Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 177 Makan Malam yang Sempurna (2)

Jasmine Lo menahan tawanya. Dia berusaha tidak merusak suasana hati Michael Fu.

Hari ini Jasmine pergi ke supermarket dan berjalan cukup lama. Dia merasa lelah. Jadi, Jasmine membiarkan Michael memilih sendiri. Sementara dirinya beristirahat sejenak.

Beberapa saat kemudian, pelayan tampak tidak kuat lagi membawa setumpuk baju itu di kedua tangannya.

Michael menoleh padanya, lalu berkata, “Baiklah. Ini dulu saja. Tolong dibungkus.”

Sebenarnya pelayan itu ingin berkata tidak masalah, setumpuk baju ini bisa ditaruh lebih dulu, lalu baru memilih lebih banyak lagi! Namun, karena dirasanya kurang sopan, pelayan itu hanya diam.

Setelah menggesek kartunya, Michael memperlihatkan bungkusan besar itu ke Jasmine, “Sudah. Yuk.”

Jasmine mengikuti Michael dari belakang. Jasmine tertawa melihat tingkah suaminya.

Jasmine tidak menyangka Michael memiliki sisi ini dalam dirinya.

Michael jelas-jelas sangat menyayangi bayi mereka.

Jasmine merasa bahagia mendapati Michael sangat memperhatikan darah dagingnya.

Jasmine pernah merasa khawatir Michael akan membenci bayinya karena Michael tidak menyukai Jasmine.

Namun, Jasmine merasa dirinya terlalu paranoid.

Sekarang dia bisa bernafas lega.

“Segini dulu.” Ujar Michael pada Jasmine, “Nanti kita beli lagi.”

Kalimat Michael terngiang-ngiang di kepala pelayan toko tadi.

Hatinya melompat gembira.

Tadinya, pelayan tersebut berencana untuk mengundurkan diri. Namun, dia sekarang dia berubah pikiran.

Michael meletakkan barang-barang belanjaannya di kursi belakang mobil. Dia lalu membukakan pintu untuk Jasmine. Mereka pun berangkat menuju kediaman keluarga Fu.

Setibanya di rumah keluarga Fu, mereka mengetuk pintu depan. Fernando Fu yang telah kembali pun membuka pintu.

“Rupanya kalian telah tiba.” sapa Fernando dengan tawa. Namun, matanya tampak menginvestigasi pasangan itu dari atas hingga bawah.

Michael melihatnya. Namun, dia hanya mengerutkan dahinya.

Fernando yang kali ini menggunakan kata ‘kalian’ membuat Michael merasa lebih nyaman.

Dulu setiap mereka datang berkunjung, di mata Fernando hanya ada Jasmine seorang. Bagaimana Michael tidak tersinggung seorang lelaki menatapi isterinya begitu?

Jasmine canggung merasakan tatapan Fernando yang berlebihan.

Namun, dia tahu hal seperti ini memang agak susah dihindari.

Setelah pulang dari luar negeri, Fernando juga telah mendengar masalah antara Michael dan Fiona.

Jadi, alami jika Fernando penasaran. Susah baginya untuk tidak menginvestigasi.

Sebenarnya, pertama kali Fernando mengetahui masalah itu, dia hampir naik pitam.

Dia tidak menyangka Michael bisa melakukan hal seperti itu.

Saat itu, Fernando juga sedang cinta mati pada Jasmine.

Wanita yang paling dikasihinya. Fernando bahkan tidak tega untuk sedikitpun melukainya. Lalu, mengapa Jasmine harus menderita karena Michael?

Hal itu membuat Fernando benar-benar tidak tahan!

Namun, Fernando lalu mendengar cerita lengkapnya dari mulut Nenek Fu sendiri.

Fernando lalu menyimpulkan dia telah salah paham.

Namun, Fernando tetap saja menghela nafas kesal.

Walaupun Michael telah menyelesaikan masalah ini seperti tidak ada jalan lain lagi, namun tetap saja caranya menyalahi Jasmine.

Kalau Fernando berada di posisi Michael, dia akan mencoba sebaik mungkin untuk tidak melukai Jasmine.

Tetapi, Fernando juga hanya bisa berangan-angan saja karena Jasmine bukan miliknya.

Ada rasa sesal di hati Fernando. Kalau saja dia bertemu Jasmine lebih awal, mungkin yang sekarang berdiri di sisi wanita itu adalah dirinya.

Fernando mengamati Michael dan Jasmine.

Tepat seperti yang dikatakan oleh Nenek Fu, tidak ada yang aneh dengan pasangan itu.

Fernando berpikiran mungkin semua ini hanya salah paham saja. Dia lalu mengabaikan rasa sesal di hatinya.

Asal Jasmine baik-baik saja, Fernando bahagia.

Segala tentang Jasmine adalah patokan utama bagi Fernando.

Jasmine yang sedang merasa canggung karena tatapan Fernando pun angkat bicara, “Kami membawa kado. Lihatlah.”

“Mm. Baiklah.” ujar Fernando hangat dan ramah.

Setelah Fernando menarik pandangannya, Jasmine barulah bisa bernafas lega. Dia lalu mengeluarkan sebotol anggur merah.

“Lafite!” Fernando menerimanya, “Bagaimana kamu tahu aku suka anggur Lafite?” tanyanya senang.

Jasmine tertawa. Dia pernah melihat Fernando menyebutkannya di media sosialnya.

“Entah. Kami hanya asal beli.” timpal Michael.

Michael selalu bersikap seperti itu pada Fernando. Fernando sendiri juga telah terbiasa. Jadi, dia tidak terlalu memperhatikan kata-kata Michael. Namun, dia tersenyum tulus pada Jasmine dan berkata, “Terimakasih, Jasmine.”

“Aku yang bayar. Mengapa berterimakasih ke dia?”

Michael bertingkah seperti anak kecil lagi. Dia hanya ingin menggaris-bawahi bahwa Jasmine adalah miliknya seorang.

Michael menatapi Jasmine. Terlihat jelas Michael sedang merasa tidak senang.

Fernando tertawa, “Aku tahu kamu yang bayar. Namun, pasti Jasmine yang memilih anggurnya. Benar, ‘kan?”

“…” Michael tidak bisa menimpalinya. Michael lalu membatin tidak akan membiarkan Jasmine memberi kado apapun untuk Fernando lagi nantinya.

Tanpa sadar, Michael telah memikirkan banyak tentang masa depannya dengan Jasmine.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu