Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 51 Apakah aku salah paham? (1)

Langit telah berubah menjadi gelap, malam ini, langit berbintang menjadi gelap gulita, satu bintang pun tidak terlihat, bulan juga tertutup sampai orang-orang tak mungkin bisa bertemu dengannya malam ini.

Tiba-tiba ada seorang pria dengan rasa bersalah keluar dari rumah.

"Jasmine, sudah lapar ya, ini ada beberapa roti yang tersisa di dapur, ayok dimakan". orang yang datang adalah Jimmy, dia begitu tertekan melihat Jasmine, pastinya Jimmy tidak berani membawakan makanan untuknya, dia diam-diam menyembunyikan roti dan membawanya keluar.

Jasmine mengangguk, dia mengambil beberapa roti dan melahapnya, seperti masa kanak-kanak, setiap kali dihukum oleh Susan Su, Jimmy selalu membawakan dia roti untuk mengisi perutnya yang lapar, ini membuatnya merasa bahwa masih ada orang yang mencintainya, bahkan sakit karna berlutut pun berkurang.

Ketika Jasmine selesai makan, Jimmy meletakkan mangkuk ke tangannya.

"Jasmine, jangan salahkan ibumu. Ayah akan meminta bantuan untukmu, sebentar lagi kau tidak perlu berlutut lagi."

Jasmine mengangguk.

Ketika Jimmy memasuki rumah, dari dalam rumah terdengar suara gaduh, diikuti oleh suara seorang wanita yang meminta maaf, lalu semuanya menjadi hening, bahkan lampu-lampu di rumah itu padam.

Jasmine menyendiri didepan rumah sakit, tapi sepertinya Tuhan ingin bercanda dengannya, karena tiba-tiba dalam sekejap hujan turun dengan derasnya, dalam waktu singkat tubuhnya sudah basah kuyup.

Jasmine memandang ke langit, dia ingat ada seorang anak laki-laki yang bilang kepadanya bahwa dia sangat menyukai hujan, karena hujan akan mengubur semua emosinya, bahkan jika dia menangis, hujan akan memberikan sebuah alasan yang sangat baik untuknya.

Sekarang Jasmine sangat bersyukur atas hujan yang turun saat ini, karena kelemahannya tidak akan dilihat siapa pun sekarang.

Panggilan telepon berdering.

"Halo"

"Jasmine, kau mati ya? sampai tidak bisa pulang kerumah. aku melihat kamu sudah enak menjadi nyonya Fu" suara michael yang acuh tak acuh keluar dari speaker telepon.

Jasmine tersenyum-senyum sendiri, ini adalah kebahagiaan yang dia inginkan.

"Aku dirumah ibuku" tiba-tiba suara petir menyambar.

"apa, sekarang kau lagi diluar?"

"Iya"

Mendengar kata-katanya Jasmine langsung menutup teleponnya, tapi yang masih tersisa dipipi apakah itu air mata ataukah air hujan yang lebih bergejolak.

Jasmine merasa suhu tubuhnya menurun derastis, pikirannya kurang jernih, kakinya gemetaran sepanjang waktu, tubuhnya tidak terlalu baik bahkan mungkin lebih buruk.

"Apakah daritadi kau berlutut disini?" sebuah suara amarah yang terdengar di dalam kepala Jasmine.

Mata Jasmine hanya bisa melihat sepasang sepatu kulit yang indah, saat mendongak ia melihat pakaian setelan panjang dengan kemeja yang agak kusut, ketika Jasmine ingin melihat wajahnya, matanya buram karena dipenuhi oleh air mata.

Jawaban yang ada didalam hati keluar, tapi Jasmine tidak berani memikirkannya, karena dia takut kalau nanti dia akan bertambah kecewa.

"apakah kau bodoh? jawab" suara itu begitu jelas, tapi Jasmine sudah tidak memiliki kekuatan untuk berdiri, dia jatuh pingsan.

ketika dia hendak jatuh, sepasang tangan yang ramping menahannya dan menariknya. "dasar gadis bodoh, apakah dia tidak tahu saat hujan tidak boleh menelepon? " suara lembut ini belum pernah terdengar oleh Jasmine.

Jika Jasmine bangun pada saat ini, dia pasti akan memukul dirinya dua kali untuk memastikan bahwa ini asli.

Michael merasakan hawa panas pada lengannya dan memegang dahi jasmine, panasnya seperti kompor kecil, ketika ia bersiap mengendong jasmine masuk ke mobil, pintu tua keluarga Lo terbuka, seorang wanita bergegas keluar.

"Michael, kau kenapa, ayo cepat masuk." Susan Su dengan senang menyambutnya "Michael, kenapa tidak kabari dulu kalau mau datang, kita pasti akan mempersiapkan sesuatu yang enak untukmu"

Hati Michael merasa dingin, apakah Jasmine tinggal bersama dengan keluarga seperti ini? bahkan jatuh sakit pun tidak ada yang menanyakan. apakah orangtua itu seperti ini? Michael kepikiran dirinya sendiri, walaupun orang tuanya tidak memperdulikannya tapi dia masih ada nenek.

Michael menatap wajah memerah yang ia gendong dilengannya sekarang, dari matanya terlihat ia begitu mengasihani gadis ini.

"Tidak, sepertinya makanan keluarga Lo tidak begitu enak, istri ku bisa jatuh sakit disini, aku merasa tidak ada alasan untuk tinggal." Jenny berteriak dengan merasa bersalah "Michael"

Susan seperti melihat Jasmine, "Ya, Jasmine sakit, padahal tadi dia baik-baik saja, katanya dia akan membersihkan kamar sebentar, kenapa tiba-tiba bisa jatuh sakit, tubuh lemah seperti ini bisa merusak kehamilan, tidak, nanti akan ku berikan pelajaran"

Menghentikan Jimmy yang baru saja ingin berbicara.

"Cepat masuk, hujan begitu deras, jangan sampai Jasmine sampai demam lagi, hari ini kau tidak perlu kemana-mana." susan berpikir sejak Michael tinggal disini, jasmine sakit lagi, akan lebih baik jika terjadi sesuatu dengan jenny.

Walaupun Michael tidak tau apa yang dipikirkan susan, tapi tatapan saat ia berbicara membuatnya mual. "tidak" kemudian dia membawa Jasmine masuk ke mobil dan pergi.

Hanya Jenny sajalah yang marah dengan kejadian ini, dan Susan tidak tahu sedang memikirkan apa, terlihat cahaya berkilauan dimatanya.

Setelah tiba dirumah keluarga Fu, Bibi He di lantai bawah terlihat berjalan kesana kemari tanpa henti, dalam hati begitu khawatir Jasmine dan Michael akan bertengkar.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu