Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 28 Kelihatan Michael tidak bisa memuaskan Jasmine

Namun demikian, Michael yang duduk di kursi pengemudi, tetap dengan ekspresi kosongnya mengendarai mobil, tapi di dalam hatinya ia diam-diam memaki.

Jasmine wanita ini, menyayanginya sudahlah cukup, tidak disangka berani di belakang Michael ia berani menggoda pria lain, tampaknya Michael tidak bisa memuaskan Jasmine, sungguh murahan.

Jasmine bersandar pada jendela, untuk menghindari agar kepalanya tidak terbentur lagi, Jasmine mengencangkan sabuk pengamannya dengan baik, tangannya terus memegangi kursi. Michael orang yang seperti apa, Jasmine bagaimana mungkin tidak tahu, saat ini Michael sedang emosi sampai ke ubun-ubun, jadi mengemudi seperti orang yang sedang gila.

Tapi kenapa Michael harus marah? Apakah karena perkataan yang Jacky ucapkan itu?

Jelas-jelas ia tidak mencintainya, tidak peduli kepadanya, tapi tetap saja seperti ratusan kali meminta ini itu kepada Jasmine, hanya karena identitas Jasmine sebagai nyonya Fu. Terkadang Jasmine merasa sangat lelah, mengapa ia mau menempatkan dirinya sendiri pada situasi seperti itu, situasi yang begitu pahit dan putus asa seolah sebuah titik terang pun tak terlihat.

Suasana di dalam mobil begitu menyesakkan, begitu hening hingga hanya terdengar suara nafas keduanya saja, seperti timbul tenggelam.

Michael lagi-lagi menambah kecepatannya, ia mengemudi sudah seperti menggila.

Jasmine terkejut hingga ia berteriak dengan lengkingnya, "Michael, apa kau sudah gila! Cepat berhenti!"

Sepanjang jalan ini jalan di pusat kota, Michael berkendara seperti ini bisa menimbulkan kecelakaan, Jasmine sudah seperti sedang mengendarai roller coaster, seluruh perutnya seperti terkocok-kocok, asam lambungnya hampir dimuntahkannya keluar.

Melihat penampilan Jasmine yang terluka seperti ini, Michael malahan merasa begitu senang, dia tersenyum dengan licik, "Jasmine, hanya sampai kecepatan seperti ini kau sudah tidak tahan? Dan kau masih menikmati mencari keseruan dari pria liar di luar? Ha? Jadi kau menyalahkanku karena tidak memuaskanmu?"

Jasmine tidak berani mempercayai telinganya sendiri, bagaimana bisa Michael mengucapkan perkataan seperti itu, bagaimana bisa sebegitunya menyakitinya.

"Michael, jelas-jelas bukan seperti yang kau pikirkan, mengapa kau tetap saja salah paham padaku? Apakah sebegitu rendahnyakah aku di matamu?"

Tatapan mata Jasmine dipenuhi rasa sakit, pria yang sangat dicintainya itu menginjak-injak harga dirinya, tapi Jasmine juga tidak berbuat apa-apa, hanya bisa dengan baik menahannya.

Begitu rendahnya? Huh!

Michael tertawa dingin, "Kau terlampau jauh lebih rendah, Jasmine, begitu terpikir apa saja yang pernah kau perbuat, rasanya aku tak bisa menahan ingin mencekikmu. Awalnya kukira kau bisa menghargai kedudukan yang kau dapatkan dengan susah payah, tapi keliatannya sekarang, rupanya akulah yang berpikir terlalu banyak, kau ini benar-benar sedang memperlihatkan sifat aslimu.

Jasmine tidak ingin berkata terlalu banyak, Michael dari awal sudah menetapkan kesalahan pada diri Jasmine, semakin Jasmine berbicara semakin menjelaskan pun semua tidak ada guna nya, untuk apa bicara dan membuat Michael kesal.

Tetapi dengan Jasmine membungkam mulutnya itu malah membuat Michael semakin emosi, "Kenapa kau tidak berbicara? Apa semua yang kukatakan itu benar, Ha? " Selesai berbicara, Michael semakin menaikan kecepatan mobilnya lagi.

Hingga mobil berhenti, Jasmine segera melepaskan sabuk pengaman, bergegas berlari ke tempat sampah yang ada di pinggir rerumputan, mengeluarkan muntahnya.

Sedangkan Michael berdiri tidak jauh dari sana, hanya dari samping melihatnya saja.

Semua ini adalah pilihan Jasmine sendiri, tidak ada yang perlu disesalkan, tidak bisa, Michael tidak mungkin luluh hatinya terhadap Jasmine, Jasmine begitu pandai bersandiwara, bisa jadi sekarang Jasmine sengaja sedang berpura-pura lemah untuk mendapatkan belas kasihannya, Michael tidak boleh tertipu olehnya.

Setelah mengeluarkan semua muntahnya baru Jasmine merasa lebih nyaman, seluruh tubuhnya lemas dan kepalanya sangat sakit. Jasmine bangkit berdiri, dan melangkahkan kakinya lurus ke arah rumah.

"Jasmine, kau sesungguhnya ingin bersandiwara sampai kapan? Tidak tahu kapan Michael sudah berjalan hingga ke hadapan Jasmine, ia mengeluarkan suaranya dan mulai menginterogasi.

Jasmine sesaat tidak memahami maksud Michael, dengan bertanya-tanya ia menatap Michael, "Michael, apa maksud dari perkataanmu ini?"

"Apa maksudku? Kau masih saja berpura-pura, kau begitu pintar, mana mungkin tidak mengerti. Bukankah kau hanya ingin berpura-pura lemah dan terlihat lemah dan malang di depanku, dengan begitu aku akan merasa kasihan dan tidak memberitahu Nenek tentang masalah kau yang berhubungan dengan pria lain, pikiranmu itu, bagaimana mungkin aku tidak bisa menebaknya.”

Jasmine seperti mendengar lelucon yang lucu, sambil tertawa kecil ia berkata "Michael, ternyata kau berpikir seperti itu."

"Ah, apakah jadinya kau berani bilang tidak?"

Raut wajah Jasmine tidak berubah, "Aku lelah, tidak ingin meributkan masalah ini sekarang"

Adrenalin Michael benar-benar terpicu oleh sikap Jasmine yang seperti ini, Michael mencengkram tangan Jasmine sambil masuk ke dalam rumah, membiarkan Jasmine meronta-ronta, tidak sedikitpun ada niatan untuk melepaskannya.

"Michael, sebenarnya apa maksudmu?" Jasmine benar-benar tidak lagi memiliki tenaga untuk meributkan hal ini dengannya, ia sekarang hanya ingin mandi dan pergi tidur, semua masalah tunggu setelah bangun baru dipikirkan lagi.

Tetapi Michael sangat jelas tidak berencana melepaskan Jasmine begitu mudah, Michael dengan erat mencengkram Jasmine, menyeretnya ke dalam rumah, kemudian belum sampai Jasmine merespon, mengangkat Jasmine keatas bahunya, dan naik ke lantai atas.

Posisi kepala Jasmine menghadap bawah, membuatnya begitu pusing, rasanya tidak lama ia bisa muntah lagi, Jasmine dengan susah payah membuka mulutnya, "Michael, cepat turunkan aku, aku ingin muntah"

Tetapi Michael seolah menutup telinganya, langsung menuju ke kamar tidur, lalu menjatuhkan Jasmine diatas tempat tidur, wajahnya dengan jijik menatap Jasmine, dengan suara dingin ia berkata, “Jasmine, apakah kau sangat menginginkannya? Apakah kau merasa tidak mendapat kepuasan? Hari ini, aku akan membuatmu puas, lihat apakah kau masih memiliki tenaga untuk menggoda pria lain.”

Setelah pandangan Jasmine bertemu dengan Michael, Jasmine benar-benar merasa sangat ketakutan, dia tidak bisa tidak menunjukkan ekspresi ketakutannya, seluruh tubuh Jasmine mendorong ke belakang, tapi Michael malah menekannya dengan erat, hingga ia dipaksa hingga masuk ke satu sudut, sampai benar-benar tidak ada lagi jalan keluar.

“Michael, bisakah kau tenang sedikit? Kau dengarkan aku bicara, aku sungguh tidak melakukan sesuatu yang tak pantas terhadapmu, percayalah padaku, aku dan Jacky tidak memiliki hubungan apapun.”

“Tidak ada hubungan apapun? Jasmine, kau tutup mulutmu. Kau pikir aku bisa mempercayaimu? Kau pikir kau masih bisa mendapatkan kepercayaan dariku lagi?” selesai berbicara, Michael langsung menekan Jasmine kebawah, dengan sekuat tenaga kedua tangan nya merobek pakaian Jasmine.

Jasmine seperti sebuah boneka yang dipenjara, tidak ada ruang untuk melawan sama sekali.

Jasmine dengan berat menahan rasa sakit yang diberikan Michael, dari awal teriakannya, sampai akhir tangisannya, hingga tenggorokannya serak, sampai tangisnya pun tidak mengeluarkan air mata lagi.

Jasmine tidak tau kapan ladang penyiksaan ini akan berakhir, sebelum Jasmine pingsan, ia mendengar suara makian Michael, “Mengecewakan.” lalu Michael membanting pintu dan keluar.

Sedangkan Jasmine tersadar karena rasa dingin di sisa malam itu, tanpa sehelai apapun yang menutupi seluruh tubuhnya ia terbaring di atas lantai.

Jasmine mendudukan badannya, sambil menahan rasa sakit pergi ke dalam kamar mandi sedikit membersihkan dirinya sejenak.

Jelas-jelas kepalanya sakit seluruh tubuhnya juga sakit, tapi malah ia tidak bisa tertidur.

Sebetulnya Michael menganggap dirinya apa, jelas-jelas tidak mencintainya, mengapa mau melakukan perbuatan itu bersamanya, yang sebelumnya, Jasmine hanya menganggap untuk mengatasi nenek saja, tapi hari ini, mengapa Michael seperti itu padanya, sama sekali tidak memperlakukan Jasmine seperti manusia.

Diluar jendela bulan bersinar terang, tidak tahu kali ini sudah malam keberapa ia lalui sendirian, sejak menikah dengan Michael, bisa dihitung dengan jari berapa kali ia tinggal di rumah.

Mungkin benar-benar terlalu lelah, disaat pikirannya kabur, Jasmine kemudian tertidur lagi.

Sesungguhnya Michael tidak meninggalkan rumah, ia selalu merokok di lantai bawah.

Di dalam asbak di atas meja teh, sudah dipenuhi oleh puntung rokok, semuanya adalah rokok yang dihisapnya. Michael tidak tahu mengapa ia merasa begitu kesal, pikiran nya dipenuhi dengan Jasmine dan Jacky.

Akhirnya, Michael menelpon asistennya, untuk mengutus orang mencari tahu tentang Jacky.

Jam empat pagi, Michael bangun dari sofa, sepasang matanya merah, ia melangkahkan kakinya berjalan naik ke lantai atas. Awalnya Michael mau ke kamar tamu untuk beristirahat, tapi saat melewati kamar utama, terdengar suara hantaman, sebuah benda yang berat jatuh ke lantai.

Awalnya ia tidak peduli, tetapi karena pintu tidak tertutup rapat, ia mengintip melalui celah pintu situasi di dalam.

Jasmine terjatuh di lantai, tapi sedikitpun tidak ada tanda-tanda ia tersadar.

Michael diam-diam memaki, melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan.

“Jasmine, kau babi ya? Sudah terjatuh seperti ini, kepalamu sudah membenjol begitu, masih saja bisa tidur begitu nyenyak.

Wajah Jasmine menjadi pucat pasi, keringat dingin tak hentinya mengucur di dahinya, ia sama sekali tidak dapat mendengar suara Michael.

Michael mengulurkan tangannya dan mengusap dahi Jasmine, ia baru tersadar ada sesuatu yang janggal, ia pun segera memeluk Jasmine, segera membanting pintu dan keluar.

Di UGD rumah sakit kota, Jasmine dibawa masuk ke dalam ruang pemeriksaan, setelah seorang dokter perempuan memberikan pemeriksaan terhadap Jasmine, ia pun keluar dari ruang pemeriksaan sambil mengerutkan alisnya, tatapannya berubah menjadi tak bersahabat saat melihat Michael.

“Apa hubunganmu dengan pasien?”

Dengan muka dingin Michael merespon, “Aku suaminya.”

“Ah, saat-saat ini orang macam apapun ada.”

Michael mengerutkan alisnya, “Dokter, bagaimana kondisinya sekarang sebenarnya?”

“Aku benar-benar baru pertama kalinya melihat pasien seperti ini, karena hubungan seksual yang terlalu kasar, menyebabkan kemaluannya berdarah sehingga harus dibawa kerumah sakit. Tubuh istrimu pada dasarnya sudah lemah, sekarang demam sampai tiga puluh sembilan derajat, jika tidak segera dibawa kerumah sakit, besok pagi mungkin ia sudah demam hingga menjadi gila. ”

Michael pun merasa sedikit gelisah, “Jadi sekarang seharusnya aku berbuat bagaimana?‘’

“Aku sudah memberikan obat agar pendarahannya berhenti, cairan sedang diinjeksi ke tubuhnya agar suhu turun, setelah malam ini, jika demam sudah turun berarti sudah tidak ada masalah. Anak muda, karena kalian adalah suami istri, seharusnya kalian saling menghargai, jangan sampai satu hari menyesal.”

Michael tidak menggubrisnya, ia terus memikirkan perkataan baru saja dikatakan dokter, apakah ia sungguh sudah sedikit kelewatan, hingga tak disangka sampai menyakiti Jasmine seperti ini.

Tapi….. Tidak boleh luluh hati, tidak boleh melupakan apa yang sudah Jasmine lakukan sebelumnya, sekali berpikir saja tentang anak yang belum pernah dijumpainya itu, rasa bencinya terhadap Jasmine semakin bertambah.

Jasmine bermimpi sangat panjang, dalam mimpinya, Jasmine memimpikan kembali tentang masa mudanya.

Pada masa itu, hubungan Jasmine dan Michael sangat baik, mereka bersekolah di sekolah yang sama, Michael adalah pria tertampan di sekolah itu, semua siswi di sekolah terpikat kepadanya, tapi Michael malah tidak tertarik sama sekali pada satupun di antara mereka.

Sedangkan Jasmine, juga diam-diam menyukai Michael, Bahkan kalau ia menjadi temannya pun, Jasmine akan tetap menyukainya.

Pagi-pagi pukul enam lebih, langit baru saja mulai terang, Jasmine membuka matanya.

Seluruh matanya kabur, sesaat ia tidak tahu dirinya sebenarnya ada dimana, Jasmine ingin menggerakkan tubuhnya, ia melihat ada jarum di tangannya, baru ia mengerti, dirinya berada di rumah sakit.

Hanya saja, mengapa tiba-tiba ia ada datang ke rumah sakit. Jelas jelas ia ingat sedang tidur di dalam rumah, selanjutnya apakah ada sesuatu yang terjadi?

Tepat pada saat itu, pintu kamar pasien dibuka oleh seseorang, seorang perawat muda yang membawa sepiring obat berjalan masuk, melihat Jasmine yang sudah tersadar, perawat itu tersenyum dan berkata, “akhirnya kau bangun juga.”

Jasmine dengan rasa bertanya-tanya berkata, “Suster, apakah kau tahu siapa yang mengantarku ke rumah sakit?”

“Suamimu yang mengantarmu.” Suster yang masih muda itu menjawabnya.

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu