My Perfect Lady - Bab 93 Cara Rendahan (1)

Grace Tang tidak bisa tertidur semalaman, melainkan pada saat pagi dia tertidur lelap.

Dia tertidur hingga siang hari, begitu dia membuka matanya menyadari Dharius Ye tidak ada di kamar, Grace Tang pun menelepon dia, "Dharius, kamu pergi kemana?"

"Aku ada urusan di luar, kamu sudah sadar?" Suara Dharius Ye sangat lembut.

"Iya, kapan kamu pergi? Mengapa aku tidak menyadarinya?"

"Aku terbangun pukul 7 pagi."

"Benarkah? Mengapa kamu tidak bangunkan aku?"

"Aku tidak tega membangunkanmu, kamu tertidur begitu pulas." Dharius Ye tertawa.

"Perutku lapar, sangat lapar, kamu cepat kembali temani aku makan siang." Grace Tang bermanja.

"Fera dan Andreas sudah pergi membelikanmu camilan khas sini, sepertinya sudah akan kembali, kamu tunggu mereka di dalam kamar, aku akan ke sana sebentar lagi."

"Baik." Setelah memutuskan panggilan, Grace Tang membersihkan diri dan berganti pakaian karena Dharius Ye sudah mengatakan Fera dan Andreas sudah pergi membeli makanan, maka dia tidak perlu keluar, sebaiknya dia berada di kamar dan menunggu mereka kembali.

Grace Tang berdiam diri di kamar sambil menonton televisi selama beberapa menit, tiba-tiba ponselnya berdering, dia menyambungkan panggilan dari Fera: "Grace, gawat, aku dan Kakek Andreas bertemu dengan preman."

"Apa?" Grace Tang tertegun, "kalian dimana?"

"Kami ada di seberang jalan hotel untuk membeli camilan, tidak tahu muncul dari mana empat preman tersebut, mereka mendorong aku hingga terjatuh tetapi mereka mengatakan aku yang menabrak dia. Sekarang keempat preman tersebut sedang mengelilingi kami, mereka mengucapkan kata-kata tidak sopan, ingin memukul Kakek Andreas...."

Fera belum selesai berbicara, terdengar sebuah teriakan dari ponsel. "Apa yang kamu lakukan? Kembalikan ponselku!"

Grace Tang tersenyum dingin, ternyata sudah ada orang yang sudah tidak bisa duduk tenang dan keluar membuat ulah.

Dia tidak berbicara, hanya memutuskan panggilan dengan pelan. Dia tidak khawatir tentang Fera dan Andreas. Tadi Dharius Ye mengatakan dengan jelas bahwa Fera dan Andreas pergi membeli camilan untuk dirinya.

Dharius Ye sedang berpergian tetapi dengan jelas mengetahui keberadaan Fera dan Andreas, sudah jelas ada orang lain yang sedang mengikuti mereka.

Dia tidak mengkhawatirkan apa pun selama ada bawahan Dharius Ye, yang seharusnya khawatir adalah sekelompok preman itu dan orang yang memerintahkan mereka itu.

Grace Tang hanya merasa lucu, bahkan cara rendahan seperti ini saja sudah dikeluarkan, kelihatannya yang memerintah mereka tidak terlalu hebat ya?

Sebastian Qiao memerintah supir dan sekretaris pergi bersama-sama ke Jiangcheng Hotel. Setelah mereka berdua memasuki hotel, mereka duduk di atas sofa yang berada pada lobi hotel sambil meminum teh.

Selang beberapa waktu, pintu lift terbuka, Andreas bersama seorang wanita cantik yang sedang memakai kacamata hitam keluar dari dalam lift.

Sebastian Qiao memandangi Fera dengan teliti, Fera memakai kacamata hitam, wajahnya tidak dapat terlihat dengan jelas, hanya dapat merasakan wanita ini sangat cantik.

Melihat Andreas dan Fera sedang bersama-sama, sudah jelas wanita ini merupakan wanita yang ingin dia cari yang disebut sebagai putri dari Nixon Tang.

Sebastian Qiao tersenyum dingin, dia menatap sekretaris, sekretaris menganggukkan kepalanya dan membawa orang untuk mengikuti Andreas dan Fera.

Begitu Andreas dan Fera keluar dari hotel, beberapa orang yang dicari oleh sekretaris dari Sebastian Qiao langsung mengikuti mereka. Begitu mereka berjalan di jalur khusus pejalan kaki, mereka berempat sengaja menabrak mereka dan membuat keributan dengan Fera.

Fera merasakan ada sesuatu yang salah begitu melihat wajah mereka berempat, dia segera menelepon Grace Tang, belum selesai berbicara, ponselnya sudah diambil paksa.

Salah satu dari mereka berempat mencengkram kerah Andreas dan berkata: "pria tua, apakah kamu ingin mati hari ini?"

Sambil berkata kasar, dia sudah ingin menonjok Andreas, tetapi tangannya ditahan oleh orang lain.

Dia tidak menoleh, dengan sombong berkata: "siapa yang memegang tangan aku........."

Belum selesai berbicara, wajahnya sudah dihantam, hidungnya membengkok, matanya memerah, rasa sakit menyerangnya tetapi dia masih saja mengumpat: "sialan, siapa yang berani memukul aku, mengapa kalian masih terdiam? Majulah!"

Tidak ada yang menjawab, hanya suara jeritan histeris yang dapat dia dengar, hanya dalam beberapa menit saja, keempat preman yang dicari oleh sekretaris Sebastian Qiao sudah terkapar di jalanan.

Yang memukul adalah beberapa orang yang memakai kacamata hitam, mereka muncul dengan sangat cepat dan menghilang juga dengan sangat cepat. Menunggu ketika Fera dan Andreas sadar, bayangan mereka sudah tidak terlihat.

Dan beberapa orang yang sombong tadi pun terkapar di lantai sambil menjerit, ada yang lengannya patah dan juga ada yang kehilangan gigi depannya.

Andreas sudah terbiasa melihat hal-hal seperti ini ketika masih mengikuti Nixon Tang, tatapannya tidak ada rasa takut sedikit pun, dia hanya melihat mereka sambil tersenyum dingin.

Sedangkan Fera sendiri juga sudah terbiasa melihat perkelahian, dia tidak merasa takut sedikit pun melihat keadaan mereka yang mengenaskan. Sebelum pergi, dia menendang kepada salah satu orang yang terkapar di lantai dan mengumpat balik: "brengsek, berani-beraninya memperlakukan aku seperti ini, apakah kalian bosan hidup?"

Mereka berdua kembali melanjutkan membeli camilan untuk Grace Tang seperti tidak terjadi apa pun. Sedangkan mereka yang terkapar di lantai hanya menjerit, orang-orang pun hanya melihat sekilas saja tanpa ada yang menghubungi polisi.

Sebastian Qiao dan sekretaris menunggu di lobi hotel selama beberapa saat, ponsel sekretaris berdering, ekspresinya berubah setelah mendengar ucapan sang penelepon.

Setelah memutuskan panggilan, dia melihat ke arah Sebastian Qiao, dia belum mengucapkan sepatah kata pun, Sebastian Qiao sudah membuka suara terlebih dahulu: "tidak berhasil bukan?"

"Iya." Sekretaris menganggukkan kepalanya dan melihat ke sekeliling, lalu dengan suara rendah. "Mereka belum sempat beraksi, tiba-tiba muncul beberapa orang dan memukul mereka. Mereka memukul dengan sangat kejam, seperti orang yang bekerja di jalur ini."

"Benarkah? Hehe! Ternyata aku sudah menganggap rendah dia. Andreas ini ternyata memiliki beberapa keahlian hingga bisa memanggil beberapa orang ini. Benar-benar sudah menyusahkan dia." Sebastian Qiao mencibir.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu