Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 100 Michael, Kita Cerai Saja (1)

Setelah bangun tak lama, Jasmine kembali tertidur.

Lalu sayup-sayup ia bermimpi, mimpi baik dan buruk, yang masuk akal dan yang tidak, yang pernah terjadi dan yang belum.

Jasmine hanya bagaikan tamu, yang menjalani semua memori yang ada sekali lagi.

Kemudian ia membuka mata lagi.

Michael kemarin lupa untuk menutup gorden, sekarang saat Jasmine terbangun lagi, matahari panas sudah menyinari, cahaya matahari menusuk matanya.

Michael itu orang yang cemburuan, tentunya saat ia tidak peduli dengan wanita itu.

Jasmine tersenyum simpul.

Sebenarnya beberapa tahun ini Michael sudah lumayan baik sama dia, kalau tidak bagaimana mungkin Michael memberinya tidur di kamar utama ketika pisah kamar.

Sambil berpikir, ia memaksa dirinya untuk mengabaikan kenyataan kalau di kamarnya tergantung foto pernikahan mereka.

Waktu itu Michael memberikan kamar utama kepada Jasmine, hanya karena di kamar itu tergantung foto pernikahan mereka berdua.

Dan Jasmine memilih untuk mengabaikannya.

Hanya sisa satu bulan. Jasmine memberi tahu dirinya sendiri, di jalani begitu saja. Lagian antara dia dan Michael, tidak akan terjadi apa-apa.

Empat tahun sudah berlalu, Michael tidak pernah percaya kepadanya, Jasmine tahu jelas, foto dia dan Fernando sebelumnya juga Michael yang mengutus orang untuk menyelidiki.

Jadi kalau memang Michael tidak pernah memercayainya, kenapa ketidakpercayaannya kali ini, hatinya masih tetap begitu sakit?

Jasmine meringkuk di atas ranjang.

Saat ini pintu terbuka.

Dilanjutkan dengan bunyi suara Michael.

“Sudah bangun?” Michael melihat Jasmine bergerak, lalu bertanya dan mendekat, meletakkan tangannya di atas kening Jasmine.

Sudah seperti biasa, tidak panas lagi. Hati Michael pun tenang, tapi tidak ia tunjukkan di ekspresinya.

“Kalau sudah bangun, makan saja.” Michael jeda sejenak lalu berkata, “Bisa bangkit gak?” Atau aku suruh bibi He bawa sarapannya ke sini?”

Setelah sarapan Jasmine harus minum obat hari ini, dokter berpesan jangan sampai terjadi sesuatu yang mengguncang hati Jasmine, maka Michael tidak berani ceroboh.

“......Tidak.” Jasmine menjawab, lalu bangkit duduk.

Badannya terasa pegal setelah demam tinggi, tapi Jasmine tidak berani membiarkan bibi He membawa makanan buat makan di dalam.

Satu bulan.

Setelah 30 hari berlalu, dia akan dari seorang putri kembali menjadi cinderella, bagaimana ia berani menikmati pelayanan orang lain?

Dia harus belajar untuk terbiasa hidup sendiri.

Jasmine menghela napas, dia juga bukannya tidak pernah mengalami hidup yang begini, sebelum menikah dengan Michael, bukankah begitulah hari-hari yang ia lewati di rumah?

Bukan cuma harus merawat dirinya sendiri, masih harus merawat ibu dan kakaknya, Susan dan Jenny malah greget banget buat perintah-perintah dia seperti pembantu.

Penyakit kecil dan sakit kecil ini bukan apa-apa, pada akhirnya tetap harus terbiasa.

Michael melihat Jasmine turun dari ranjang, tanpa banyak berkata ia pergi ke dapur.

Jasmine membersihkan diri dengan sederhana dan mengikat rambutnya yag terurai.

Melihat dirinya yang lesu di depan cermin, Jasmine tersenyum kalem.

Jasmine, kamu pura-pura kasihan buat kasih lihat ke siapa? Siapa yang akan mengasihani kamu?

Jasmine mengangkat wajahnya dan mengerjapkan mata, agar wajahnya kelihat lebih segar. Kemudian turun ke ruang dapur.

Michael sudah menunggu di meja makan.

......Michael menunggu dia?

Jasmine agak terkeut dan tidak mengerti.

Sebelumnya Michael tidak pernah menunggu dia.

Tapi Jasmine tidak berpikir banyak, melainkan langsung duduk di hadapan Michael.

Ada beberapa hal yang harus dijelaskan semua hari ini.

Namun tidak menunggu Jasmine membuka mulut, Michael sudah membuka mulut duluan.

“Aku harap masalah ini tidak akan terjadi lagi.” Michael berusaha berkata dengan nada tenang, ia ayun handphone yang sudah retak di tangannya, lalu dibuangnya ke tong sampah di depan Jasmine.

Michael sudah menyelidiki dengan jelas, hari itu saat Thomas dan Jasmine bertemu, Thomas baru saja pulang dari luar negeri, dan dia dengan Jasmine sungguh hanya makan bersama biasa saja.

Tapi kalau kepikiran tindakan Thomas yang mesra ke Jasmine dan Jasmine juga tidak kelihatan menolak, hati Michael masih agak tak senang, air mukanya juga berubah.

Jasmine termangu sejenak.

Apa maksud Michael?

Peringatan tersembunyi?

Tapi dia memperingatinya sekarang, apa gunanya?

Jasmine tersenyum simpul, tanpa menjawab perkataan Michael, melainkan berkata dengan nada berat, “Michael, aku mau membicarakan sesuatu sama kamu.”

Michael sudah mengangkat sumpit, mendengar perkataan Jasmine, diletakkannya kembali sumpit itu.

Suara Jasmine sangat jelas, biasanya cuma pas mau membicarakan soal perjanjian kontrak itu baru Jasmine akan berbicara begitu serius, dan sekarang ia mendengar Jasmine berkata demikian, Michael pun mengernyitkan dahi dan menanggapi dengan wajah serius.

Jasmine berbicara dengan seolah-olah mau membicarakan tentang masalah bisnis.

Jasmine menggigit bibir, tiba-tiba ia tidak tahu harus bagaimana ia membuka mulut.

Perasaan yang bertahun-tahun, dan sekarang dia harus mengatakan ini, membuat Jasmine mau tak mau merasa, ini sangat susah, sangat kejam.

Tapi setelah diam sejenak, Jasmine tetap langsung ke inti pembicaraan, tanpa basa basi.

“Michael, kita cerai saja.”

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu