Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 80 Kebahagiaan Seperti Kembang Api (1)

Nenek Fu duduk di kantor Michael Fu dan meneleponnya.

"Sudah janjian rapat sore ini, mana Jenny!" Nenek tua kedengarannya marah sekali, "Waktu itu kamu menyuruhnya menggantikan Jasmine datang aku sudah tidak setuju, tapi kamu masih meyakinkanku kalau dia tidak bermasalah! Sekarang bagaimana!"

"Kalau bukan karena kamu bilang Jasmine terlalu capek dan ingin dia istirahat, aku tentu tidak akan setuju!"

Waktu itu demi memberi jabatan direktur kepada Jenny dan menyulitkan Jasmine, dia memberi alasan kepada nenek bahwa dia takut Jasmine terlalu sibuk dan capek, ini tidak bagus untuk kesehatannya, karena nenek juga tidak sabaran untuk bisa menggendong cucu, terpaksa dia menyetujuinya.

Tapi nenek tidak menyangka Jenny akan seperti ini, tidak bertanggung jawab.

Tentu saja, Michael juga tidak menyangkanya.

"Nenek, tenang saja, sekarang aku memanggilnya." Michael melihat Jenny dengan dingin.

Jenny menghembuskan nafas dan ketakutan.

Kalau dia tahu nenek juga akan hadir dalam rapat ini, dia juga tidak berani datang ke rumah sakit dan tidak menghadiri rapat!

"Michael, kamu tidak di kantor tidak apa-apa, tapi Jenny adalah orang penting pada rapat kali ini, kenapa dia tidak hadir? Kantor bilang kamu izin beberapa hari ini, sebenarnya ada apa?" Nenek bertanya.

Michael berpikir, dan merasa tidak ada cara lagi untuk menyembunyikan ini, terpaksa dia menjawab jujur: "Nenek, Jasmine mengalami sedikit kecelakaan, sekarang dirawat di rumah sakit, aku menemaninya disini."

"Apa! Jasmine terluka? Kejadian seperti ini kenapa tidak beritahu aku!" Nenek semakin panik.

"Nenek, kamu jangan panik, sekarang Jasmine tidak apa-apa, hanya perlu dirawat beberapa hari lagi dan akan sembuh total." Michael menenangkan nenek.

"Sudahlah, tidak usah ngomong lagi, sekarang Jenny tidak disini, rapat ini juga hanya bisa dibatalkan saja, Jasmine dirawat di rumah sakit apa, aku pergi menjenguknya, nenek berkata, dari telepon sudah terdengar dia memerintahkan supir untuk menyiapkan mobil.

Michael tidak bisa menghalangi nenek, hanya bisa menjawab: "Kita di rumah sakit Mitra Abadi, nenek, kamu jangan khawatir, keadaan Jasmine sekarang sangat baik."

Tapi nenek sudah menutup telepon setelah mendapatkan alamat itu.

Michael Fu menghela nafas, meletakkan hpnya.

"Ada rapat penting sore ini, dan kamu mengundurnya?" Michael Fu melihat Jenny, nada bicaranya dingin.

Jenny diam seperti patung, kali ini dia benar-benar terkejut dan mengalirkan air mata, "Ma, maaf Michael, aku tidak tahu nenek akan hadir, lagi pula, lagi pula aku juga khawatir dengan Jasmine..." dia berkata tidak yakin.

Michael Fu hanya tertawa sinis, dia tidak ingin mendengar penjelasannya lagi, "Sebentar lagi nenek akan datang, jangan sampai dia marah melihatmu, pergilah."

"Michael, kamu dengar penjelasanku, bukan begitu..." Jenny masih ingin berbicara, tapi Michael melototinya, "Apa perlu aku suruh orang membawamu pergi?"

Jenny melihat keadaan ini, di dalam hatinya dia juga sangat takut, terpaksa dia lari keluar sambil menangis.

Jasmine yang melihatnya berlari keluar, hanya merasa lucu.

Dulu dia juga demikian, saat Jenny tertawa menyindirnya, dia diusir Michael Fu dan keluar dari pintu kantor.

Sekarang semuanya terbalik, orang yang diusir keluar menjadi Jenny.

Karma tidak jatuh ke orang yang rajin dan juga orang yang malas, tetapi jatuh kepada orang yang berhati jahat.

Jasmine merasa lucu, tapi akhirnya dia juga bisa menghela nafas. Seketika dia merasa sekujur tubuhnya lega, melihat Michael pun dia sudah bisa tersenyum.

Michael melihat Jasmine tersenyum kepadanya, meresponnya lembut, "Nenek mengkhawatirkanmu, sebentar lagi dia datang, kamu tidak apa-apa kan?" Michael khawatir dengan tubuh Jasmine.

"Tidak apa-apa, aku sekarang sangat baik." Jasmine tersenyum lembut.

Michael Fu pun merasa tenang.

"Kamu seharusnya pergi jemput nenek, umur nenek sudah tua, juga tidak tahu jalan." Mereka berdua terdiam, Jasmine tiba-tiba bertanya.

"Oke, kamu tidak apa-apa sendirian?" Michael memang ingin menjemput nenek masuk, tapi dia juga khawatir dengan Jasmine.

"Khawatir apa, ada apa-apa aku bisa tekan bel dan panggil suster." Jasmine menertawakannya yang terlalu khawatir.

Lalu Michael meletakkan beli itu disamping tangan Jasmine, dan menarik selimutnya, lalu menjemput nenek.

Jasmine terus melihat punggung badan Michael Fu, hingga dia berjalan keluar pintu dan hilang dari pandangannya.

Jarak antara ranjang dan pintu cukup pendek, tapi Jasmine malah merasa jauh, jauh sekali.

Tiba-tiba Jasmine berpikir, saat pernikahan dia dan Michael, ayah menggandeng tangannya, selangkah demi selangkah, sangat pelan, berjalan menuju Michael Fu.

Lalu menaruh tangannya ke tangan Michael Fu.

Saat Michael Fu menarik tangannya, Jasmine merasa dunianya seperti disinari oleh kembang api yang indah.

Walaupun sebentar saja, tapi saking indahnya, membuatnya tidak tahan untuk ingin menyerbunya.

Jasmine tahu, mungkin menikahi Michael adalah sebuah kesalahan, tapi menjadi istri Michael, posisi ini sangat menarik, dia tidak bisa menolaknya.

Dia bisa memiliki Michael Fu, bahkan mendapatkan cintanya.

Ini seperti apel yang dimakan oleh Hawa. Jasmine tahu mungkin Michael akan membencinya, tapi dia tidak bisa menolaknya.

Dia terlalu mencintai Michael.

Bahkan dia rela mengorbankan semuanya demi cinta ini.

...

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu