakah kau masih menunggu Michael Fu untuk datang menyelamatkanmu?” Jenny melihat Jasmine seperti sebuah lelucon, “dia tidak akan datang!”

Jasmine bergumam dalam hati, dan dia segera mendongak melihat Jenny Lo.

“ngapain melihatku?” Jenny berkata sambil tersenyum, “kenapa, apakah kau berpikir kau begitu penting didalam hati Michael Fu? Jika dia benar-benar ingin mencsrimu, sudah dari awal dia akan , ini sudah berapa lama, bahkan dia tidak pernah meneleponmu?”

Jenny berkata sambil mengambil hape Jasmine yang ada diatas meja.

Benar-benar tidak ada panggilan.

Hatinya begitu sedih.

Michael Fu pasti sudah berada dirumah, tapi dia bahkan tidak meneleponnya.

Jasmine Lo mebggelengkan kepalanya dan membuang pikiran itu jauh-jauh.

Dia harus percaya pada Michael Fu, pria itu tidak akan mengabaikan hidup dan matinya.

Ini pasti kebohongan yang digunakan Jenny untuk menipunya.

Jasmine diam-diam berkata pada dirinya sendiri tidak boleh percaya, tidak boleh percaya.

Michael Fu belum menemukannya, Michael Fu pasti sedang berusaha mencarinya, tapi belum menemukannya.

Jasmine tidak salah menebak. Sebenarnya Michael Fu benar-benar menelepon Jasmine, tapi ketika ditelepon, Jasmine dalam keadaan pingsan, Jason mengambilnya dan menutup telepon dari Michael.

Setelah menutup teleponnya, ia lalu mematikan hape Jasmine Lo.

Jadi Jasmine tidak mendengar panggilan itu.

Jasmine Lo mengusir semua keraguan dihatinya, dalam hatinya ia tahu jelas, sekarang ia menggantung harapannya pada Michael Fu, setiap kata yang dikatakan Jenny,tidak boleh dipercaya.

Sekali dia peecaya, maka itu akan mengoyahkan kepercayaanya.

Jenny Lo hanya ingin melihat sisi lemahnya, dia tidak boleh membiarkan Jenny berhasil.

Jasmine yang sudah berpegang teguh dengan hatinya hanya memandangi Jenny Lo,dan tidak memberikan tanggapan apapun.

Ketika Jasmine melihat bahwa kata-katanya tidak mempengaruhi Jasmine Lo, dia merasa bosan dan arah, kemarahannya pada Jasmine seperti meninju kapas, membuatnya merasa tidak menggunakan tenaga.

Sama seperti saat mereka masih kecil, tidak peduli bagaimana mereka mengertak Jasmine Lo, dia tidak akan membalasnya, dia juga tidak akan melawan mereka.

Tapi saat itu Jasmine setidaknya tidak akan memandanginya dengan muka arogannya seperti itu, ia seolah-olah memandangi badut.

Dia membuat Jenny merasa frustasi, dan Jenny tidak suka dengan perasaan seperti ini.

Semua perasaan ini hilang setelah Jenny melihat sesuatu diatas meja.

Jenny melihat Jasmine dan tersenyum padanya, mengambil barang diatas meja dan menyodorkannya ke depan Jasmine.

“gimana, barang yang kakak siapkan khusus untukmu, suka gak?” kata Jenny dengan santai, “bukankah kau belajar piano? Kau pasti sangat menyukai ini.”

Jasmine mengangkat kelopak matanya dan ingin melihat apa yang akan dilakukan Jenny untuknya.

Namun, hanya dengan sekali pandang, Jasmine Lo membuka matanya lebar-lebar.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu