Lelah Terhadap Cinta Ini - Bab 115 Makan Malam Terakhir (1)

Jasmine melotot.

"Naiklah, aku menggendongmu." Michael berkata yakin.

"Aku... Aku tidak apa-apa, hanya kecapekan." Jasmine sedikit kaget.

"Naiklah." Michael melihat Jasmine dan mengerutkan alisnya lagi.

Muka Jasmine memerah.

Tapi dia pun tidak berkata apa-apa lagi, hanya menaiki punggung Michael dengan pelan.

Michael pun berdiri dan menggendong Jasmine.

"Perutmu sakit tidak?" Michael berjalan pelan, dan bertanya.

"Tidak, tidak." Jasmine menjawab malu.

Orang-orang di sekitar sedang melihatnya!

"Ya." Setelah mengetahui Jasmine tidak sakit, Michael pun tidak menunggu lagi, dia menggendongnya dan berjalan menuju stasiun.

Tidak mau sewa mobil, naik bus, ini adalah permintaan Jasmine sendiri, dia bilang dengan begitu akan lebih bisa merasakan budaya di sekitar kota ini.

Oke, sepertinya Jasmine memang selalu merepotkannya. Michael berpikir.

Orang-orang di sekitar melihat mereka berdua, wajah Jasmine memerah dan panas, lalu dia pun menundukkan kepalanya di leher Michael.

Michael berhenti sejenak, lalu melanjutkan langkahnya kembali.

Dia tahu, saat ini Jasmine pasti sedang merasa malu.

Membayangkan wajah Jasmine yang merah, dia pun tersenyum.

Walaupun merasa malu, tapi Jasmine merasa sangat bahagia dan tidak ingin ini berakhir cepat.

Michael menggendongnya, seperti saat kuliah waktu kakinya terkilir, Michael juga menggendongnya ke rumah sakit di kampus.

Saat itu hubungan mereka sangat polos, tidak ada kesedihan sama sekali.

Saat itu, punggung Michael tidak selebar sekarang.

Jasmine berada di punggung Michael dan merasa bahagia, Michael terus berjalan ke depan.

...

Pagi berikutnya.

Di ranjang besar hotel itu, Jasmine terbangun duluan, dia berbaring di samping Michael dan melihat wajah Michael.

Lagipula Michael sudah menemaninya berjalan seharian, jalan yang dilewati juga dilewati Michael dan sama banyaknya.

Sore dia juga menggendongnya menuju stasiun bus, setelah turun lalu menggendongnya ke hotel.

Michael juga sangat capek, tapi masih saja menggendongnya hingga ke hotel.

Memikirkan ini, senyuman Jasmine tidak pernah berhenti.

Melihat wajah Michael yang tampan seperti ukiran ini, Jasmine tidak bisa menahan untuk mendekatinya, dan mencium pipinya.

Jarak mereka dekat sekali, lalu Jasmine melotot melihat Michael.

Fiuh, tidak bangun. Jasmine merasa lega.

Lalu dia melanjutkan baringnya sejenak, membolak-balikkan badan, nafas Michael tetap sama.

Jasmine kembali membalikkan badannya dan melihat Michael.

Melihatnya setengah menit, tidak tahu kenapa, Jasmine mendekati bibir Michael dan menciuminya pelan.

Setelah Jasmine menyadarinya, dan ingin mundur, tiba-tiba kepala bagian belakangnya di pegang oleh sebuah tangan besar, lalu tidak melepaskannya.

Belum sempat menjerit, Michael langsung menciuminya.

Sebuah ciuman yang panjang.

Setelah mereka berdua selesai berciuman, wajah Jasmine memerah, bernafas terengah-engah dan berkata, "Kamu kamu sejak kapan bangun!"

"Waktu kamu memanggilku tadi." Michael tersenyum, mengingat ciuman yang tadi diberikannya, dia sangat senang sekali.

"Apa!" Jasmine berteriak, kalau begitu semua gerakan kecilnya ketahuan dong?

Mengingat ini, Jasmine sangat malu dan ingin membalikkan badannya.

"Kenapa kamu tidak beritahu aku kalau kamu sudah bangun!" Jasmine sedikit marah dan berteriak kepada Michael.

Lalu dia yang baru bangun, suaranya masih sangat lembut, yang terdengar di telinga Michael bukanlah marah, malah lebih seperti rayuan.

"Kalau aku langsung bangun, aku mana mungkin bisa tahu ternyata istriku juga bergairah?" Michael tertawa jahat, lalu dia sengaja berkata pelan, "Tidak kusangka, kamu begitu suka denganku."

"Mana ada! Kamu jangan kepedean ya!" Muka Jasmine merah, dia tidak berani melihat Michael, lalu turun dari ranjang dan bersembunyi di kamar mandi.

Aaaah malah ketahuan Michael, bagaimana ini, malu sekali!

Jasmine memasuki kamar mandi, dia menggunakan dahinya menahan pintu yang baru tertutup, di dalam hatinya dia berteriak kencang.

Michael duduk di ranjang, menjilati bibirnya, perasaan hatinya sangat senang.

Kenapa dulu dia tidak tahu kalau Jasmine gampang sekali malu?

Tapi, dia sangat lucu kalau dia malu.

Michael menjilati bibirnya kembali.

...

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu