Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 21 - Reaksi pertamanya, Dia sudah memiliki pria lain di luar?

Dengan bibir yang berat, Jasmine hampir menyerah dan perlahan menutup matanya.

Tak banyak bicara, mereka saling berciuman, bisa dikatakan, ini adalah hukuman Michael Fu untuknya. Dengan sengaja ia meremas dan menggigit bibirnya.

Ya, dia harus menerima takdirnya!

Menikah dengan Michael Fu, merupakan takdirnya. Ia harus menerima penghinaan dan penyiksaan yang tak berujung padanya.

Di sudut mata, air matanya mulai jatuh membasahi pipi.

Michael meraih tangannya dengan satu tangan, dan tangan besarnya secara perlahan meregangkan ke bawah, menarik resleting roknya.

Bibir pria itu, ia masih belum berhenti mencium mulut wanita itu, di pipinya, ia berkali-kali mengigitnya.

Sampai dia pun mencium air matanya, rasa asin, hatinya menjadi dingin, seperti ada sesuatu yang tajam, sedikit demi sedikit menusuknya.

Michael lalu berhenti melakukannya, seolah-olah dia tiba-tiba kehilangan nafsunya.

Baru sadar nafas laki-laki itu yang begitu besar tiba-tiba perlahan menghilang. lalu, Jasmine membuka matanya yang penuh dengan air mata dan melihat bahwa Michael telah meninggalkannya.

Jasmine menghela nafas lega, ia langsung berdiri dan menempatkan kedua tangannya di depan dada, dan duduk di sebelah jendela mobil, seperti seekor rusa yang sedang terluka.

“Jasmine, apakah kau menolakku sekarang?” Michael yang sedang berdiri di sebelah pintu mobil, satu tangannya dengan dimasukkan ke dalam saku celananya. Matanya melihat dengan samar-samar, Jasmine yang masih ada di dalam mobil.

Dia dapat menyadarinya, ketakutan Jasmine, penolakan, itu benar-benar nyata.

Pikiran pertama yang terlintas adalah apakah dia memiliki pria lain di luar?

Jasmine memegangi lengannya, mengkerutkan alisnya, mengelap bibirnya, ia membuka mulutnya, suara nya terdengar seperti suara sengau.

"Ya .. Michael, aku tahu bahwa kau membenciku, kau ingin menyiksaku, tetapi ini adalah kuburan, ada orang bisa lewat kapan saja, bahkan jika kamu ingin membalaskan dendam kepadaku, tolong jangan di sini. Kau mungkin tidak malu, tapi aku malu ... ... "

Lampu mobil menyala, Michael melihat rambut wanita itu di bawah cahaya, berantakan. Bagian atas kemejanya terbuka beberapa kancing, dan resleting rok nya terbuka, benar benar sangat memalukan.

Hatinya seperti ditarik, seolah-olah hatinya dibuat lembut, dan dia benar-benar ingin membiarkan ia pergi.

Michael tidak berbicara, membanting, dan menutup pintu kursi belakang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Mengangkat kaki, berjalan ke kursi pengemudi dan duduk.

Menghidupkan mesin, dan mengemudikan mobilnya keluar.

Setelah situasinya mulai tenang, hati Jasmine pun mulai bisa merasakan lega.

Teringat pristiwa tadi, perilaku dia terhadapnya di mobil barusan, ia masih merasa takut, takut ia akan benar-benar mengeksekusinya di depan pintu kuburan.

Orang seperti Michael Fu,apa yang tidak bisa dilakukan olehnya?

Saat mobil telah sampai di kediaman Fu, langit di luar jendela mobil sudah berwarna abu-abu.

Mereka telah menghabiskan sepanjang malam ...

Kali ini, Jasmine tak lagi tertidur seperti dulu, ia seperti seekor landak dengan duri yang sedang berjaga-jaga dengan waspada.

Terdengar suara kecil pria itu,dengan suara dingin yang rendah, memerintahkannya untuk turun.

Jasmine bergerak, karena berada di posisi kursi belakang, jadi sekarang seluruh tubuhnya seperti lumpuh, ia mengangkat salah satu kakinya, dan ia merasakan mati rasa.

“Jasmine, tunggu apa lagi? Cepat keluar dari mobil!” Suara dingin Michael,terdengar sekali lagi.

Setelah mendengarnya, hati Jasmine menjadi tegang,dengan cepat ia mempercepat gerakan, tetapi tangan dan kakinya masih mati rasa, sangat sulit untuk membuka pintu mobilnya, ia keluar tergesa-gesa, kakinya pun menginjak tanah, kakinya yang mati rasa berdiri tidak stabil sehingga membuatnya jatuh ke tanah.

Namun, dia tidak berani menundanya lagi, ia mengangkat tangannya, dan kemudian menutup pintu belakang.

Michael Fu duduk di kursi pengemudi, menatap cermin belakang mobilnya, melihat usaha wanita itu untuk keluar dari mobil, mengambil perhatiannya untuk melirik, apalagi saat ia jatuh ke tanah, sungguh menyedihkan.

Ekspresinya seperti tidak peduli, lalu mulai menjalankan mobilnya, dan pergi bagaikan debu yang terbang.

Jasmine yang terjatuh di tanah,dari jauh memandang mobilnya yang makin lama melaju semakin jauh dan akhirnya menghilang.

Biasanya, ia pergi ke rumah sakit untuk melihat Fiona He.

Hari ini adalah hari peringatan meninggalnya orangtua anak itu. Setiap tahun tepat di hari ini, ia akan mengunjungi Fiona.

Jantungnya tiba-tiba serasa jatuh, seperti jatuh ke dalam jurang yang tak berdasar.

Jasmine menarik nafas, meletakkan tangannya di tanah, mengambil ancang-ancang untuk bangkit, ia baru menyadari saat ia terjatuh dari mobil, ia terluka, lapisan kulitnya terlepas dan darah mengalir dari kakinya.

Namun, dia sama sekali tidak merasakan sakit...

hati, hati ini lebih menyakitkan.

Jasmine perlahan bisa kembali berdiri, dan air mata masih deras tak tertahankan, Dari kelopak mata, satu per satu menetes.

“Nyonya muda, bagaimana kamu bisa ada di sini?” Bibi He berjalan keluar dari dalam lalu melihat Jasmine sekilas, hatinya sakit,dan langsung menyuruhnya masuk ke dalam.

Tenggorokan Jasmine bergerak naik turun, tetapi di dalam mulutnya, bagaimana ia masih bisa bilang bahwa ia tidak apa-apa, 3 kata itu..

Bagaimanapun, dia bukan berlian yang tidak bisa dihancurkan. Tidak mungkin. Ketika sang suami pergi mencari wanita lain, dia bisa memberi tahu orang lain dengan senyum yang kuat bahwa ia baik-baik saja, dia tidak apa-apa.

Bibi He adalah pembantu lama di keluarga Fu. Dalam tiga tahun terakhir, dia tahu segala yang terjadi antara Michael dengan Jasmine. Dia tahu betapa pahitnya yang telah Jasmine lewati. "Nyonya muda, mari kita duluan pergi, Lututmu terluka parah, kau perlu obat untuk menghindari infeksi. "

Jasmine menatapnya dengan saksama dan mengangguk dengan kaku. Bibi He membantu menopangnya untuk masuk ke dalam rumah.

Baru saja ia akan melangkahkan kakinya ke pintu,tiba-tiba teringat kata-kata yang pria itu katakan di telinganya—

"Pulang? Kediaman Fu? Apakah itu rumahmu? Jika bukan karena tindakanmu, sekarang yang menjadi nyonya rumah Fu, itu pasti Fiona, bukanlah kau!

Mulut Jasmine menggumal dan menertawakan dirinya sendiri. Rumah bukan miliknya. Ini tidak bisa dibilang sebagai rumahnya ...

Ketika dia memasuki rumah, Jasmine duduk di sofa, Bibi He cepat-cepat berlari ke lemari untuk mengambil kotak obat.

Saat bibi He kembali, ia melihat Jasmine sudah meringkuk di sofa, memejamkan mata, dan tertidur, terdengar suara nafasnya keluar masuk.

Ia mengambil nafas panjang perlahana, merasakan sakit hatinya Jasmine. Dia meletakkan kotak obatnya, menarik selimut dengan hati-hati untuk menutupinya. Baru ia pergi ke dapur.

......

Michael mengendarai mobil melaju kencang di jalan raya. Arahnya persis rumah sakit tempat Fiona berada.

Baru saja, rumah sakit menelponnya berkali-kali.

Dia tahu, pasti ini berkaitan dengan Fiona.

Ketika mobil tiba di rumah sakit, Michael langsung naik ke kamarnya di Lantai 17. Belum sampai ke pintu, dari kejauhan ia mendengar suara PRANGGG PRANGGG, suara barang yang dibanting.

Melihat gangguan mental yang dialami Fiona, hati Michael terpukul, bagaikan sepasang tangan besar yang tak terlihat, menangkap hatinya .

"Anakku ... kembalikan anakku kepadaku ..."

Dia baru saja berada di depan pintu, terdengar suara tangisan Fiona yang menyedihkan.

Ia mengintip melihat kedalam, terlihat tangan Fiona yang diikat di sisi tempat tidurnya, kakinya yang menendang-nendang di udara.

Termos, kotak makan, selimut di meja samping tempat tidurnya semua rusak.

"Fiona ..." Michael mengepalkan kedua tangannya beberapa saat, baru ia mengeluarkan suara dan berteriak padanya.

Mendengar suara itu, Fiona yang sedang duduk di tempat tidur, dengan tatapan kosong, tiba-tiba ia fokus dan menjadi hening, ia seperti masih mengenali, mengenali Michael Fu, lalu berteriak, "Michael , Kak Michael ...... "

Hati Michael menegang, ia melangkah memasuki kamar.

Beberapa dokter dan perawat yang melihat situasinya, langsung keluar dari kamar itu dan memberikan waktu kepada mereka untuk berdua.

"Kak Michael, sudah lama kamu tak datang menjengukku ... bayi kita, masih delapan bulan, baru akan dilahirkan ..." kedua tangan Fiona yang masih terikat di ranjang tidurnya, tetapi melihat Michael Fu, Wajahnya langsung tersenyum.

Mendengar kata “anak”, wajah Michael berubah suram. Beberapa saat ia baru mengeluarkan beberapa patah kata “Fiona harus baik, harus patuh, kak Michael baru mau kesini menjenguk kamu, oke?"

Saat berbicara, tatapan pria itu sangat lembut, mengangkat tangannya, dengan lembut membelai rambut Fiona yang berantakan dan kasar.

Ia semakin kurus, dagunya kotor, garis biru-putih di baju pasiennya sudah seperti karung besar yang membungkus tubuhnya yang ramping dan kosong.

Dia masih ingat, Fiona dulunya adalah bunga sekolah di Royal College of Art. Jika bukan karena keguguran anak, dia tidak akan menjadi seperti ini ...

Dia masih ingat, Fiona pernah bilang ketika dia lulus, dia ingin menjadi perancang busana. Dia ingin membuat lemari pakaiannya penuh dengan pakaian yang telah dia rancang, satu baju per hari, dengan model yang berbeda.

Namun, sekarang, semuanya jauh dari kata normal.

“Kak Michael, pergelangan tangan saya sakit, bisakah kau membantuku melepaskan talinya?” tiba-tiba, Fiona menangis, mengeluh, dan memohon.

Michael memandanginya. Tangan Fiona yang terikat, perlahan mengeluarkan sesuatu dari dalam strip kain. Michael masih berpikir-pikir untuk membantunya membuka ikatan kain itu. Akhirnya ia membuka ikatannya.

Begitu dia melepaskan ikatannya, Fiona dengan bersemangat berlari memeluk Michael Fu. Lalu menggunakan kedua tangannya mencekik lehernya, "Kak Michael, kita sudah punya anak. Kapan kau akan menikahiku?"

"Aku ..." Tenggorokan Michael mulai terasa sakit, tidak tahu bagaimana cara memberitahunya bahwa dia telah menikahi seorang wanita yang membunuh anak-anak mereka.

“Sayang, ciumlah aku, oke?” Fiona bertumpu pada dadanya, tangannya yang kotor, menunjuk ke bibirnya yang pucat.

Alis Michael tertegun, pada saat ini, di depan matanya, teringat, wajah Jasmine yang sangat ia benci.

Sial, bagaimana dia bisa mengingatnya!

“Kak Michael, apa kau tidak mau? Kau sudah tidak suka pada Fiona?” Wajah Fiona menjadi putih, air matanya yang menetes dan jatuh dari matanya, jarinya menunjuk lurus ke arah hati lelaki itu, ” Michael, kamu ... sekarang kau sudah dengan wanita lain,kau sudah tidak ingin Fiona, apa kau sudah tidak menginginkan Chandra anak kita? "

Setelah itu, Fiona perlahan-lahan mengelus perutnya, seolah-olah ada seorang anak didalamnya.

Dan juga, kata-kata darinya, tindakan yang telah ia lakukan, tiba-tiba membuat Michael Fu merasa seperti di dalam belenggu yang mengikatnya.

Fiona, Chandra,... .. dua nama ini, seperti memberinya hukuman.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu