Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 63 Bibirnya wangi dan lembut (1)

"Fernando Fu, Apa yang sedang kamu lakukan?"

Jasmine Lo terbengong, Setumpuk mawar besar dimasukkan ke dalam lengannya, di hadapannya Fernando Fu tersenyum bahagia.

"Ini bunga untukmu." Fernando Fu menyimpan sedikit senyumannya, ""Aku merindukanmu, jadi aku datang untuk melihatmu."

Orang-orang di sekeliling sedikit kaget.

"Wah, bukannya ini adalah kakaknya Direktur Fu?"

"Oh begitu, pantas saja mereka mirip."

"Tetapi kenapa dia bisa datang mencari Jasmine Lo"

Pertanyaan itu kemudian dipertanyakan, dan semua orang di sekelilingnya mulai diam.

Topik diskusi orang sekelilingnya terdengar sampai ke telinga Jasmine Lo, mukanya sedikit pucat dan bertanya, "Tetapi, kenapa kamu memberiku bunga?"

Fernando Fu kemudian menjawab, "apakah salah memberikan bunga segar kepada wanita cantik?"

....... ini bukan maksudku!

Jelas-jelas tau hubungan dia dengan Michael Fu, masih tetap mau memberikan bunga padanya, apalagi berdiri di depan pintu perusahaan menunggunya. Jika bukan karena ketulusan yang dipancarkan dari matanya, Jasmine Lo bakal curiga , apakah dia sengaja ingin menjebaknya.

"Jangan-jangan......"

Tidak diketahui siapa yang mengeluarkan kata-kata ini, tetapi tampaknya orang-orang disekililing mereka semakin penasaran dan mulai berdiskusi lagi.

Jasmine Lo merasa pandangan orang-orang ke tubuh dia mulai berubah.

Dia sangat canggung kemudian dengan cepat berkata, "Aku akan berkunjung lagi ke rumah nenek, kamu segera balik, nenek akan merasa kesepian jika kamu tidak berada di rumah."

"Tidak masalah, lagipula nenek memberikanku waktu pribadi." Fernando Fu tersenyum lembut.

Jasmine Lo masih ingin mengucapkan sesuatu, tetapi seketika Fernando Fu langsung merangkul pundaknya, "Yuk, aku mengantarmu pulang, dan kita pergi makan dulu."

"Tidak boleh, Aku tidak boleh......" Jasmine Lo tidak ingin mengikutinya.

"Tetapi jam makan sudah tiba." ungkap Fernando fu sedikit sedih.

Jasmine Lo sungguh canggung, kenapa Fernando Fu seperti menggoda adik iparnya sendiri, apakah orang luar negri emang begitu terbuka?

"Hanya makan malam saja, kenapa, apakah aku sebagai kakak iparmu tidak boleh mentraktirkmu makan?" ucap Fernando Fu.

Tidak menunggu jawaban dari Jasmine Lo lagi, dia langsung menariknya masuk ke dalam mobil.

Mobilnya sudah melaju menjauh dari perusahaan, tetapi orang-orang tadi masih melanjutkan diskusinya.

"Apa yang harus didiskusikan! Fernando Fu dan Kak Jasmine emang sekeluarga, jadi menjemputnya dan makan malam bersama adalah hal yang wajar!" Ines Lin tiba-tiba mengeluarkan suaranya, meskipun merasa sedikit takut dan ragu-ragu tetapi pada akhirnya dia mengeluarkan suara juga.

Dikeramaian, orang-orang yang pernah bekerja di bawah naungan Jasmine Lo juga ikut bersuara.

Semua ini di lihat jelas oleh Jenny Lo. Dia kemudian menaikkan bibir dengan ekspresi sangat dingin.

Dikeramaian tadi ada yang berkata"Jangan-jangan......" David membuka topik setelah melihat mobil melaju pergi, dan kemudian dia tersenyum.

Yang penting bukanlah apakah itu masuk akal ataupun nyatanya seperti apa, tetapi apakah Michael Fu akan percaya atau tidak.

......

Mobil Fernando Fu melaju dan melewati beberapa belokan di pusat kota, dan kemudian berhenti di sebuah restoran mewah ala barat.

"Kemarin kamu baru saja terluka, mari kita makan sesuatu yang bergizi dan mudah dicerna." Fernando Fu kemudian berjalan ke arah Jasmine Lo, dan dengan gentle dia membuka pintu mobilnya.

"Aku sudah baikan. Kamu tidak usah khawatir." Meskipun Jasmine Lo sangat canggung, tetapi dia memilih untuk menjawab dengan tenang.

Meskipun tindakan Fernando Fu hari membuatnya tidak nyaman, tetapi sepanjang jalan tadi, Fernando Fu mencoba menghiburnya dengan topik yang cukup menyenangkan, dia mendengar hingga tertawa.

Sudah lama tidak pernah ada orang yang membuatnya begitu senang.

Dulu Michael Fu kadang bisa melakukannya, tetapi setelah kembali dari penyembuhan kecelakan itu dari luar negri...... Jasmine Lo menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak ingin berpikir tentang masalah itu lagi.

Jasmine Lo mengikuti Fernando Fu masuk kedalam. Fernando Fu disapa pelayannya dan kemudian dibawa ke tempat yang sudah dia resevarsi sebelumnya.

Saat berjalan menuju tempat duduknya, tiba-tiba Jasmnie Lo mendengar suara yang jahil, "Yooo!"

Jasmine Lo mengangkat kepalanya, dia melihat seorang laki-laki dengan rambut pirang jalan mendekati mereka.

Fernando Fu melihatnya kemudian tersenyum dan jalan mendekatinya.

Lelaki itu kemudian berkata lagi, "Sudah datang!"

"Ya." Fernando Fu menjawabnya, dengan gembira mereka saling menyapa dengan saling menyenggol pundak mereka.

"Ini...?" Lelaki asing itu melihat Jasmine Lo yang berada di belakang Fernando Fu.

"Ini adalah keluargaku, Jasmine Lo." Fernando Fu menjawabnya.

"Oh, begitu." Ekspresi Lelaki asing itu menunjukkan dia mengetahui sesuatu dan tertawa dengan ambigu.

Melihat tindakannya Jasmine Lo segera menjelaskannya:"Kamu telah salah paham, aku adalah adik iparnya."

Lelaki asing itu terbengong sesaat, kemudian meminta maaf kepadanya, "Maaf, Nona Jasmine."

Kemudian disaat Jasmine Lo masih setengah kaget dia mengangkat tangan jasmine dan memberikan kecupan di tangannya sebagai tanda pertemuan pertama, "Sangat senang bisa berkenalan dengan anda, nona cantik."

Wajah Jasmine Lo memerah.

Fernando Fu melihatnya, kemudian bergegas berkata,"Kamu jangan nakutin dia." Kemudian berbalik badan menghadap Jasmine Lo dan mengenalkan temannya, "Ini adalah teman baikku, Joy. Dia adalah orang Inggris, beberapa saat yang lalu dia baru sampai ke Jakarta. Dia adalah bartender di sini."

"Halo." Jasmine Lo menyapanya.

"Halo juga." Joy juga menyapanya balik, "Jika begitu aku sibuk duluan ya."

Fernando Fu mengangguk-angguk kepalanya, membawa Jasmine Lo menuju tempat duduknya.

“Bubur di sini rasanya lumayan enak.”Kata Fernando Fu sambil membuka menu. “Juga ada beberapa menu sehat yang rasanya juga lumayan.”

Jasmine Lo mengangguk-angguk kepalanya.“Kamu saja yang pesan, aku tidak tahu sayur mana yang enak.”

Fernando Fu memesan sayuran sesuai dengan pengalamannya, dan tidak lama kemudian, pesanan mereka juga keluar satu persatu.

“Setelah makan makanan barat begitu lama, apakah tidak ingin mencoba makanan khas Jakarta?” Jasmine Lo mulai menggerakkan sendoknya.

“Sudah mencobanya, tapi tidak ada makanan yang lebih enak dari masakanmu, jadi tidak ingin makan lagi.” Fernando Fu mengatakannnya dengan serius, bukannya ada pepatah mengatakan “ketika pernah melihat yang lebih baik, yang lainnya sudah tidak berarti lagi. ”

Jasmine Lo tidak menyangka dia akan berbicara seperti itu, meskipun dipuji orang seharusnya adalah hal yang sangat gembira, tetapi tidak sampai level enak sekali bukan? Michael Fu saja jarang pulang makan.

"Betapa baik jika bisa makan setiap hari." Fernando Fu berkata dengan santai , dimana matanya sedang melihat ke arah makanan di piring, yang sebenarnya dia lagi melirik respon Jasmine Lo.

Jasmine Lo terbengong, dilanjuti dengan senyuman canggung. Dia terdiam sesaat, kemudian berkata, "Nenek juga suka makan masakanku, kedepannya aku akan meluangkan lebih banyak waktu untuk kembali ke rumah nenek."

"Boleh datang kapanpun." Fernando Fu tersenyum.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu