Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 177 Makan Malam yang Sempurna (1)

Jasmine menahan tawa melihat tingkah Michael.

Ujung bibirnya kadang menyungging senyum, kadang tertahan.

Mereka sudah berkali-kali melewati tempat itu, namun, tidak sekalipun pernah berhenti dan menatap tempat itu penuh arti. Apa Jasmine iri?

Michael berkata sebelumnya bahwa mereka bisa saja mengunjungi pusat cendera mata mewah untuk membeli kado. Namun, Jasmine menolak. Jasmine lebih memilih tempat ini karena semua orang sibuk berlalu-lalang. Masing-masing orang disini memiliki ekspresi wajah berbeda. Suasana ini membuat Jasmine lebih merasa hidup.

Jasmine sudah terlalu lama sendiri. Jadi, dia selalu memilih pergi ke tempat yang ramai.

Lagipula, Michael juga perlahan menyukai suasana yang sama.

Senyum tersungging di wajah Jasmine, “Kau sedang melihat apa?” tanya Jasmine lirih.

Michael mengangkat tangannya, lalu melihat jam di pergelangan tangannya.

Michael tampaknya memutuskan sesuatu, “Masih awal, ayo kita masuk dan melihat-lihat.”

“Maksudmu masuk ke area pakaian anak?” tanya Jasmine setengah percaya, “Tapi… sekarang masih terlalu awal untuk itu.”

Usia kandungan Jasmine masih terlalu muda dan Michael sudah mengajaknya melihat baju bayi? Bukannya ini terlalu awal?

Jasmine berpikir sejenak, wajahnya tampak merona.

Angan-angan berbelanja baju untuk bayinya membuatnya bahagia.

“Tidak juga. Memang harus disiapkan.” ujar Michael sambil berjalan menuju area tersebut.

“Tapi… Tapi kita masih belum tahu bayi kita perempuan atau laki-laki.” timpal Jasmine sambil mengejar suaminya.

“Tidak masalah.” ujar Michael yang lalu berhenti menunggu Jasmine. Setelah Jasmine menyusulnya, mereka lalu berjalan bersama, “Kita bisa menyiapkan beberapa. Lagipula, tidak mungkin kita hanya memiliki satu anak.” ujar Michael yakin. Ujung bibirnya lalu menyungging senyum.

Jasmine terkejut. Bukannya Michael berpikiran terlalu jauh?

Namun, melihat lagaknya, sepertinya Michael memang berencana memiliki lebih dari satu anak.

Jadi, setelah melahirkan anak pertamanya nanti, dia bisa terus berada di sisi Michael.

Jasmine tidak kuasa menahan senyumnya.

Michael menarik tangan Jasmine. Mereka pun memasuki toko pertama.

***

Jasmine tidak menyangka Michael bisa seteliti ini dalam memilih barang.

Michael melihati pakaian-pakaian mungil itu satu per satu. Dia bahkan memperhatikan betul bahan kainnya.

Jasmine berdiri di sampingnya. Michael terlihat sedikit berlebihan. Jasmine bahkan tak dapat membantunya.

Jasmine lalu teringat Michael bahkan tidak seserius ini ketika memilih cincin kawin mereka. Jasmine lalu tertawa.

Ada apa ini? Apa Jasmine iri dengan bayinya sendiri?

Jasmine menghentikan angan-angannya. Dia lalu melihati suaminya yang sedang sibuk memilih baju.

Baju-baju itu terlihat sangat mungil di tangan Michael. Hati Jasmine meleleh melihatnya.

Dia pun mengelus perutnya, dalam hati berkata, “Nak, lihat. Kau memiliki ayah yang baik.”

Rasa hangat memenuhi dada Jasmine ketika dia mengatakannya.

Jasmine merasa sangat beruntung

Ketika Michael menemukan baju yang menarik hatinya, dia langsung memberikannya pada pelayan.

Jasmine pun menoleh kearah pelayan itu lalu mendapati setumpuk baju dalam pelukannya.

Hati pelayan tersebut sedang berbunga-bunga. Sudah lama dia tidak melihat pelanggan semurah hati ini.

Walaupun toko tersebut berada di supermarket, namun harga baju yang mereka jual tidaklah murah.

Tetapi, sejak awal, Michael sama sekali tidak melihat harga baju-baju yang dipilihnya. Sekarang, baju di kedua tangan pelayan itu telah menggunung.

Dalam angan-angan pelayan itu, uang bonus penjualan baju beterbangan ke arahnya. Matanya jadi berbinar menatapi Michael Fu.

Jangan menghakimi pasangan ini dari penampilannya yang biasa saja!

Pelayan tersebut dari awal memang tidak menghakimi penampilan Jasmine dan Michael, dia tetap menyambut mereka dengan ramah.

Sebenarnya, baju yang dipakai Jasmine dan Michael adalah baju bermerek. Pelayan itu hanya tidak melihatnya saja.

Lagipula, setelah ini mereka akan pulang ke rumah, jadi, mereka tidak mengenakan baju formal.

Jasmine juga sedang hamil. Jadi, dia tidak bisa mengenakan baju yang terlalu ketat. Saat ini, dia selalu mengenakan baju yang longgar.

Kedua orang itu terlihat seperti pasangan normal, mereka hanya tidak memperlihatkan identitasnya saja.

Jasmine sangat terkejut dengan ulah Michael, “Kenapa banyak sekali?! Beli sedikit saja sudah cukup!”

Bayi mereka belum lahir. Namun, sudah membeli baju sebegini banyak.

Jasmine berpikir lagi. Dia merasa beruntung. Dia lalu tersipu.

Michael mengabaikan pertanyaannya, lalu berkata, “Kemarilah. Ada yang kau suka?”

Ini bukan masalah suka atau tidak suka! Ini lebih ke masalah cocok atau tidak.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu