Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 233 Harapan Orang Tua (2)

“Nenek jangan marah.” Michael menenangkan emosi Nenek Fu: “Kali ini kita tidak akan biarkan mereka pergi dengan mudah.”

“Oh iya? Sudah ada rencana?” Nenek Fu melihat Michael dengan terkejut.

Dari dulu Michael tidak pernah omong kosong, begitu sudah dia katakan, maka pasti akan ada aksi yang nyata.

“Hm, aku sudah meminta polisi menyelidiki masalah ini.” Michael tersenyum dan melanjutkan: “Aku rasa kejadian ini juga sudah mengejutkan polisi, mereka pasti akan mengatasinya dengan baik.”

“Dan…” Michael menambahkan, “Saat Perusahaan Four Emperial sedang diselidiki polisi, kita memiliki kesempatan yang tepat untuk beraksi.”

Michael berkata sambil menunjukkan senyum kemenangan.

Jika dulu, meskipun sebagai Keluarga Fu, untuk menaklukkan Perusahaan Four Emperial saja akan sangat kesulitan. Tetapi setelah kejadian waktu lalu, Four Emperial tidak lagi sama, kesempatan berhasil pun menjadi semakin besar.

Nenek Fu melihat Michael sambil menganggukkan kepala.

Cucunya sungguh telah tumbuh dewasa, sudah bisa dipercayakan dengan tanggung jawab besar.

Tadinya Nenek Fu masih berpikir untuk memberi sedikit bantuan. Tetapi melihat situasi seperti ini, kelihatan jelas Michael sudah mempersiapkan segalanya dengan matang.

Kelihatannya dia sungguh telah bisa menyerahkan perusahaan itu pada Michael, Nenek Fu berpikir dengan gembira.

Michael adalah orang yang pintar dan tegas, ditambah lagi bantuan seorang Jasmine yang sangat teliti, tentu saja tidak ada masalah.

Dia sungguh telah boleh pensiun. Nenek Fu menyadari dirinya sudah terlalu tua, sudah waktunya posisinya digantikan.

Tetapi dia tidak hanya tidak sedih, malah merasa sangat senang dan bangga.

Tidak ada sedikitpun perasaan sedih dalam hatinya, hanya terharu yang dia rasakan.

Nenek Fu menghela nafas. Melihat tatapan mata Michael yang kian menajam, dia pun berkata dengan hangat: “Michael, kamu sungguh telah tumbuh besar.”

“Sudah seharusnya aku berbakti padamu, Nek.” Michael tahu Nenek Fu sedang terharu karena apa. Dia selalu berharap bisa tumbuh besar dengan cepat dan berbakti pada Nenek Fu.

“Kali ini harus diurus baik-baik. Nenek percaya Keluarga Fu bisa semakin berjaya dalam genggaman tanganmu.” Nenek Fu memerintah.

“Tenang saja Nek.” Michael melanjutkan: “Aku sudah mengaturkan masalah Keluarga Fu. Seharusnya akan selesai sebelum aku berangkat ke luar negeri,

“Baiklah, baiklah.” Nenek Fu mengangguk dengan puas: “Kali ini kita bekerja sama dengan Smith Corporation, aku rasa akan sangat stabil dan berhasil. Laporan yang Jasmine kerjakan waktu itu sungguh sempurna.”

Hanya perlu melakukan pertemuan dengan bahan laporan kali ini, Nenek Fu yakin tidak akan ada masalah. Jasmine sangat terkenal, tetapi Michael juga tidak kalah darinya.

Memikirkan Jasmine yang pernah berusaha keras untuk penyelesaian laporan kali ini, mata Michael dipenuhi kehangatan: “Benar, dia sangat hebat.”

Jasmine sangat hebat, itu adalah kalimat jujur yang diucapkan dari hati.

Entah itu sebagai rekan kerja, ataupun semakin istrinya sendiri.

Michael sedang melamun, pintu kamar tiba-tiba terbuka.

“Jasmine kembali!” Nenek Fu berbalik badan dan melihat Jasmine yang masuk sambil mendorong Valencia. Dia pun menyapa dengan ramah: “Kami sedang memujimu.”

“Nenek, Nenek sudah datang!” Jasmine sangat terkejut melihat kedatangan Nenek Fu. Dia langsung terbang ke pelukan Nenek, Nenek Fu pun menggenggam tangannya dengan erat.

Tadinya Fernando sedang ragu apakah harus pergi mencari Jasmine ataupun meneleponnya. Saat melihat Jasmin telah kembali, pendapatnya langsung disampingkan dengan cepat.

Tetapi setelah Fernando menatap Jasmine dengan fokus, dia menyadari ada ekspresi sedih pada wajah itu.

Fernando mengerutkan kening. Tanpa bersuara banyak, dia lanjut mengamatinya…

“Jasmine, bagaimana kabarmu belakangan ini? Apakah si kecil patuh?” Nenek Fu membahas cicitnya sambil tersenyum bahagia.

“Patuh, patuh sekali.” Jasmine melihat senyuman pada wajah Nenek Fu, tidak tahan untuk ikut tersenyum.

Akhir-akhir ini anak itu memang sangat patuh, sama sekali tidak menambah beban bagi Jasmine.

Jasmine sangat terharu karena itu, dia merasa anaknya pasti sangat penurut.

Beberapa hari ini dia sudah cukup pusing karena berbagai masalah yang menghadang. Jika anaknya masih saja rewel dan tidak patuh, maka dia pasti akan sangat kewalahan.

Tetapi bersamaan dengan ini, Jasmine juga introspeksi diri dengan mendalam.

Saat masa kehamilan, dia seharusnya membenahi diri dengan baik. Tetapi malah memberi beban yang sangat berat untuk diri sendiri, ini tentu akan berpengaruh pada anak dalam kandungannya.

Saat memikirkan si kecil, Jasmine merasa senang sekaligus menyalahkan diri sendiri.

“Jaga diri baik-baik.” Nenek Fu lanjut berkata sambil tersenyum: “Aku sudah tidak sabar untuk melihat kesayangan yang satu ini.”

“Hm, aku tahu, Nenek.” Jasmine mengiyakan dengan patuh.

Nenek Fu sudah melihat apa yang ingin dilihat, sudah mengatakan apa yang ingin dikatakan, kini pun bersiap-siap pulang.

Fernando berdiri bersama Nenek Fu, tetapi dengan pandangan yang terus tertuju pada arah Jasmine.

Dia merasa perlu berbicara sejenak dengan Jasmine.

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu