Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 9 Perbuatan Jenny Sungguh Keterlaluan

Jasmine terkejut, ia mengikuti arah tatapan mata pria itu dan menunduk, baru menyadari kancingnya terbuka di bagian dada.

Kedua pipinya memanas, telinganya memerah.

Dia mengerutkan alisnya, dengan sibuk mengangkat tangan dan segera merapikan kancingnya.

"Maaf, aku tadi tidak memperhatikan. Tapi tolong jangan salah paham, aku sama sekali tidak ada maksud untuk menggodamu." ujarnya serius sambil mengepalkan erat kedua tangan.

Tatapan Michael membeku, ia berdehem sejenak lalu pelan-pelan mengalihkan pandangan dari tubuh wanita itu.

Dia tak ingin mengakui bahwa hatinya tersentuh tadi ketika melihat wajah Jasmine memerah, seperti dicakar kucing saja.

Suasana menjadi sunyi di dalam kantor.

Agak lama, Michael membuka mulut dan mengganti topik, "Kau mengadukanku pada Nenek?"

"Tidak." Jasmine menjawab apa adanya. Tiga tahun menikah, tak pernah ia protes pada Nenek tentang pernikahannya.

"Bagus sekali!" Jawab Michael dingin, lalu terdiam sejenak, "Obat anti hamil sudah kamu minum belum?" lanjutnya.

Jsmine mengerutkan alisnya, tiba-tiba ia merasa sangat sedih.

"Belum," gelengnya jujur, "Tapi aku akan membelinya dan meminumnya sepulang dari kantor nanti. Kau tak perlu khawatir, kalaupun aku hamil, aku akan menggugurkannya diam-diam, aku tak akan merepotkanmu sama sekali."

Oya, dia hampir lupa, kemarin malam mereka melakukannya banyak kali, bisa-bisanya dia belum meminum obat.

Michael melotot, ia merasa marah mendengar kata-kata 'akan menggugurkannya diam-diam'.

Jelas-jelas ia seharusnya senang melihat perempuan ini menderita, tapi sekarang, sedikit pun rasa bahagia tak ada, sebaliknya, hatinya terasa sedikit kacau.

Ia tak berbicara lagi dan langsung pergi sambil membanting pintu.

Brak! Suara daun pintu menabrak tembok, seperti menabrak hati Jasmine.

Ia menata hatinya kembali, seperti seekor ikan yang susah payah bernapas, ia berusaha menarik napas sebanyak-banyaknya.

Tak lama kemudian, terdengar suara pintu diketuk.

Jasmine merapatkan tangannya, sorot matanya menjadi jernih setelah menarik napas panjang, tidak selemah sebelumnya.

"Wakil direktur Lo, kau baik-baik saja kan?" Ines Lin mengerutkan dahi. Mengenakan pakaian kerja yang rapi, ia berdiri di depan pintu dengan sopan.

Ujung bibir Jasmine menyunggingkan senyum, ia menunduk, berpura-pura membaca dokumen secara asal, "Ya, aku baik-baik saja. Ada apa?"

Di hadapan Michael, dia boleh lemah, dia boleh menangis, tapi di hadapan bawahannya, dia adalah Wakil Direktur Strategi Pemasaran Perusahaan Keluarga Fu.

Ines menggigit bibir, dengan alis berkerut ia masuk ke ruangan, lalu mengomel dengan bibir cemberut, "Wakil Direktur Fu, Anda tak tahu, tadi ketika Anda tak di sini, betapa mengesalkannya!"

"Hm?" Jasmine Lo mengerutkan alis, ia tetap menunduk melihat dokumen, tapi tak peduli setekun apa ia berpura-pura, saat ini, satu katapun tak ada yang masuk.

"Sebelum Anda datang, Nona Jenny Lo datang membawa segerombol orang, ia hendak membuang semua barang di kantormu, katanya sebentar lagi kantor ini akan menjadi miliknya..." kata Ines berkobar-kobar, "Lagipula..."

Ines mengangkat matanya, diam-diam melirik Jasmine, lalu melanjutkan, "Lagipula, mereka melihat Nona Jenny datang semobil dengan Direktur pagi tadi, keduanya begitu akrab!"

Bicara sampai situ, semakin timbul rasa kasihan terhadap Jasmine pada diri Ines. Jelas-jelas Jasmine lah istri sah Direktur, tapi, Direktur sering sekali membawa wanita tak jelas ke perusahaan, entah apa yang mereka lakukan di kantornya.

"Baik...aku mengerti," Jasmine telah mendengarnya, namun ia hanya membalik halaman dokumen dengan tenang.

"Wakil Direktur Lo, ini adalah pigura yang jatuh ketika Nona Jenny masuk membawa segerombol orang tadi, aku telah mencari orang untuk membetulkannya, tapi tetap saja ada cacatnya."

Ines mendesah pasrah, ia mengeluarkan pigura tersebut dari balik tubuhnya, lalu meletakknya di atas meja Jasmine.

Saat ini lah, Jasmine baru meletakkan dokumennya dan melihat pigura tersebut.

Itu adalah fotonya bersama Jenny dan Kakek, di tengah kaca pigura terdapat segaris retakan yang jelas.

Tubuh Jasmine menegang, tangannya yang memegang dokumen seketika mengeras, membuat kertasnya tersobek.

Perbuatan Jenny sungguh keterlaluan...

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu