Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 179 Manis Pahit Cinta (2)

Nenek Fu sejak awal tahu Jasmine adalah wanita baik-baik. Siapa yang tidak mencintainya kalau begitu?

Menyuruh Fiona untuk cepat pindah adalah pilihan terbaik.

Namun, Nenek Fu tidak tahu, Fiona yang sekarang tinggal seorang diri di rumah barunya tiap hari merindukan Michael. Dia juga sedang merencanakan hal-hal yang pantas ditakuti.

Selesai makan malam, Nenek Fu tidak sabar ingin ke lantai atas untuk mengecek silsilah keluarganya.

Fernando yang barusan menerima tugas untuk memberi si bayi nama inggris juga ingin segera mulai membuat daftar.

Tidak lama, Michael dan Jasmine pulang.

Jasmine merasa bahagia dengan makan malam kali ini.

Tidak ada pertengkaran, perdebatan, maupun kedekatan yang pura-pura. Keempat orang itu duduk berbincang dengan leluasa.

Kado yang dibawa Fernando dari Amerika juga satu tas besar berisi baju bayi yang dipilih Michael siang tadi tergeletak di kursi belakang mobil.

Hari ini Jasmine merasakan apa yang nama keluarga.

Sepoi angin di ujung musim semi itu terasa hangat. Jasmine merasakan hangatnya menyelimuti hatinya yang telah lama kelabu.

Apa dia boleh menanti masa depannya yang lebih baik mulai sekarang?

***

Jasmine sedang menikmati masa cutinya. Hari ini dia akan bertemu dengan Valencia Xia untuk secangkir kopi.

Setelah Valencia memesan kopi untuk dirinya, dia lalu memesan secangkir susu untuk Jasmine.

Jasmine bingung.

“Kau sedang hamil sekarang. Kau tahu, ‘kan?” ujar Valencia perhatian, “Sementara ini jangan minum kafein dulu. Lebih baik minum susu untuk menutrisi kandunganmu.”

Valencia lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.

Jasmine tertawa, “Aku tidak sepenting itu.”

“Kau penting! Sangat penting!” timpal Valencia berlebihan, “Asal kau tahu saja, hari ini kau keluar denganku. Misal terjadi hal buruk padamu, Michael bisa menghabisiku!”

Valencia bergidik membayangkannya.

“Michael sebegitu menakutkannya, ya?” Jasmine tertawa.

“Tentu saja!” Valencia teringat wajah Michael yang penuh peringatan ketika dia tadi mengantar Jasmine. Valencia merasa seperti akan perang dingin saja.

“Michael tidak mempercayaiku!” ujar Valencia kesal, “Jadi, aku akan membuktikan padanya kalau aku bisa menjagamu!”

Sejak awal bertemu dengan Valencia hari ini, Jasmine tak henti-hentinya tertawa.

Valencia menatapi wajah Jasmine yang penuh tawa, dirinya ikut merasa senang, “Masalah kemarin, apa sudah selesai ditangani?”

Walaupun tidak ingin membuka luka lama Jasmine, namun Valencia merasa harus memastikan hal itu, karena Valencia pun turut sedih jika hal buruk terjadi pada Jasmine.

Jasmine terbiasa memendam masalahnya sendiri. Valencia ingin Jasmine berbagi dengannya, mengeluarkan isi hatinya.

“Mm. Semua itu telah berlalu.” Jasmine tahu Valencia khawatir, “Michael melakukannya untuk menenangkan Fiona. Entah bagaimana, semuanya tersingkap.”

“Masih lebih baik begitu.” Valencia merasa lega ketika dulu Michael berkata dia tidak akan cerai. Namun, baru merasa benar-benar lega ketika Jasmine sendiri yang mengatakannya.

“Fiona ini benar-benar bebal.” ujar Valencia geram.

“Dia hanya terlalu mencintai Michael.” ujar Jasmine sambil menghela nafas.

Fiona menyukai Michael, Jasmine bisa melihatnya. Tetapi, karena terlalu mencintai juga lah Fiona bisa melakukan hal-hal seperti itu.

“Terlalu mencintai lalu boleh asal mencelakai orang begitu?” Valencia murka, “Dia sendiri tidak bisa membuat Michael mencintainya, lalu ingin merusak hubungan kalian? Aku jijik dengan orang seperti itu!”

“Sudahlah. Semua sudah berlalu.” ujar Jasmine menenangkan Valencia, “Bukannya aku sekarang sudah baik-baik saja?”

“Baguslah kalau begitu.” Valencia menarik tangan Jasmine, “Ketika aku mendengar berita ini, rasanya aku ingin menampar Michael. Untung Christopher mencegahku. Kalau tidak, aku benar-benar sudah melakukannya!”

Jasmine tertawa.

“Baiklah. Cukup tentang masalahku.” Jasmine menyeruput secangkir susu yang Valencia pesankan untuknya. Aromanya wangi dan kental, seperti pertemanannya dengan Valencia, “Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini? Karena masalah Fiona, aku jadi belum sempat bertanya-tanya padamu.”

“Aku? Aku baik-baik saja. Tidak ada masalah.” ujar Valencia.

“Bagaimana hubunganmu dengan Christopher? Apa ada perkembangan, Nona Xia?” ujar Jasmine usil.

“Mengapa kau tiba-tiba menanyakan hal ini?”

Valencia mudah tersipu. Sekali mendengar nama Christopher, dia langsung kehilangan kata-kata.

“Apa kau sudah menyatakan perasaanmu padanya?” tanya Jasmine.

“Be… belum!” wajah Valencia memerah, “Bukannya Christopher yang harusnya menyatakan perasaannya duluan?”

Valencia sudah memberi pria itu kode berkali-kali, namun Christopher tidak juga merespon. Valencia menjadi sedikit frustasi. Apakah Christopher menyukainya?

Kalau begini caranya, Valencia tidak ingin menyukai Christopher lagi.

Kadang cinta membuat orang bersedih. Untuk wanita dewasa seperti Valencia, sekali dia merasakan manisnya cinta, di saat yang sama juga dia merasakan pahitnya.

Novel Terkait

Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu