Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 235 Bersiap-Siap Saja Jika Sudah Memancing Emosiku (1)

“Kalau begitu aku pulang dulu.” Jasmine menghabiskan kopi dalam gelas, aroma pekat itu berhasil membuat hatinya lebih lega.

“Hm, jaga diri baik-baik.” Fernando juga ikut berdiri, tetapi dia mungkin mengantarnya lagi.

“Aku akan.” Jasmine melambaikan tangan sembari tersenyum pada Fernando, berjalan keluar kafe.

Melihat orang itu perlahan berjalan keluar, Fernando merasa sedikit kecewa, tetapi tetap mengucapkan selamat untuknya.

Jasmine, kamu harus semangat.

Setelah keluar dari kafe, Jasmine tidak langsung pulang ke kamar pasien, melainkan membeli nasi terlebih dahulu. Setelah mendapatkan nasi untuk empat orang, dia pun kembali ke kamar pasien.

Sesampainya di kamar, Christopher dan Valencia sudah pergi, tersisa Michael sendiri disana.

“Sudah kembali ya.” Michael berkata dengan singkat. Kali ini Jasmine memang pergi cukup lama, tetapi Michael tidak bertanya terlalu banyak.

“Hm.” Jasmine juga hanya mengiyakan dengan singkat. Meskipun dalam hati tidak terlalu sedih lagi, tetapi saat berhadapan dengan Michael, Jasmine tetap saja merasa sedikit perih.

Michael terdiam sejenak. Dalam seketika tidak berhasil menemukan topik pembicaraan, keduanya pun masing-masing diam disana.

Beberapa saat kemudian, Jasmine menuangkan nasi ke piring dan berkata: “Makan saja dulu.”

Michael sudah dibolehkan bergerak. Dia pun tidak makan di atas ranjang lagi, langsung turun dengan cepat dan duduk di depan meja.

Jasmine menyiapkan semuanya untuk Michael. Dia sendiri tidak ikut makan, malah mengantar makanan untuk Christopher dan Valencia ke kamar samping.

Nasi bungkus dari Jasmine mendapatkan sambutan yang baik.

“Jasmine, aku sudah lapar daritadi!” Valencia berkata sambil tidak sabar menunggu Christopher menuangkan nasi untuknya, “Baru saja aku memerintah Christopher membelikan nasi!”

“Hm, benar juga, aku baru siap-siap beli nasi.” Christopher berkata sambil mengangguk pada Jasmine.

“Kalau begitu anggap saja aku orang baik.” Jasmine bercanda sambil tersenyum.

Valencia melihat ekspresi pada wajah Jasmine, terlihat suasana hatinya memang sudah cukup baikan.

Baguslah jika seperti itu. Semua sayur sudah sampai di harapan Valencia, dia pun menjepit sayuran ke dalam mulut dan memejamkan mata dengan bahagia.

Dia sungguh tidak tega melihat Jasmine terus cemberut sepanjang hari.

Melihat Valencia dan Christopher akan mulai makan, Jasmine pun tidak enak terus berdiri disana.

Tetapi dia juga tidak ingin kembali ke kamar dan berduaan dengan Michael.

Jasmine menghela nafas dengan berat, berdiri dan pamit pada mereka.

Christopher tidak mungkin terus fokus dengan makananya, karena Valencia tidak leluasa, dialah yang mengantarkan Jasmine ke depan pintu.

Sesampainya di depan pintu, Christopher melihat bekas merah di wajah Jasmine, rasanya sungguh tidak bisa membantu Michael.

Tetapi bukanlah solusinya jika terus dibiarkan seperti itu, tidak seharusnya ada dendam di antara suami-istri. Demi teman sendiri, dia harus membujuknya.

Jasmine berjalan keluar, menoleh ke belakang dan berkata tidak perlu mengantarnya lagi.

Christopher berdiri di depan pintu kamar, sambil berkata dengan nada rendah: “Jasmine, aku tahu Michael memang sangat kurang ajar, tetapi semua masalah harus dihadapi. Yang bisa dilewati, biarlah lewat.”

Jasmine sama sekali tidak ada persiapan, mendengar ucapan Christopher, dia merasa sangat terkejut.

Tetapi setelah itu dia pun tersadar. Hubungan Michael dan Christopher sangatlah baik, sepertinya Michael sudah menceritakan masalah itu pada Christopher.

Dan saat ini Christopher membujuknya, apakah juga karena permintaan Michael?

Jasmine menggigit bibir, beberapa saat kemudian baru berkata: “Aku mengerti.”

Dia juga ingin menghadapinya dengan berani, tetapi tidak untuk sekarang.

Memangnya tidak boleh jika dia ingin menghindar untuk sementara waktu?

Melihat bayangan Jasmine yang menjauh, Christopher hanya menggelengkan kepala/

Dia menutup pintu kamar dan duduk di samping Valencia.

“Apa yang kalian bisikkan?” Valencia berkata dengan makanan dalam mulut, terdengar tidak terlalu jelas.

“Tidak apa-apa, hanya membujuk Jasmine saja, bahwa tidak akan ada dendam di antara suami-istri.” Christopher berkata sambil tersenyum.

Christopher menjelaskan dengan serius. Dengan adanya contoh dari Michael dan Jasmine, meskipun kemungkinan Valencia salah paham sangatlah kecil, Christopher tetap saja berusaha menjelaskan dengan serius.

“Kamu masih saja mengatakan itu.” Saat membahas itu, Valencia lagi-lagi merasa kesal, “Bukankah aku sudah mengatakannya, kali ini kamu jangan berpihak pada Michael lagi, dia sudah keterlaluan.”

“Aku tahu, aku juga merasa seperti itu.” Christopher berkata sambil membelai kepala Valencia: “Aku hanya tidak berharap suasana mereka terus dingin dan kaku, karena sebenarnya masih bisa hidup bersama. Bukankah kamu juga berpikir begitu?’

Valencia terdiam beberapa saat. Sambil menikmati sup ayam, dia tiba-tiba melihat Christopher dan berkata dengan tegas: “Jika suatu hari nanti kamu berani melakukan itu padaku, maka tahu sendiri akibatnya!”

“Tentu saja, jika sampai melakukan hal seperti itu, aku akan menuruti semua permintaanmu.” Christopher berkata sambil tertawa.

Tetapi mata Valencia malah melotot mendengarnya, “Apa! Kamu sungguh berencana melakukannya?”

Christopher terdiam sejenak, setelah menyesuaikan diri dengan pola pikir Valencia, segera berkata dengan tegas: “Tidak, tentu saja tidak! Aku jujur dan tulus padamu!”

Kalimat yang diucapkan begitu tulus, kenapa malah terdengar berbeda di telinga Valencia? Christopher sungguh tidak kuat menahan tawa.