Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 129 Tamu Tak Diundang (2)

Karena di masa kehamilannya Jasmine Lo mengalami sakit di bagian perutnya, maka dia harus dirawat lagi di rumah sakit selama dua hari.

Tengah hari di hari kedua, dokter datang lagi untuk memeriksa kondisi Jasmine Lo, sambil tersenyum dokter berkata bahwa bayi dalam kandungannya sangat sehat, sudah tidak ada masalah apapun, tidak ada kondisi yang tidak normal, besok boleh keluar dari rumah sakit.

Jasmine Lo sangat senang.

Dia juga tidak suka tinggal di rumah sakit, kebanyakan waktunya hanya seorang diri saja, tidak ada hal yang dapat dikerjakan, sangat kesepian.

Masih untung waktu itu Valencia Xia waktu datang menengoknya, membawakan dia beberapa buku yang dia sukai, minimal bisa membuat waktu-waktu yang dilewatkan Jasmine Lo di rumah sakit tidaklah terlalu membosankan.

“Berharap kali ini setelah kamu keluar dari rumah sakit, jangan sampai saya melihat lagi kamu diantar masuk lagi ke sini oleh ambulans.” Dokter berkata sambil menghela nafas.

“Terima kasih, dokter.” Jasmine Lo tahu bahwa dokter sedang menasehatinya agal setelah dia keluar dari rumah sakit harus baik-baik memperhatikan dan menjaga kesehatannya sendiri, lalu menyatakan rasa terima kasihnya, “Beberapa hari belakangan ini, sudah terlalu merepotkan Anda.”

Dokter melambaikan tangan, tidak mengatakan apa-apa lagi, tersenyum dan meninggalkan ruangan.

Bagi seorang dokter mengucapkan “semoga tidak bertemu lagi” adalah harapan yang paling baik.

Beres makan siang, Jasmine Lo dengan suasana hati yang sangat baik, berjalan dua putaran dalam kamar, menggerak-gerakkan tubuh sejenak, lalu duduk di ranjang dan dengan tenang membaca sebuah buku.

Tak berselang lama, pintu kamar dibuka.

Jasmine Lo mendongakkan kepala, Michael Fu masuk dengan tangan penuh memegang seikat besar bunga lili.

Waktu Michael Fu pergi membeli bunga, gadis penjual bunga bertanya untuk siapakah bunganya, Michael Fu menjawab untuk istrinya.

Gadis itu menyarankan bunga mawar, tapi Michael Fu begitu melihat bunga lili yang ditata di dekat jendela langsung suka.

Begitu anggun, begitu melukiskan perasaan yang murni. Membuatnya langsung teringat akan Jasmine Lo.

Oleh sebab itu Michael Fu meminta gadis penjual bunga itu untuk menyiapkan seiikat bunga lili baginya.

Jasmine Lo melihat Michael Fu membawa seikat bunga, tertegun sejenak lalu mulai tersenyum lebar.

Dia dan Michael Fu sudah hidup bersama bertahun-tahun, belum pernah Michael Fu membelikan bunga untuknya.

Kapankah dia dan Michael Fu bisa merasakan juga keromantisan seperti yang umumnya dialami oleh pasangan kekasih lainnya?

Jasmine Lo berpikir, perasaan yang sudah baik awalnya semakin bertambah jelas.

“Apa yang kau rasa sekarang?” Michael Fu meletakkan bunga lili ke dalam vas bunga di atas meja, mendekati Jasmine Lo memberikan perhatiannya.

“Hari ini dokter sudah datang memeriksa” sambil tersenyum manis Jasmine Lo berkata.

“Bagaimana hasilnya?” tanya Michael Fu.

Sebenarnya melalui pengamatan Michael Fu atas ekspresi wajah Jasmine Lo, dia sudah dapat menduga kira-kira seperti apa hasilnya, tetapi dia tetap saja bertanya.

Karena Michael Fu sadar, mengobrol dengan santai seperti ini akan membuat dalam hatinya Jasmine Lo timbul perasaan bahagia.

“Dokter berkata aku besok sudah boleh pulang.” Akhirnya Jasmine Lo tertawa senang, ekspresi wajahnya seperti seorang anak kecil yang baru saja mendapat sebuah permen yang sangat disukainya.

Michael Fu tertawa sambil membelai rambut Jasmine Lo, “Bagus dong kalau begitu.”

Hari-hari tanpa Jasmine Lo di sisinya, Michael Fu merasa agak tidak biasa.

Jasmine Lo menerima apel yang baru saja dikupaskan Michael Fu, langsung menggigitnya.

Sebetulnya dia bisa saja sendiri mengupas apel, tapi makan apel yang dikupaskan oleh Michael Fu membuat dalam hati Jasmine Lo timbul sebuah perasaan puas yang sulit dilukiskan dengan kata-kata.

Melihat raut wajah Jasmine Lo yang puas menikmati apel, dia ragu sejenak, apakah lebih baik dia ceritakan masalah yang hari ini hendak dia sampaikan kepada Jasmine Lo.

“Jasmine, ada hal yang ingin aku sampaikan.” Michael Fu mulai berbicara.

“Ehm, ada apa?” Jasmine Lo memandang wajah Michael Fu yang serius, dan ikut jadi serius menyimak.

“Fiona….mungkin untuk sementara waktu akan tinggal di rumah kita.” Michael Fu berhenti sejenak, akhirnya meneruskan bicara.

Jasmine Lo berhenti mengunyah apel.

“Aku tahu ini sulit diterima, tapi Fiona sudah memaafkanmu.” Michael Fu memperhatikan reaksi Jasmine Lo, menghela nafas, “lagipula keadaan Fiona sekarang belum stabil, sekarang dia juga tidak ada tempat yang dituju, biarkanlah dia tinggal sementara waktu di rumah kita, berharap kamu tidak keberatan.”

“Membiarkan mantan kekasihmu tinggal di rumah kita?” Jasmine Lo terdiam sejenak, lalu hening.

“Ya. Hanya untuk sementara.” Michael Fu menegaskan.

Jasmine Lo tidak ada tanggapan.

Michael Fu berpikir lagi, akhirnya memutuskan untuk membicarakan masalah ini sampai selesai, “lagipula, Jasmine, Fiona tidak punya ingat sama sekali semua hal semasa dia sakit, jadi dia tidak tahu kalau kita sudah menikah.”

Jasmine Lo tertegun.

Jadi, Fiona He sekarang masih menganggap dirinya sebagai kekasihnya Michael Fu, malahan sebagai calon istrinya?

Ekspresi Jasmine Lo menjadi kaku dan dingin.

Jadi maksud Michael Fu mengatakan ini semua kepadanya sesungguhnya adalah mau memberitahu dia agar tidak membocorkan kenyataan ini?

Tapi atas dasar apa?

Jasmine Lo memandang Michael Fu dengan raut penuh kemarahan dan ketidakpercayaan.

Melihat ekspresi Jasmine Lo yang sebetulnya sudah dia duga sebelumnya bakal seperti ini, hati Michael Fu sedih.

“Jasmine, aku harap kamu mengerti. Kondisi penyakit Fiona masih belum benar-benar stabil, kita jangan sampai memicunya.” Michael Fu masih berusaha membuat Jasmine Lo mengerti, “Bagaimanpun setelah Fiona He sembuh sempurna, kita barulah dapat melepaskan beban di masa lalu, dari awal lagi memulai hidup yang baru, bukankah begitu?”

Jasmine Lo sedikit membelalakkan matanya.

Ternyata Michael Fu sedang menantikan hidup yang baru.

Jasmine Lo diam-diam memandang Michael Fu sejenak, lalu tertunduk.

Begini sudah sangat baik, Jasmine Lo berbicara pada dirinya sendiri, dia tidak seharusnya menuntut lebih banyak, minimal sekarang, Michael Fu bisa memberitahukan masalah ini terlebih dulu.

Jasmine Lo berpikir demikian, menghela nafas sejenak, sikapnya pun berangsur melunak.

Michael Fu melihat Jasmine Lo mengangguk kecil, barulah dia merasa lega.

Tanpa disangka sebelum dia berkata-kata lagi, telepon berbunyi.

Michael Fu pergi keluar untuk menerima telepon.

Jasmine Lo kembali berbaring, otaknya dipenuhi dengan masalah Fiona He.

Saat dia sedang merasa tertekan, pintu tiba-tiba dibuka.

Jasmine Lo mengira Michael Fu kembali, begitu mengangkat kepala melihat, dia tertegun. “Kok kamu?!”

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu