Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 178 Hubungan Adik Kakak (2)

“Nenek, kami memang adik kakak!” timpal Fernando sambil mendongakkan kepalanya. Wajahnya menyungging tawa.

Michael tidak melihatnya, namun, tidak juga menyalahkannya.

Jasmine tahu Michael menyetujuinya.

Sebenarnya, Michael telah menyetujuinya sejak awal. Jasmine tertawa memikirkannya. Pria sebaik Michael mana mungkin menyalahi kakaknya sendiri.

Bagus sekali.

Hubungan baik ini pantas dijaga.

Ketika Jasmine melihat Michael dan Fernando, rasa hangat menyelimuti hatinya.

Mendengar jawaban Fernando barusan, Nenek Fu menoleh ke Michael.

Wajah Michael memerah, “Aku— Aku sudah tahu!” jawabnya gagap.

Ekspresi Michael yang tersipu benar-benar menyentuh.

Nenek Fu puas lalu menganggukkan kepalanya. Beliau lalu menoleh ke Jasmine.

“Jasmine, sekarang kita memiliki dua pesuruh di rumah ini. Kau adalah prioritas.” ujar Nenek Fu penuh cinta, “Kalau ada apa-apa, biar mereka berdua yang kerjakan. Jangan kau tanggung sendiri, ya? Kau tidak perlu capek-capek.”

“Baiklah, Nek.” jawab Jasmine sambil tertawa. Lucu, pikirnya. Bagi Jasmine bayi dalam kandungannya lah yang paling penting.

Namun, perhatian Nenek Fu membuat hatinya tenteram.

“Benar. Aku barusan ingin mengatakan itu.” ujar Michael, “Lebih baik kau mengambil cuti dari pekerjaanmu.”

Jasmine sedang hamil empat bulan dan dia masih bekerja.

“Satu bulan lagi.” ujar Jasmine, berusaha bernegosiasi, “Aku akan mencari orang untuk mewakilkan pekerjaanku.”

Michael berpikir sejenak, lalu menyetujuinya.

Bulan ini Michael lumayan sibuk. Dia tidak memiliki banyak waktu untuk menemani Jasmine.

Kalau Jasmine sendirian saja di rumah, dia pasti merasa kesepian.

Setelah pekerjaan bulan ini selesai, Michael akan mencoba meluangkan waktunya untuk Jasmine.

“Boleh juga. Lalu, bagaimana dengan posisimu?” celetuk Michael.

Jasmine sedikit terkejut.

Dia tidak menyangka Michael akan menanyakan hal ini.

Hal ini dari awal selalu diputuskan Michael seorang diri.

Sebelumnya, ketika Jenny menggantikan posisi Jasmine, Michael sama sekali tidak angkat bicara.

Kali ini, Jasmine memiliki satu orang yang ingin dia rekomendasikan untuk menggantikan posisinya, Ines Lin. Jasmine sedang memikirkan cara untuk mendiskusikannya dengan Michael.

Sekarang Michael menanyai pendapatnya, Jasmine merasa tersanjung.

Jasmine sempat terkejut, namun dia lalu menjawabnya.

Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

“Aku merekomendasikan Ines Lin.” ujar Jasmine yang lalu berhenti sejenak untuk merangkai kata, “Ines Lin selalu bekerja denganku. Dia paham apa yang harus dikerjakan. Dia juga sangat memperhatikan detil. Jadi, aku merekomendasikannya.”

Michael mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar jawaban Jasmine.

Michael sendiri juga memikirkan Ines Lin.

Ines Lin adalah gadis yang giat, dia juga cukup keras kepala. Sebelumnya, ketika Michael mencabut Jasmine dari posisinya, Ines tampak menderita. Namun, gadis itu tidak sedikitpun menunjukkan kelemahannya pada Jenny Lo.

Tadinya, Michael tidak mengerti apa yang terjadi. Michael juga tidak memahami perilaku Ines Lin. Namun, sekarang Michael paham Ines bersikap seperti itu karena dia peduli pada Jasmine.

Ines Lin tidak menyukai cara Jenny Lo merebut posisi Jasmine.

Michael bertanya-tanya bagaimana Jasmine bisa memiliki bawahan yang sangat setia padanya.

Rupanya Jasmine selalu memperlakukan orang lain dengan baik.

Awal ketika Michael berniat menyuruh Jasmine untuk cuti, saat itu dia langsung mencari orang untuk posisi Jasmine.

Michael merasa Ines Lin adalah pilihan yang bagus. Dia memutuskan untuk mendengarkan pendapat Jasmine. Jasmine sendiri juga lebih familiar dengan pekerjaan ini.

Lagipula, rekomendasi Jasmine tidak buruk.

Michael pun setuju, “Baiklah.”

Jasmine dengan senang hati membiarkan Ines Lin menggantikan posisinya. Selain Jasmine bisa menyerahkan posisinya dengan tenang, posisi tersebut juga merupakan tantangan baru bagi Ines Lin.

Namun, sebelum Jasmine sempat bereaksi, Nenek Fu terbatuk-batuk.

Michael dan Jasmine menoleh ke arahnya. Nenek Fu mengerutkan dahinya.

“Kalian bisa membicarakan masalah kantor nanti. Sekarang, aku ingin membicarakan cucuku.”

Michael tidak bisa menahan tawanya.

Sebelumnya, ketika Michael membiarkan Jenny menggantikan posisi Jasmine di kantor, Nenek Fu sampai repot-repot datang ke kantor untuk protes. Sekarang, Nenek Fu tidak ingin membicarakan perihal kantor lagi.

Saat ini, dalam hati Nenek Fu, bayi Jasmine lebih penting dari urusan kantor.

Jasmine tertawa, lalu menenangkan Nenek Fu, “Nenek, jangan khawatir. Bayiku baik-baik saja.”

“Siapa bilang aku khawatir? Aku hanya tidak ingin mendengar kalian membicarakan urusan kantor di meja makan.” jelas Nenek Fu, lalu bertanya, “Oh ya, apa kalian sudah memikirkan nama untuk bayi kalian?”

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu