Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 117 Selamanya dia tidak akan dapat menandingi Fiona (2)

Meskipun dalam hati Jasmine ia tidak bersedia, tapi ia masih harus tetap bergegas pulang.

Bagi Jasmine, meskipun ia tidak bersikap baik terhadap Jasmine, tapi tetap saja ia adalah ibunya.

"Michael." panggil Jasmine kepada Michael yang ada di depannya.

"Ya? Ada apa?" kata Michael yang belum selesai bicara di telepon lalu meluangkan waktunya untuk menjawab Jasmine.

"Aku ingin pulang ke rumah keluargaku." kata Jasmine.

Michael terdiam, ia lalu segera menyelesaikan dua kalimat terakhir di telepon lalu mematikannya.

"Maksudnya?" tanya Michael sambil mengerutkan dahinya.

Di telinga Michael, perkataan Jasmine barusan terdengar seperti, "Aku tidak senang, aku mau pulang ke rumah keluargaku, jangan kamu mencariku lagi."

"Tadi ibuku menelepon, ia memintaku untuk segera pulang." Jasmine tidak tahu Michael sedang memikirkan apa, ia hanya menjelaskan yang sebenarnya.

Michael pun merasa tenang.

Benar juga, beberapa tahun ini Jasmine tidak pernah dengan alasan tidak senang lalu mengatakan ingin pulang ke keluarganya, apa yang ada di pikiran Michael sehingga bisa berpikir seperti itu. Michael pun menertawakan dirinya.

Setelah Jasmine mengatakan hal itu, ia melihat Michael yang tidak menjawabnya, lalu Jasmine berkata lagi, "Kalau begitu aku pergi dulu," lalu ia bersiap untuk memanggil taksi.

Sekarang Michael tidak memiliki waktu untuk mempedulikannya, Jasmine memikirkannya dan merasa hal ini lucu, sekarang Michael terburu-buru untuk menemui seorang wanita lain, tapi mengapa ia masih tersinggung bila aku akan pergi ke suatu tempat?

Tapi tiba-tiba ada suatu hal yang tidak terduga terjadi, Michael berjalan dua langkah mengejar Jasmine, lalu menggenggam lengannya.

"Urusan apa, mengapa sangat terburu-buru? Apa tidak bisa nanti aku pergi bersama denganmu?" kata Michael sambil mengerutkan dahinya.

Michael sudah mengetahui kisah hidup Jasmine, ia juga teringat perlakuan Ibunya Jasmine terhadap Jasmine selama beberapa tahun terakhir ini, akhirnya ia bertambah khawatir bila Jasmine pergi sendirian menemui ibunya.

Tapi Jasmine tidak mengetahui isi pikiran Michael, ia pikir Michael hanya mengkhawatirkan tubuh Jasmine.

Dalam hati Jasmine mulai muncul perasaan terharu, nada bicaranya lebih lembut dari sebelumnya, "Aku sudah bilang, aku tidak selemah itu." lalu Jasmine terhenti sejenak, seperti ada keraguan yang tersimpan, lalu ia melanjutkan, "Bukankah kamu masih ada urusan?"

Saat mengatakan kalimat terakhir itu, suaranya mulai mengeras lagi.

Akhirnya Michael berpikir dan merasa perkataan Jasmine ada benarnya, Michael tahu hubungan ibunya Jasmine dengan Jasmine sendiri seperti apa, tetapi ibunya Jasmine tidak akan tahu bahwa Michael sudah mengetahui semua hal ini, jadi sikapnya tidak akan berubah terhadap Jasmine.

Setelah berpikir seperti itu, meskipun Michael masih merasa sedikit khawatir, tapi ia tidak berargumen lagi.

Meskipun ia sangat merasa tidak enak terhadap Jasmine, tapi Michael memang harus segera pergi menyelesaikan masalah Fiona.

Lalu Michael menghela napas, ia berkata, "Biar supir yang mengantarkanmu."

Jasmine tidak menolak.

Melihat Jasmine yang sudah duduk di dalam mobil dan pergi menjauh, tiba-tiba Michael merasa jantungnya berdegup kencang.

Ia mengerutkan dahinya, berusaha keras menenangkan detak jantungnya, lalu ia melambaikan tangan dan memanggil taksi.

Mengapa ia merasa ada sesuatu hal yang akan terjadi? Apakah akan terjadi sesuatu? Tidak mungkin sesuatu terjadi pada Christopher kan?

Memang benar akan ada hal yang terjadi, tapi bukan terjadi pada Fiona.

..............

Jasmine yang diantar oleh supir pun telah sampai di rumah keluarganya.

Jasmine berjalan ke depan pintu dan mengetuknya. Tak berselang lama, ayahnya datang dan membukakan pintu.

"Jasmine, kamu sudah pulang?" kata ayah Jasmine sambil melihatnya, ia pun tersenyum karena senang melihat Jasmine.

"Iya, ayah, aku sudah pulang." sudah lama Jasmine tidak melihat ayahnya, saat bertemu lagi kali ini, ia merasakan kehangatannya.

Setidaknya saat ia masih kecil, ayahnya pernah diam-diam memberikan bakpau kepadanya saat Jasmine kelaparan karena sedang dihukum ibunya.

Jasmine tidak tahu cinta yang sejati dari ayah dan ibu itu seperti apa, tapi semua yang diberikan ayahnya Jasmine kepadanya sudah lebih dari cukup dan membuat Jasmine terharu.

"Wah, ada yang sudah pulang." belum selesai Jasmine dan ayahnya melepas rindu, ibunya muncul dan memotong pembicaraan mereka dengan perkataan yang tajam.

"Iya, ibu, aku sudah pulang." Sejak Jasmine kecil, ibunya selalu bersikap dingin terhadapnya, Jasmine sudah terbiasa, tapi ia tetap dengan sopan menyapa ibunya.

"Kemari." kata ibunya yang menatap Jasmine dengan perasaan yang emosi.

Bagaimana ini? apakah harus langsung membicarakan hal itu sekarang? Sebelumnya juga seperti ini, mengapa kali ini berubah?

Jasmine dengan penasaran berjalan ke hadapan ibunya.

"Ada apa , ibu?" tanya Jasmine penasaran.

"Dengar-dengar kamu hamil ya." kata ibunya sambil tersenyum dingin.

Jasmine terdiam, ia gelagapan dan berkata, "Iya, betul, ibu."

"Kamu berani juga ya, hamil adalah masalah besar, dan kamu tidak pulang untuk menyapa ibumu?" sindir ibunya kepada Jasmine.

Saat Jenny pulang dan membicarakan masalah ini kepada ibunya, ibunya Jasmine pun sangat terkejut.

Jasmine tidak disayang di dalam keluarganya, Michael sama sekali tidak menyukainya, Ibunya Jasmine sangat mengerti semua ini.

Jadi ia terus ingin memisahkan Jasmine dengan Michael dan membantu putrinya, Jenny, untuk dapat menikah dengan Michael, hitung-hitung ia juga akan mendapat menantu kaya yang bisa dimanfaatkan.

Tetapi Jasmine, ibunya tidak mempedulikannya!

Tapi sekarang Jasmine sedang mengandung, ibunya sangat terkejut, bukankah ini berarti hubungan antara Michael dan Jasmine berubah ke arah yang lebih baik?

Apakah Jenny sudah tidak memiliki kesempatan lagi?

Jenny tidak terima, demikian juga dengan ibunya.

Jenny pernah menangis karena sakit hati di hadapan ibunya, sehingga ibunya tidak tahan melihatnya.

Demi Jenny, ibunya sudah memutuskan agar harus mendapat cara agar Jasmine dapat disingkirkan dari sisi Michael, dan membantu agar Jenny bisa menikah dengan Michael.

Siapa suruh Jasmine bukanlah anaknya, jangan salahkan sifatnya yang tidak berperasaan pada Jasmine. Itulah pikiran jahat ibunya terhadap Jasmine.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu