Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 334 Kerabat bukan kekasih

“Pernahkah kamu mencintaiku, meskipun hanya sebentar, bahkan sedikit?” Thomas Gu menatap lurus kedua mata Jasmine Lo, dan tidak ingin melewatkan sedikit pun emosi yang disembunyikan oleh Jasmine Lo.

Jasmine Lo juga menatap lurus kedua mata Thomas Gu, dan tidak mengalihkan pandangannya untuk sedikit menghindar seperti yang dibayangkan Thomas Gu.

Kemudian Thomas Gu melihat Jasmine Lo menggelengkan kepalanya dan mendengar Jasmine Lo berkata dengan suara jernih yang selalu dia sukai: "Maaf, senior."

Thomas Gu akhirnya benar-benar patah hati.

Dia tersenyum getir.

Bukankah sejak awal seharusnya dia sudah tahu jawaban Jasmine Lo?

Jadi mengapa dia masih bertanya? Mengapa masih tidak menyerah?

Tidak rela... dia sangat tidak rela.

Tapi ini tidak boleh menyalahkan Jasmine Lo, karena dia sendiri yang sejak awal tidak serius menganggapi perasaannya, tidak mencintai Jasmine Lo dengan sungguh-sungguh, tidak menggunakan perasaannya yang paling tulus untuk mengerakkan hati Jasmine .

Mungkin dari awal dia sudah tahu jawabannya. Alasannya menanyakan hal ini adalah agar Jasmine Lo mengatakannya langsung kepada dirinya , memberitahukan kepadanya bahwa mereka berdua benar-benar tidak mungkin untuk bersama.

Hanya dengan melukai hatinya baru benar-benar bisa membuatnya menyerah.

Thomas Gu membenamkan wajahnya di tangannya.

Tidak tahu mengapa, saat ini, dia sangat ingin menangis.

Gadis ini benar-benar tidak pernah menjadi miliknya. Sebelumnya tidak, sekarang juga tidak, dan kedepannnya juga tidak akan terjadi.

Dengan sedih Thomas Gu mengerutkan dahinya, suaranya bergetar, "Maaf Jasmine, aku ingin sendirian."

Thomas Gu berkata, lalu dia kembali ke kamar tanpa menoleh ke belakang.

Dia selalu berada di depan Jasmine Lo, selalu menjadi pendukungnya yang paling solid, dia tidak ingin Jasmine Lo melihat sisi dirinya yang sangat rapuh.

Jasmine Lo tidak menghentikan Thomas Gu. Dia tahu betapa tulusnya Thomas Gu menyukai dirinya. Tapi dikarenakan hal ini Jasmine Lo harus tega mengucapkan perkataan seperti itu.

Karena dirinya tidak dapat membalas perasaannya , tidak bisa menemani di sisinya, oleh karena itu dia tidak boleh menyisakan sedikit pun harapan untuk Thomas Gu .

Jika Thomas selamanya berharap kepadanya, hanya akan memperpanjang penderitaan Thomas Gu dan membuat Thomas selamanya tidak dapat menemukan percintaannya sendiri.

Pintu kamar Thomas Gu tertutup, Jasmine Lo duduk sendirian di ruang tamu, sedikit kehilangan fokus.

"Senior, maaf ..."

Aku benar-benar minta maaf, aku bukan orang tepat dalam hidup Anda. Tidak bisa mendampingimu orang yang paling baik di dunia.

Cinta memang seperti itu, karena cinta tidak peduli bagaimana pun rupa pasangannya, akan merasa pasangannya sangat cantik. Bahkan jika pasanganmu tidak begitu sempurna, cinta dapat mengisi semua kekosongan itu, dan bahkan kekurangan pasanganmu akan menjadi bagian paling imut di matamu.

Hari itu Jasmine Lo sudah mulai mengepak barang-barangnya. Dia sudah berkata seperti itu, oleh karena itu dia tidak memiliki alasan untuk tetap tinggal dan merepotkan Thomas Gu.

Keesokan harinya saat Thomas Gu keluar dari kamar, matanya masih sedikit merah. Melihatnya langsung tahu bahwa semalam dia tidak tidur nyenyak.

Ketika dia datang ke ruang tamu, Jasmine Lo sedang membaca koran pagi di ruang tamu, di sampingnya ada sebuah koper berukuran tidak besar.

Thomas Gu terpaku sejenak, Jasmine Lo sudah melihatnya, dia menyapa Thomas Gu sambil tersenyum, "Senior, selamat pagi. Aku sudah menyiapkan sarapan, mari makan bersama."

Thomas Gu mengikuti Jasmine Lo berjalan ke meja makan.

Thomas Gu mengambil garpu dan menancapkannya di telur goreng yang berada diatas piring yang terletak di hadapannya. Cairan kuning keemasan dari kuning telur yang belum sepenuhnya matang mengalir keluar dari kulit kecoklatan.

Thomas Gu menatap dengan tatapan kosong, tiba-tiba dia mengangkat kepalanya dan tersenyum pada Jasmine Lo.

Senyumannya ini santai dan ceria.

Jasmine Lo peralahan merasa lega. Thomas Gu seharusnya seperti ini. Dia adalah pria paling sempurna di dunia, ekspresi wajah yang sedih dan frustrasi tidak cocok untuknya, ekspresi wajah yang cocok untuknya adalah ekspresi wajah yang gagah dengan senyuman yang santai.

“Sarapan terakhir?” Thomas Gu berkata sambil tersenyum, lalu memasukkan sepotong telur yang baru dipotongnya ke dalam mulutnya.

Sarapan yang dimasak oleh Jasmine Lo masih sangat lezat seperti biasanya, tetapi memikirkan bahwa ini mungkin merupakan sarapan terakhir yang dibuat oleh Jasmine Lo untuknya, telur goreng itu terasa pahit di lidah Thomas Gu.

Dia hampir ingin membuang garpu dan berdiri untuk meminta Jasmine Lo untuk tetap tinggal.

Biarpun harus memohon kepadanya juga tidak masalah.

Tetapi pada akhirnya Thomas Gu tidak melakukan apa-apa. Memaksa membuat Jasmine Lo tinggal, ini tidak sesuai dengan pandangannya terhadap cinta.

Jasmine Lo juga memakan satu suapan telur goreng, lalu dia tersenyum dengan lembut.

"Senior, aku ingat semua makanan favoritmu. Kamu boleh datang kapan saja untuk makan," kata Jasmine Lo sambil tersenyum, ekspresinya seakan sedang berbicara dengan sahabat karibnya.

"..." Thomas Gu diam sesaat, kemudian dia menghela nafas, "Kamu sudah memutuskan?"

"Hmm, aku sudah memutuskan. Aku akan kembali." Jasmine Lo meletakkan garpunya dan berkata dengan serius.

Thomas Gu berhenti berbicara.

Mengitari jalan yang penuh lika-liku, pada akhirnya, Jasmine Lo kembali ke tempat dimana seharusnya dia berada.

Tapi Jasmine Lo terlihat sangat bahagia, bukankah itu sangat bagus? Thomas Gu memaksa dirinya untuk berpikir seperti itu.

"Senior, kamu pasti akan menemukan cinta sejatimu," kata Jasmine Lo dengan lembut. Thomas Gu selalu dikelilingi oleh gadis-gadis yang baik, tetapi karena beberapa tahu ini Thomas Gu telah mencurahkan seluruh perhatiannya kepadanya, sehingga Thomas tidak menyadari pemandangan yang ada di sekitarnya.

Sekarang dirinya sudah pergi, tanpa orang yang membutakan matanya, Thomas Gu pasti akan segera menyadari bahwa masih banyak ikan di lautan.

Thomas Gu diam dalam waktu yang lama, hingga dia selesai menghabiskan sarapannya.

Saat menurunkan serbetnya, Thomas Gu tiba-tiba menghela nafas yang sangat panjang.

“Aku benar-benar kalah denganmu,” kata Thomas Gu sambil tersenyum.

Bahkan sampai sekarang, bahkan setelah Jasmine Lo telah menolaknya dengan ucapan yang sangat kejam, bahkan setelah dirinya terluka seperti ini, dia masih tidak bisa membenci Jasmine Lo.

“Aku tahu banyak tentang situasi di rumahmu.” Thomas Gu memandang Jasmine Lo dengan ekspresi serius, tetapi ketekunannya tampaknya menghilang, dan aura seluruh orang itu menjadi marah lagi. “Sekarang Paman Lo telah meninggal , Keluargamu sudah mati. "

Saat Jasmine Lo mendengar ucapan ini, matanya terlihat meredup, dia tidak tahu mengapa Thomas Gu mengatakan hal ini, tetapi dia tetap mendengarkannya dengan seksama, ini adalah kebiasaan yang telah dia biasakan selama bertahun-tahun. Siapa pun mungkin mencelakakannya, tetapi Thomas Gu adalah yang paling tidak mungkin melakukan hal itu.

Sorot mata Jasmine Lo yang penuh kepercayaan membuat Thomas Gu merasa nyaman, jadi dia lanjut berkata: "Jika kamu tidak keberatan, anggap aku sebagai keluargamu."

"Aku tidak akan mengganggu hidupmu lagi. Tapi jika kelak Michael Fu menindasmu lagi, ada suatu tempat yang bisa selalu kamu datangi."

Nada suara Thomas Gu terdengar santai, tetapi sebenarnya dia sangat gugup.

Dia takut Jasmine Lo akan menolak.

Ternyata benar, jika menginginkannya memutuskan hubungan dan sama sekali tidak berhubungan lagi dengan Jasmine Lo, dia masih tidak dapat menerimanya.

Dikarenakan tidak bisa menjadi kekasih, menjadi anggota keluarga atau kerabat juga tidak buruk.

Mereka yang tidak memiliki hubungan kekasih, pasti juga dapat saling berhubungan dengan baik, kan? Bagaimana pun selama bertahun-tahun, mereka selalu berhubungan seperti ini.

Setelah Thomas Gu selesai mengatakannya , dia menatap Jasmine Lo dengan gugup.

Jasmine Lo juga menatap Thomas Gu, tetapi untuk waktu yang cukup lama dia tidak mengatakan apa-apa.

Thomas Gu menjadi semakin gugup, dia berpikir apakah dirinya terlalu kelewat batas? Apakah hal ini akan membuat Jasmine Lo tersinggung?

Tepat saat Thomas Gu berpikir untuk menarik ucapannya ini, Jasmine Lo tiba-tiba tertawa.

Perlahan sudut bibir terangkat, sampai pada akhirnya tertawa hingga matanya juga ikut membentuk lengkungan. Senyuman ini sangat indah hingga sesaat Thomas Gu sedikit bengong melihat senyuman itu.

Kemudian Thomas Gu mendengar Jasmine Lo berkata dengan suaranya yang merdu, "Terima kasih, senior."

“Aku sangat senang.” Mata Jasmine Lo yang jernih , dengan jelas menunjukkan isi pikirannya.

Beban besar yang ada di dalam hati Thomas Gu langsung terlepas.

Dia benar-benar takut Jasmine Lo akan menolak, lalu dia akan sepenuhnya kehilangan kontak dengan Jasmine Lo.

Sekarang, dia dapat terus mendampingi Jasmine Lo dengan jati diri yang baru.

Kerabat? Mulut Thomas Gu tidak berhenti mengulangi kata itu. Kata ajaib ini membuatnya merasakan perasaan aneh yang sulit dijelaskan.

Dulu dia selalu memperlakukan Jasmine Lo sebagai kekasihnya, tetapi sekarang melihat cara dua orang ini berinteraksi bukankah lebih mirip saudara?

Setelah Jasmine Lo mengangguk, dia langsung merasa lega.

Jika dia benar-benar berseteru dengan Thomas Gu, Jasmine Lo juga akan merasa sangat menyesal.

Tapi sekarang sudah tidak apa-apa. Thomas Gu tidak menyalahkan dirinya yang tidak tahu membalas budi, malah bisa menerimanya lagi dengan jati diri lain, hal ini membuat Jasmine Lo sangat terharu.

“Terima kasih, senior, sungguh sangat terima kasih.” nada bicara Jasmine Lo tiba-tiba berubah menjadi terisak-isak. Thomas Gu selalu menyayanginya seperti adik perempuannya, membuatnya tetap dapat merasakan kehangatan dibalik pernikahannya yang pernah gagal.

“Aku sudah pernah mengatakannya, jangan mengatakan ucapan seperti itu lagi.” Thomas Gu mengelus rambut Jasmine Lo, raut wajahnya dan suasana hatinya sudah menjadi sangat alami. Dia sudah mendalami perannya sebagai "keluarga" lebih cepat daripada yang dia bayangkan.

“Aku tidak akan mengatakannya lagi!” Jasmine Lo menyeka matanya dan menunjukkan senyumannya yang sumingrah. Thomas Gu bahkan merasa langsung merasa Jasmine Lo yang dulu sudah kembali lagi.

Setelah berbicara secara terbuka, hubungan antara Thomas Gu dan Jasmine Lo tiba-tiba menjadi dekat. Seperti yang dikatakan Thomas Gu, mereka seperti kakak dan adik.

Setelah sarapan, keduanya berbicara dari hati ke hati dalam waktu yang sangat lama. Mereka berdua mengenang segala hal selama bertahun-tahun ini, semuanya ini seperti sedang menonton film, sekali lagi muncul di hadapan mereka. Semua kenangan yang bisa jadi hangat atau sedih.

Di malam hari, Jasmine Lo akhirnya bersiap untuk pindah kembali ke kediaman Fu.

Untuk pertama kalinya, Thomas Gu memiliki perasaan bahwa dia benar-benar akan menikahkan adik perempuannya. Suasana pada saat itu sangat menakjubkan, Thomas Gu tidak bisa menahan diri untuk berhenti dan merasakan perasaan ini.

Jasmine Lo menggandeng Fred, Thomas Gu membantu Jasmine Lo untuk menarik koper.

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu