Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 176 Kehidupan yang Damai (2)

“Senior Gu, apa yang sedang kau lakukan disini?” tanya Jasmine sambil tersenyum ramah.

“Aku dan temanku datang kesini untuk makan. Tidak kusangka akan bertemu denganmu.” jawab Thomas sambil tertawa.

Jasmine mengangguk-angguk. Dia lalu teringat belum mengenalkan Michael dan Thomas satu sama lain, “Kakak Gu, kenalkan ini suamiku, Michael Fu. Michael, ini kakak angkatanku di Amerika dulu, Thomas Gu.”

“Direktur Fu, aku mendengar banyak tentangmu.” Ujar Thomas Gur amah, sambil mengulurkan tangannya.

Michael tampak suram, namun melihat sikap Thomas yang sopan, dia lalu merasa segan. Michael pun menyambut tangan Thomas.

Muncul percikan api perseteruan ketika kedua pria itu bersalaman.

Wajah Thomas menyungging senyum, namun ada kilatan yang berbahaya di matanya. Michael pun tidak segan-segan memperlihatkan aura yang sama.

“Aku datang untuk menyapa saja. Temanku ada disana. Kalau begitu, aku pamit dulu.” Thomas memandang Jasmine, “Kau terlihat baik. Kalau ada waktu luang, kita bisa bertemu lagi.”

Thomas tersenyum kepada Michael dan Jasmine, lalu beranjak pergi.

Pandangan Jasmine mengarah ke tempat Thomas duduk. Thomas melihatnya, lalu mengangkat gelasnya untuk bersulang. Setelah itu, Jasmine barulah menarik pandangannya.

Tepat saat itu juga, suasana hati Michael kian memburuk.

“Kau masih menyukainya?” tanya Michael sambil melihati wanita di depannya.

“Apa maksudmu masih?” Jasmine sedikit kehabisan kata-kata, “Aku hanya senang bertemu dengannya, bukan berarti aku menyukainya.”

Mendengar jawaban Jasmine, Michael menatapnya sejenak. Suasana hatinya lalu membaik.

“Kau jangan berhubungan dengan pria itu lagi.” tambah Michael.

“Kenapa?” tanya Jasmine sambil menatap mata Michael yang tajam, “Dia sudah jauh-jauh pulang. Lalu, aku tidak boleh menemuinya?”

Michael mengerutkan dahinya, lalu meletakkan garpunya. Dia merasa harus menghentikan Jasmine, namun saat itu juga merasa tidak perlu begitu.

Michael menimbang-nimbang keputusannya lalu berkata, “Kau sedang hamil. Jangan banyak tingkah. Lagipula, perutmu juga sudah membesar. Lebih baik, urus dulu pekerjaanmu di kantor.”

“Itu aku tahu.” Jasmine lalu teringat bayinya. Air mukanya melembut.

Dia sudah menikah dengan Michael cukup lama. Baru saat itu dia akhirnya mengandung bayinya. Jasmine merasa harus sangat berhati-hati menjaganya.

Michael melihat senyum keibuan Jasmine. Michael lalu merasa dia telah berpikir yang tidak-tidak tentang isterinya.

Saat ini, hati Jasmine hanya untuk bayinya seorang.

Jasmine sangat menyayangi bayi dalam kandungannya. Rasa sayangnya terlihat jelas di matanya.

Kalau hati Jasmine hanya untuk bayinya seorang, lalu bagaimana perasaannya tentang hubungannya dengan Michael? Perasaan Jasmine yang telah Michael jaga bertahun-tahun.

***

Fiona He belum lama pindah, tiba-tiba Bibi Qin menelepon mengabari bahwa Nyonya Fu menginginkan Michael dan Jasmine berkunjung ke rumah.

Michael tidak memiliki alasan untuk menolak. Dia merasa mungkin beliau memang merindukan mereka berdua.

Di pertemuan sebelumnya, beliau belum sempat berbincang lama dengan mereka. Lagipula, Michael juga sudah lama tidak pulang. Dia sedikit merasa bersalah.

Setelah pulang dari kantor, Michael menjemput Jasmine untuk berangkat bersama.

Karena harus membawa kado, mereka berdua pun mampir ke supermarket.

Sesaat setelah memasuki supermarket, Jasmine mengambil makanan yang disukai Michael lalu menaruhnya ke dalam keranjang belanjanya.

Michael menatapnya tidak percaya.

Usai membeli makanan, mereka ke lantai atas untuk membeli kado.

Ada berbagai macam barang, namun Jasmine selalu bisa memilih kado yang disukai Nenek Fu.

Itulah yang membuatnya Jasmine dekat dengan Nenek Fu.

Kembalinya Fernando Fu ke Amerika menandakan terjadinya sesuatu di rumah. Ketika Michael mendengar kabar itu, wajahnya langsung suram. Namun, saat itu Michael sibuk dengan masalah Fiona dan Jasmine. Jadi, dia tidak ada waktu untuk masalah Fernando.

Kini, Fernando telah kembali. Jadi, Michael dan Jasmine pun menyiapkan kado untuknya juga.

“Bukannya dia yang harusnya membawakan kado untuk kita?” tanya Michael sambil menghela nafas kesal. Persis seperti bocah yang tidak diberi kembang gula.

Michael hanya memperlihatkan sisi kekanak-kanakannya pada Jasmine seorang.

Jasmine tertawa. Dia memberikan sebotol anggur merah yang baru saja dipilihnya ke Michael, “Ada apa? Kau iri? Kalau begitu kita beli sebotol lagi untukmu.”

Michael tertangkap basah. Namun, air mukanya tampak membaik. Dia lalu mengambil dua botol anggur dan membayarnya.

Jasmine menggelengkan kepalanya. Michael membelikan kado untuk dirinya sendiri, dengan uangnya sendiri. Mengapa bisa sebahagia itu?

Tetapi, Michael yang begini lebih mirip manusia. Tidak seperti Michael yang sebelumnya dingin, membuat Jasmine susah mendekat padanya.

Sekarang mereka berdua sedang akur. Jasmine tidak paham mengapa Michael selalu berpikir untuknya, juga selalu mengikuti nasihatnya.

Mungkin, sikap Michael memang begitu. Gemar mengatur. Namun, sikap Michael yang seperti itulah yang dihargai Jasmine.

Setelah selesai membayar anggur merah, mereka menuju lantai bawah. Di situ mereka melewati area baju anak.

Michael berdiri terpaku di dekat escalator, sambil menatapi baju-baju mungil itu.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu