My Perfect Lady - Bab 143 Tidak Memasukkannya Dalam Hati (2)

Fera menatapnya, "Aku lihat kamu karena hari-hari baik sudah datang, kamu tidak ada semangat juang lagi. Kalau kamu begini terus, aku rasa lebih baik Dharius bersama dengan Sophia saja. Lihat kehidupan bahagia mereka saja."

Grace Tang langsung berdiri mendengar perkataan Fera, "Kamu jangan bicara lagi. Aku pergi lihat dia, aku dulu juga pernah bersikap rendahan."

"Dandanlah lebih cantik, pilih hadiah untuknya, agar dia bisa senang." Fera bicara lagi.

"Aku tidak mempunyai barang yang ingin diberikan kepadanya."

"Kalau begitu berikan dirimu sendiri padanya." Fera berkata rendah di samping telinganya dan wajah Grace Tang langsung merah.

"Kak Fera, candaan apa yang kakak katakan?"

"Cih, sudah biasa juga, masih akting polos apa. Dengarkan kataku, melakukan ini bisa sekalian membuat dia melampiaskan amarah dan menyenangkannya. Dua dalam satu tindakan."

Grace Tang berpikir sebentar, pada akhirnya mengambil saran Fera. DIa mengganti pakaian dan meninggalkan villa gunung, setelah sampai di perusahaan Dharius Ye, sudah sore pukul 4.

Tidak ada orang yang menghalangi dia masuk, dan dia masuk dengan lancar ke kantor direktur.

Dharius Ye tidak berada di kantor, sekretaris masuk membuatkan segelas teh, "Direktur Ye sedang rapat, mungkin agak malam baru keluar."

Grace Tang menganggukan kepala dan duduk sendirian di sofa memainkan ponsel dengan bosan.

Jam enam, Dharius Ye kembali dengan wajah tanpa ekspresi, dan ketika melihat Grace Tang juga tidak menunjukkan perhatian apapun.

Grace Tang tersenyum dan berdiri dari atas sofa, inisiatif memeluk pria itu, "Aku sangat merindukanmu!"

Dharius Ye berdiri dengan tenang, membiarkan wanita itu menggesekkan tubuhnya dengan sembarangan di dalam pelukannya.

Kedinginan Dharius Ye membuat Grace Tang merasa sangat tidak nyaman, ingin sekali dia langsung berbalik dan pergi. Tapi dia tetap menahan diri dan bertanya dengan lembut, "Memutuskan makan apa malam ini?"

"Aku nanti masih harus rapat, makan malam di perusahaan saja." Dharius Ye berkata sambil mendorong Grace Tang dan duduk di sofa.

"Oh begitu." Grace Tang tersenyum, lalu mengikuti pria itu, "Aku sengaja ke sini untuk menemanimu makan. Kalau begitu bukankah aku datang sia-sia saja?"

"Kalau kamu tidak keberatan, bisa ikut makan denganku." suara Dharius Ye tidak sedingin sebelumnya.

"Tentu saja aku tidak keberatan, bisa makan bersama denganmu, makan apapun aku tetap merasa senang."

"Kalau begitu ayo." Dharius Ye bangun dan berjalan, Grace Tang menggigit bibir, mengikuti dari belakang dengan kesal.

Dharius Ye berjalan sangat cepat, sama sekali tidak mempedulikan perasaan Grace Tang.

Grace Tang berusaha keras menahan amarah dalam diri, berlari kecil mengejar Dharius Ye, lalu memegang tangan Dharius Ye.

Dharius Ye di perusahaan selalu mempunyai image yang dingin. Tindakan Grace Tang ini membuat dia mengerutkan dahi, "Ini adalah perusahaan! Perhatikan tindakanmu!"

"Aku tidak mau!" Grace Tang menggenggam tangan Dharius Ye dengan erat.

Dharius Ye berkata tegas, "Apa kamu tidak mendengar apa yang aku katakan? Kalau begini terus, kamu pergi makan sendiri di luar!"

Grace Tang langsung melepaskan tangan Dharius Ye, mundur beberapa langkah, tidak berjalan lagi.

Dharius Ye membalikkan kepala ketika mendengar tidak ada langkah kaki di belakangnya lagi, "Kenapa tidak pergi?"

Grace Tang tidak bicara, hanya menatap Dharius Ye dengan kesal. Dharius Ye melembutkan suara dan berkata, "Ini sedang di perusahaan. Kalau kamu seperti itu dan digosipkan orang-orang bagaimana?"

Grace Tang menggigit bibir dan mengikuti. Kantin untuk karyawan di perusahaan Dharius Ye sangat besar, menunya juga sangat banyak.

Dharius Ye masuk ke ruang khusus untuk dirinya sendiri. Grace Tang ragu sesaat, lalu juga ikut masuk ke dalam ruang itu.

Dharius Ye masuk ke ruang pribadinya, setelah Grace Tang melihat sekeliling, juga ikut masuk ke dalam ruangan.

Ada orang yang masuk mengantarkan menu, Dharius Ye meletakkan menu di hadapan Grace Tang, dan berkata dengan suara yang jauh lebih lembut. "Suka apa, pilih yang kamu suka."

"Kamu makan apa, aku juga ikut makan itu." Grace Tang tersenyum.

Dharius Ye lalu menatap pelayan dan memerintah datar, "Seperti biasa."

Sayur yang diantarkan semuanya sangat hambar. Dharius Ye makan dengan lahap, tapi Grace Tang malah tidak berselera.

Dharius Ye makan dengan sangat cepat, saat meletakkan alat makan, Grace Tang juga ikut meletakkan alat makan.

"Kenapa tidak makan lagi?"

"Sudah kenyang."

"Benarkah? Kalau begitu ayo balik." Dharius Ye berdiri.

Mereka berjalan depan belakang, masuk ke kantor, dan Direktur Ye melihat jam, "Aku masih ada satu rapat lagi, mungkin akan berlangsung sampai jam. Kalau kamu bosan, pulang dulu saja."

"Aku tidak bosan."

"Terserah kamu!" setelah selesai berkata, Dharius berbalik dan pergi.

Grace Tang tersenyum pahit menatap pintu yang tertutup. Ternyata benar yang mengalah yang paling tidak ada harga diri.

Dia memijat kepalanya. Ya sudahlah. Besok masih harus mengantarkan hadiah besar kepada Dharius Ye. Hari ini senangkan pria itu dulu, besok lihat saja.

Dharius Ye berjalan di lorong dan memerintah sekretaris, "Pergi belikan sedikit BBQ dan antarkan ke kantor."

"Baik!" sekretaris mematuhi.

Dirketur dua hari ini selalu berwajah masam, seperti ada orang yang berhutang padanya saja. Hari ini sepertinya suasana hatinya berubah jauh lebih baik, bahkan bisa tertawa.

Bukan hanya sekretaris yang menyadari, tapi manajer dari bagian-bagian lain juga merasakan hal itu. Rapat sebelumnya sangat dingin, kaku, menegangkan, tapi malam ini malah tidak ada perasaan mencekam itu lagi.

Wajah direktur yang duduk di posisi atas itu juga tidak begitu kaku lagi, berubah jauh lebih tenang. Ketika bicara juga tidak begitu menyulitkan orang-orang lagi, jauh lebih lembut. Kelihatannya direktur sudah bertemu dengan hal yang menyenangkan.

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu