My Perfect Lady - Bab 31 Sudah mendapat kabar wanita itu (1)

Grace langsung menutup pintu tanpa menunggu, dengan satu telepon dari Dharius ini, dia sudah kira-kira- bisa membayangkan akibat apa yang akan segera dihadapi oleh Lancy, tapi dia sama sekali tidak menaruh kasihan.

Mungkin dia pernah merupakan wanita yang berhati lunak dan baik, tapi sekarang, dia sudah orang lain.

Sudah bukan satu dua kali Lancy menyiksanya, setiap kali ia selalu bersabar dan mengalah, berusaha bersikap merendah, bukan karena dia takut, melainkan karena dia tahu kesempatan belum sampai.

Semua kesabarannya hanya demi hari ini, bisa mendekati pria yang kedudukannya tinggi tersebut, lalu membuat dia mencintai dirinya, membuat dia tidak bisa tanpa dirinya, hanya dengan demikian baru dia bisa membalas dendam.

Dan bagi dia malam ini adalah kesempatan yang sangat bagus, hal mengenai Dharius memberi Lancy sanksi akan segera tersebar, yang perlu dia lakukan sekarang adalah diam menunggu.

Dia mau mengumpulkan semangat, menunggu musuhnya datang menyerahkan diri satu per satu.

Grace tidak tahu dirinya bisa sampai pada tahap apa, mungkin malam ini akan menanggung resiko gagal, kalah telak.

Tapi dia sudah tidak ingin menunggu, sudah cukup lama ia menunggu, para musuhnya sudah bebas terlalu lama, sudah saatnya menusukkan satu pisau ke jantungnya.

Dia harus berusaha sekuat tenaga untuk memanfaatkan kesempatan kali ini, bagaimana waktu itu mereka menjebaknya, maka bagaimana pula juga dia akan balik menjebak mereka.

Tidak peduli warisan atau pria, dia akan merampas kembali dari mereka tanpa tersisa sedikit pun!

Kota A!

Sophia terbangun dari tidur oleh bunyi dering telepon, diambilnya ponsel yang terletak di ujung depan ranjang dan dilihatnya, sebentar saja sudah tersambung, dengan suara sebal ia berkata : “Sudah begitu malam, ada apa?”

Terdengar suara Wilona : “Sophia, aku sudah mendapat kabar wanita itu.”

“Wanita mana?” Sophia balik bertanya dengan terheran-heran.

“Wanita yang makan barbeque dengan Grayson, aku menyuruh orang mencari tahu identitasnya, dia bukan Ashley, tapi hanya nona di klub malam yang agak mirip dengan Ashley,……”

“Kamu telepon malam-malam cuma untuk hal ini?” Sophia semakin sebal.

“Bukan hanya ini, Sophia, saat aku menyuruh orang mencari tahu tentang dia, kami menyadari sesuatu yang lain, yang berhubungan dengan CEO Ye.”

Mendengar yang berkaitan dengan Dharius, Sophia langsung duduk tegak. “Apa?”

“Orang yang aku suruh itu menyadari kalau CEO Ye sangat dekat dengan wanita itu.”

“Apa? Ini tidak mungkin!” Suara Sophia berubah. “Dharius sangat suka kebersihan, dia tidak mungkin bersama wanita seperti itu!”

“Sophia, kamu jangan emosi, dengarkan aku dulu.” Wilona memelankan suaranya. “Aku ada buktinya di sini.”

“Bukti apa?”

“Semalam orang yang aku suruh mencari tahu itu, melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa CEO Ye dan wanita itu keluar bersama dari Royal Night Club di kota B, mereka tidak berani membuntuti dari dekat, jadi hanya diam-diam mengambil beberapa foto.”

“Mana fotonya?”

“Aku akan segera mengirimnya ke kamu.”

Tidak lama kemudian Wilona sudah mengirim foto tersebut ke ponsel Sophia, foto itu diambil semalam, tidak sangat jelas, tapi Sophia bisa langsung mengenali Dharius yang di dalam mobil bersama seorang wanita mungil di sampingnya.

Ia melihat setengah badan wanita itu ada di dalam pelukan Dharius, seketika dalam hati Sophia terasa sesak.

Begitu lama dia menjadi pacar Dharius, belum pernah dirinya semesra itu dengan Dharius, tapi wanita rendahan di klub malam yang sialan ini dengan santainya bersandar di tubuh Dharius.

Di luar saja begitu mesra, bisa dibayangkan apa yang terjadi antara mereka di saat tidak ada orang lain.

Apakah mereka sudah tidur bersama?

Tidak akan! Tingkat kebersihan Dharius sangat parah, dia tidak akan menyentuh wanita menjijikkan seperti ini!

Sophia berusaha meyakinkan dirinya kalau Dharius dan wanita ini tidak pernah berhubungan intim.

Tapi rasa masam di dalam hatinya tetap tidak bisa ditahan, dia sudah menjadi pacar Dharius selama tiga tahun, belum pernah ia melihat Dharius terlibat dengan wanita mana pun.

Ditambah lagi Dharius sangat menurutinya, membuat Sophia merasa dirinya adalah satu-satunya bagi Dharius.

Dan sekarang ancaman satu-satunya yang tiba-tiba ia rasakan, membuat hati Sophia gelisah, sampai ketika Wilona menelepon lagi baru dia sadar dari lamunannya.

“Wilona, sekarang aku harus bagaiamana?”

“Sophia, kamu harus segera ke kota A, mengawasi CEO Ye.”

“Mengawasinya? Bagaimana mungkin?” Dharius sudah orang dewasa, lagi pula dia punya otoritas dan sangat pintar, tentu saja dirinya masih tidak berani untuk mengawasinya.

“Sophia, dengarkan aku, semua pria adalah kucing yang mencuri ikan, kamu dan CEO Ye sejak berpacaran tidak pernah melewati batas, dia itu pria normal, yang tidak bisa ia dapatkan dari diri kamu, tentu saja dia langsung pergi mencari di wanita lain, jadi maksud aku, kamu jangan berdiam algi, harus lebih inisiatif!”

Perkataan Wilona membuat Sophia tertawa pahit : “Kamu kira aku ingin diam saja? Dia tidak pernah meminta dengan aku, memangnya aku harus inisiatif menggodanya? Bagaimana pun juga aku itu putri konglomerat, dari kecil dididik untuk menjadi wanita baik-baik, perbuatan menggoda pria seperti ini tidak akan mampu aku melakukannya!”

“Sophia, kalau begini salah kamu, wanita yang disukai pria tidak lain adalah wanita yang gila di ranjang dan anggun di luar ranjang, kalau sekarang kamu tidak memikirkan cara untuk mempertahankan dia, nanti akan susah untuk mempertahankan dia lagi kalau sudah digoda oleh orang rendahan di luar sana.