Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 20 Ngapain? Bukankah ini Hal yang Kamu Inginkan Selama Ini?

Tidak tahu sudah berapa lama, kedua kaki yang berlutut dihadapan makam ini kini terasa kaku.

Awalnya dia berpikir mungkin Michael Fu akan kembali, tapi setelah begitu lama, dia tahu itu hanyalah caranya membohongi dirinya sendiri.

Dia, hanya ingin membalas dendamnya, menyiksanya--

Jasmine menahan tubuhnya, dengan perlahan dia berdiri, pandangan matanya terakhir kali melihat makam itu, matanya tertuju pada baris tulisan "Ayah, Michael Fu".

Setelah membalikkan badannya, dia melangkahkan kakinya yang kaku itu, pergi meninggalkan tempat itu.

Pemakaman itu gelap dan luas, jalanan tangga yang kosong sewaktu dilalui oleh Jasmine seperti titik hitam yang sedang bergerak.

Berjalan keluar dari pemakaman itu memakan waktu sejam, Jasmine Lo akhirnya menemukan jalan keluar.

Lalu, saat dia berjalan keluar, sebuah tangan dari belakang mencengkeram pergelangan tangannya.

Jasmine terkejut, menoleh kebelakang, belum sempat dia bernafas, bayangan tubuh yang tinggi dan tegap itu sudah menatapnya tajam.

"Michael, kamu... kamu belum pergi..." Dia terkejut sehingga terbata-bata.

"Kamu ketakutan? Jasmine, apakah kamu sudah melakukan banyak perbuatan jahat?" pandangan matanya tajam seperti pisau, maksud dari pertanyaan itu jelas sekali sedang menuduh Jasmine Lo membunuh anak itu.

"Aku tidak..." Jasmine mengepalkan tangannya, berusaha sekuat tenaga untuk melepaskannya dari cengkeraman tangan Michael. "Michael, lepaskan aku..."

"Heh! Michael tertawa kecil, menaikkan alisnya, "Aku ingin kamu buat pengakuan ke Chandra, sejak kapan aku mengizinkan kamu menginggalkan tempat itu!"

Jasmine menggerakkan alisnya, lalu dia tenang sejenak dan berkata pelan, "Michael Fu, kematian anak itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan aku, sekarang aku sangat capek dan ngantuk, aku ingin pulang dan istirahat!"

"Jasmine Lo, kamu masih nggak tahu malu? Waktu itu kalau bukan karena kamu, anak aku dan Fiona sekarang sudah berumur dua setengah tahun!" Michael menatapnya.

Hati Jasmine mulai goyah, hampir saja dia ingin mengatakan kalau anak itu bukan anaknya, tapi akhirnya dia masih berhasil menahannya, dia hanya bisa memohon kepadanya, "Michael, tolong lepaskan aku, aku ingin pulang ke rumah."

Pulang ke rumah? Itu rumahmu? Kalau bukan karena ulahmu, sekarang yang tinggal di vila itu seharusnya adalah Fiona, dan bukan orang ketiga seperti kamu!" Michael Fu menekan pergelangan tangannya kemudian perlahan-lahan menuju ke lehernya.

Jasmine merasa sesak dan susah bernafas, matanya merah, "Michael Fu, apa yang kamu inginkan, aku harus bagaimana agar kamu melepaskanku."

"Melepaskanmu? Nggak mungkin!" Pria itu melepaskan lehernya, menariknya masuk ke atas mobil Bentley hitam itu.

"Michael Fu, kamu mau ngapain..." Jasmine mengerutkan alisnya, pergelangan tangannya terasa sangat perih, sekarang bertambah lagi bekas merah di tangannya.

Michael Fu membuka pintu belakang mobil, menariknya masuk kedalam mobil, "Ngapain? Bukankah ini hal yang kamu inginkan selama ini?"

Jasmine Lo terbaring di atas jok mobil kulit itu, satu kakinya masih terjurus keluar mobil, sandal yang ada di kakinya tidak tahu sejak kapan terlepas, angin dingin menghembus melewati kakinya.

Lalu, pria yang dihadapannya ini menekannya, memeluknya.

"Michael Fu... kamu gila? Tidak..." Jasmine ketakutan melihatnya, dia sudah tahu selanjutnya akan terjadi apa.

Tapi, tempat ini adalah makam... Michael, bagaimana bisa kamu melakukan ini kepadanya disini...

Kata "Jangan" belum sempat keluar dari mulut Jasmine Lo, tapi bibirnya sudah dicium oleh pria yang dingin ini.