Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 304 Kamu yang telah membunuh dia

Kedatangan Fiona kali ini tidak memberi tahu Michael terlebih dahulu.

Justru dia ingin memberi kejutan untuk Michael.

Perkiraannya tidak salah, ternyata benar Michael ada di rumah.

Ketika Fiona mengetuk pintu, Michael lagi di ruang tamu sambil tertegun melihat kunci rumah yang dikirim kembali.

Kunci rumah, Jasmine setelah keluar dan mengunci rumah, kuncinya dikirim balik.

Benar-benar ada persiapan untuk pergi pikir Michael sambil menatap kunci di atas meja dan termenung.

Michael mengenali gantungan kunci itu, waktu itu acara pertemuan tahunan perusahaan dan Jasmine mendapat undian hadiah gantungan kunci tersebut.

Tidak terpikirkan olehnya sudah berlalu begitu lama, tapi Jasmine masih menjaga gantungannya dengan baik.

Gantungan itu khusus dibuat dan Michael sendiri yang memilih. Dan dengar-dengar orang yang mendapatkannya, boleh meminta satu keinginan yang tidak berlebihan pada pimpinan.

Ketika Jasmine mengetahui hal ini, meskipun tahu belum tentu bisa mendapatkan hadiah ini, namun dalam hati telah memimpikannya.

Jika dia benar-benar mendapat hadiah ini, keinginan apa yang harus dia minta?

Dan di luar dugaan, dia benar-benar mendapatkan hadiah tersebut.

Saat itu di wajah Jasmine terpancar senyum yang sangat sangat gembira dan penuh takjub, sampai sekarang Michael masih ingat jelas.

Sebuah kebahagiaan yang sangat sederhana.

Namun waktu itu bagaimana reaksinya?

Ketika Michael mengetahui orang yang mendapatkan hadiah tersebut, raut mukanya seketika menjadi berubah.

Dengan cepat dia mengernyitkan dahinya. Waktu itu, di hati dia Jasmine seorang penjahat yang tidak bisa diampuni. Dia yakin kali ini Jasmine pasti akan mengajukan permintaan yang keterlaluan.

Permintaan apa?

Michael mengamati untaian kunci itu sambil berpikir keras memeras otaknya.

Selagi Michael hampir teringat, terdengar suara ketukan pintu.

Seketika Michael gembira, dia nyaris tidak bisa menguasai perasaan senangnya. Apakah Jasmine pulang?

Michael dengan tiga langkah menjadi dua langkah menuju depan pintu, dan membukanya.

Dengan hati yang gembira menunggu hasil yang dia inginkan, namun ketika pintu dibuka, orang yang di luar adalah Fiona.

Dalam sekejap wajah Michael berubah menjadi tanpa ekspresi.

Sejak terjadi sesuatu pada Jasmine, Michael benar-benar membuang jauh urusan yang berkaitan dengan Fiona.

Kini melihat Fiona lagi, membuat amarahnya bergejolak.

Dia, iya Fiona! Jika Fiona tidak datang dan memberi tahu Jasmine masalah kehamilannya, Jasmine pasti tidak akan pergi dari rumah dan tinggal di hotel, dan juga tidak akan bertemu dengan insiden kebakaran itu!

Segalanya, semuanya karena Fiona!

Michael hampir tidak bisa menekan niatnya ingin membunuh, dia segera menutup pintu kembali, kalau melihat wajah Fiona lagi, dia takut akan melakukan hal di luar akal sehatnya.

Tapi Fiona sama sekali tidak merasa ada bahaya, dia tetap dengan sekuat tenaga mendorong pintu.

“Michael, michael...ini aku!” panggil Fiona dengan sedikit cemas. Dia tidak menyangka Michael dengan cepat menutup pintu kembali, dengan tergesa-gesa mendorong pintu dan ingin masuk ke dalam.

Michael tidak tutup dengan rapat, Fiona manfaatkan untuk masuk.

Fiona yang baru masuk, segera memeluk pinggang Michael.

“Michael, michael aku sudah mendengarnya, aku sudah mendengar masalah Jasmine!” kata Fiona sambil memeluk erat Michael,” kamu jangan sedih, jangan sedih......”

Fiona berkata dengan suara lembut, diikuti isakan tangis, seolah-olah dia benar-benar sangat sedih.

Michael dengan wajah tanpa ekspresi, sepasang tangannya juga tidak membalas pelukan Fiona.

Fiona masih tidak berhenti berbicara, ”Jasmine mengapa bisa mengalami hal ini, mengapa bisa begini......” sambil menarik erat tangannya, saat itu juga dalam hatinya berpikir, apakah dia perlu mengeluarkan sedikit air mata, bukti kalau dia benar-benar sedih?

Dia harusnya berpura-pura seperti sungguhan, untuk menyampaikan kesedihan dan rasa menyesal, di samping itu juga untuk menarik kembali jarak antara dia dan Michael.

Karenanya Fiona mulai menekan perasaannya, air mata mulai menggenangi pelupuk matanya.

Namun kata-kata Fiona ini layaknya api yang menyulut faktor kemarahan Michael, merasa sekujur tubuhnya nyaris meledak dan terbakar.

Michael mengangkat tangannya dan dengan kencang mendorong lepas Fiona.

Fiona tidak waspada, dia dengan senang mengira Michael mengangkat tangan mau membalas pelukannya, tapi tidak di sangka Michael mendorongnya begitu saja.

Sehingga Fiona jatuh ke lantai.

Fiona dengan sedikit bingung menatap Michael, mengapa Michael mendorongnya?

“Mic...michael?” Fiona dengan mata memerah, dengan pandangan tidak percaya sambil menatap Michael.

“Semuanya karena kamu......”ucap Michael dengan suara rendah yang menakutkan, dia seperti sedang berbicara pada Fiona, tapi juga seperti bergumam sendiri, “Semuanya karena kamu......”

Fiona tidak mengerti sama sekali mengapa Michael bisa begini, apa yang terjadi padanya?

Raut wajah Michael yang suram dengan kepala tertunduk, serta mata yang tertutup oleh sebagian rambutnya yang awut-awutan membuat Fiona menjadi takut. Intuisinya mengatakan, Michael yang sekarang sangat menakutkan!

Fakta menunjukkan, intuisi Fiona sebagai wanita sangat tepat.

Tidak menunggu Fiona sepenuhnya sadar, Michael sudah berjalan ke depan dan memberi satu tamparan padanya.

Fiona ditampar sampai wajahnya miring ke samping, dan membuatnya benar-benar terkejut.

Tidak dia sangka Michael telah memukulnya?

Michael tidak pernah memukulnya! Sejak mereka mulai kenal, tidak pernah!

Fiona menjadi bengong dan melihat ke Michael.

“Semua karena kamu!” teriaknya pada Fiona, seolah-olah ingin mengeluarkan semua kesedihan dan tidak relanya, “jika bukan kamu, jika bukan kamu yang datang dan beritahu kamu hamil, Jasmine tidak akan pergi dari rumah, kalau saja Jasmine tidak pergi, maka tidak akan, tidak akan......”

Sampai terakhir dia sudah tidak mampu berkata lagi, dia merasa sangat pedih sampai menaruh tangan diatas kepalanya, dan Fiona sudah mengerti maksud dari Michael.

Jadi karena kata-katanya Jasmine baru pergi dari rumah, dan mengalami musibah!

Fiona berpikir demikian membuat hatinya senang, tapi di wajahnya muncul ekspresi ingin menangis, dengan kasihan berkata, “Michael, kamu bagaimana boleh berkata seperti itu......aku, aku hanya datang untuk memohon pada Jasmine agar bisa mempertahankan anakku, aku tidak mengatakan apapun......”

“Mengapa kamu ingin dia tahu hal ini, mengapa harus kasih tahu padanya! Mengapa?” Michael mendekat pada Fiona dan berteriak padanya, kaget sampai membuat Fiona mengunci pundaknya.

Fiona menatap ekspresi wajah Michael yang penuh kemarahan, membuatnya jadi sedih.

Di luar dugaan Michael berkata begitu padanya! Bagaimana bisa Michael mengeluarkan kata-kata seperti itu!

Fiona merasa sedih, jadi dia berseru: “Michael, kamu mana boleh berkata seperti itu......anak Jasmine adalah anak kamu juga, sedangkan aku bukan, begitu?”

Michael memandang Fiona, mendengar pertanyaan Fiona, tidak membuat dia menunjukkan ekspresi perhatian dan rasa menyesal, dan tanpa ragu sedikitpun dia berkata: “Tapi aku mengakui anaknya Jasmine, anak yang aku inginkan, dan punya kamu tidak!”

Ucapan Michael begitu lantang dan tajam, seperti pedang yang menusuk ke hati Fiona.

Michael berbicara fakta pada Fiona, dia di hatinya posisi yang mana, anaknya Fiona itu hanya insiden di luar dugaan, dan dia tidak bersedia mengakuinya, hanya ingin memperbaiki kesalahannya.

Fiona tidak mau menghadapi kenyataan ini.

Dia sudah membuat rencana, sudah bertindak, hanya untuk bisa ada di samping Michael. Namun sekarang, Michael membalasnya seperti ini.

Secara tidak langsung telah mengatakan padanya, di hati Michael tidak pernah ada dia.

Fiona menatap Michael, dengan bibir bergetar, mengalirkan dua baris air mata.

“Michael, mengapa kamu begitu tidak berperasaan......”

Dia melakukan begitu banyak, bukankah ingin mendapatkan cintanya?

Namun dari awal, apa yang dia dapatkan?

Tidak, bukan ini yang dia inginkan, bukan!

“Michael, Jasmine mencintaimu, apakah aku tidak mencintaimu? Aku lebih mencintaimu dibanding dia! Aku lebih mencintaimu seribu kali sepuluh ribu kali lebih dari dia! Tetapi mengapa kamu tidak mau memandang aku!” Fiona dengan suara gemetar bertanya pada Michael yang tidak berperasaan.

“Sekarang Jasmine sudah mati, dia sudah mati! Michael, mengapa kamu masih tidak mau memandang aku!”

“Tutup mulutmu! Tutup mulutmu!” bentak Michael seperti gila, dia tidak ingin orang lain mengatakan padanya bahwa Jasmine sudah meninggal, dan tidak ingin mendengar kata ini dari mulut orang lain.

Tidak boleh ada yang berkata begitu, tidak boleh!

“Michael, sadarlah, jangan bermimpi lagi! Jasmine sudah mati, mengapa kamu tidak bisa......ahhh! Sakit sekali!”

Fiona belum selesai bicara, rambutnya dijambak oleh Michael dan langsung menyeretnya ke depan pintu.

“Pergi, pergi! Jangan biarkan aku melihatmu lagi!” usir Michael sambil membuka pintu dan tanpa perasaan mencampakkan Fiona, Fiona yang tidak was-was tersungkur di depan pintu, dan mengaduh kesakitan.

Namun Michael seakan tuli tidak mendengarnya, di depan Fiona pintu ditutup dengan kencang dan terdengar suara dentuman yang keras.

Fiona dengan bengong menatap pintu dan air mata tidak berhenti mengalir.

Mengapa bisa begini, mengapa......

Jamsine sudah mati, seharusnya sekarang tidak ada yang bisa berebut dengannya.......Michael harusnya sudah jadi miliknya! Mengapa sekarang bisa berubah seperti ini?

Yang tidak diketahui Fiona, masalah perasaan bukan satu hal yang berarti “kalau bukan milikmu berarti menjadi milikku.” Yang namanya perasaan itu tidak bisa ditebak. Ada sebagian orang selama hidupnya benar-benar hatinya cuma untuk satu orang. Hanya satu orang.

Setelah Michael mengusir Fiona, dia masuk dan mondar-mandir dengan rasa cemas, dan duduk kembali di ruang tamu tanpa semangat.

Dia tahu kunci masalah yang menyebabkan Jasmine pergi adalah karena Fiona telah datang mencarinya dan mengatakan dia hamil.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu