My Perfect Lady - Bab 161 Sedikitpun Tidak Percaya Perkataannya (1)

Grace Tang dibuat sedikit ketakutan dilihat oleh pria itu. Di saat sedang canggung, pelayan keluar dari dapur dan berkata, "Nona Bai, mi sudah siap!"

"Baik!" Grace Tang mengangguk pada Wirnando Gu dan langsung pergi ke restoran.

Pelayan membawa dua mangkuk mi keluar, dan saat Grace Tang masuk ke dalam kantin sudah langsung mencium aroma yang pedas.

Perutnya sudah berbunyi daritadi. Grace Tang segera duuduk dan mengangkat sumpit, lalu makan tanpa sungkan.

Dia makan dengan sangat fokus, bahkan tidak tahu kapan Wirnando Gu masuk ke dalam restoran.

Wirnando Gu melipat tangan dan menatap Grace Tang dengan pandangan toleransi. Grace Tang makan dengan sangat cepat tapi tidak berantakan sedikitpun, sama sekali tidak menimbulkan suara.

Itu adalah pengajaran yang nona dari keluarga kaya seharusnya punya. Tapi dia tidak pernah mendengar ada keluarga kaya yang bermarga Bai di Kota A kok?

Wirnando Gu berjalan ke samping meja dan menarik kursi lalu duduk, "Kamu adalah orang Kota A?"

"Aku adalah orang Kota B."Grace Tang menjawab ringan.

"Benarkah? Kalau begitu kenapa kamu membuat marah Sophia?"

"Hm ... dia bermain ke klub, ingin menggoda pacarku jadi kumarahi."

"Menggoda pacarmu?" Wirnando Gu menatap Grace Tang, "Kamu sedang bercanda?"

"Tidak kok. Si jalang itu tidak tahu malu. Aku beritahu ya, dia dengan memanfaatkan kekayaannya, terus menggoda pria dimana-mana, benar-benar membuatku kesal."

"Lalu?" Wirnando Gu sedikitpun tidak percaya perkataan Grace Tang.

"Lalu aku tentu tidak bisa tinggal diam dan memarahinya tidak tahu malu. Waktu itu aku tidak tahu siapa dia, hanya ingin melampiaskan kekesalan saja. Tidak disangka aku sudah membuat masalah besar bagi diriku sendiri."

"Karena ini Dharius menyuruh orang menangkapmu?"

"Iya, iya. Pria itu terlalu menyebalkan. Bukankah pertarungan sesama wanita. Dia seorang pria dewasa kenapa ikut campur juga?"

Grace Tang menghela napas, "Untung saja aku berlari cukup cepat, kalau tidak pasti sudah mati!"

Grace Tang berkata dengan begitu dapat dipercaya, tapi Wirnando Gu malah tidak percaya.

Tadi pagi ketika dia melihat Dharius Ye mulai mengerahkan seluruh tenaga untuk mencari seorang wanita, kalau begitu bersungguh-sungguh, pasti tidak semudah untuk marah saja.

Jelas sekali wanita ini menyembunyikan sesuatu. Wirnando Gu sedikitpun tidak panik, dan bertanya pelan, "Lalu kamu memutuskan bagaimana?"

"Aku sembunyi beberapa hari dulu. Tunggu masalah ini berlalu dulu."

"Kalau tidak bisa berlalu?"

"Tidak mungkin tidak bisa kali? Ini bukan masalah besar kok?"

"Kamu harus berpikir ke arah paling buruk dong. Kalau masalah ini tidak bisa berlalu, apa rencanamu? Sembunyi selamanya?"

"Aku benar-benar belum pernah memikirkan hal itu." Grace Tang berkata dengan tampang kesulitan. Dia tahu pria ini tidak percaya perkataannya.

Jadi dia sengaja berpura-pura salah bicara, "Tapi setelah memukulnya, kenapa dia begitu perhitungan dan tidak mau melupakan hal ini?"

"Apa?" Wirnando Gu tersentak, "Kamu memukul Sophia?"

"Iya, dia berebut priaku, apa kau tidak boleh memukulnya?"

"Parah tidak?" Wirnando Gu menatap Grace Tang dengan terkejut. Kelihatannya wanita di hadapannya ini pasti tidak tahu bagaimana sifat Dharius Ye, jadi baru bersikap begitu santai.

"Aku menamparnya beberapa kali, wajahnya yang lembut bengkak dan rambutnya juga aku tarik-tarik."

Perkataan itu membuat Wirnando Gu menganga menatap Grace Tang. Pantas saja Dharius Ye mencari dengan begitu heboh, pasti sangatlah marah.

Tidak tahu kenapa begitu memikirkan tampang Dharius Ye yang marah, Wirnando sangatlah senang.

Tapi dia juga tidak sepenuhnya percaya perkataan wanita di depannya ini. Masalah ini masih harus diperiksa lagi. Dia pun berdiri dan pergi keluar restoran.

Wirnando mengerluarkan ponsel dan melihat pesan yang dikirim dari pihak seberang. Wajah pacar Dharius Ye bengkak dan sekarang sedang menginap di rumah sakit.

Setelah menutup telepon Wirnando Gu tanpa sadar tersenyum. Kelihatannya wanita itu tidak berbohong. Setidaknya Grace Tang tidak berbohong tentang dia yang memukul orang.

Dia minum teh dengan senang di ruang tamu. Setelah Grace Tang makan kenyang dan keluar dari restoran, Wirnando Gu menunjuk sofa, "Duduk!"

Grace Tang duduk di samping pria itu, "Tuan, aku mendapat pertolongan darimu, tapi masih belum mengetahui nama besar tuan apa ya?"

"Wirnando Gu!"

"Terima kasih atas pertolongan tuan kemarin malam!" Grace Tang segera berterima kasih.

"Pertolongan? Kamu tidak takut aku mengantarmu kepada Dharius?" Wirnando Gu menatap Grace Tang sambil mengerutkan dahi.

"Tidak, tuan bukanlah orang seperti itu." Grace Tang berkata sambil tersenyum.

"Hehe, orang seperti apa aku?" Wirnando Gu balik bertanya.

"Orang baik, orang yang sangat baik."

"Salah, aku bukan orang baik." Wirnando Gu menjawab dengan datar.

"Kalau begitu kamu orang jahat?"

"Tidak termasuk jahat juga. Aku adalah orang yang sangat berprinsip, suka prinsip karma. Kalau kamu tidak membuatku marah, maka aku pasti tidak akan mencari masalah denganmu."

"Ok, aku ini tidak pernah inisiatif mencari gara-gara dengan orang lain."

"Tidak mencari gara-gara dengan orang lain? Kalau begitu kenapa kamu dikejar oleh orang lain?" Wirnando Gu balik bertanya.

"Itu ... bukankah itu keadaan khusus? Aku juga tidak mencari gara-gara dengannya, dia yang mencari masalah padaku." Grace Tang menjelaskan.

Berhati-hati melihat wajah Wirnando Gu, dilihat dari wajah Wirnando Gu seharusnya Wirnando Gu bukanlah teman Dharius Ye.

Tidak apa-apa kalau bukan teman, tapi sebaiknya bukanlah musuh. Grace Tang harus mengetahui hal itu dulu.

Grace Tang tersenyum kaku dan bertanya memancing, "Tuan Gu, kamu bukan teman Dharius 'kan?"

"Menurutmu?" Wirnando Gu menatap Grace Tang sambil tersenyum kecil.

"Aku lihat tidak mirip."

"Benar, bagaimana mungkin aku berteman dengan Dharius?" Wirnando Gu mendengus.

"Iya, seperti Tuan Gu yang tampan, berkharisma, dan sangat disukai orang mana mungkin bisa berteman dengan Dharius Ye yang menyebalkan dan pelit itu?" Grace Tang tertawa.

"Mulutmu lumayan manis juga?"

"Sudah seharusnya, sudah seharusnya!"

Apa-apaan ini? Wirnando Gu merasa sangat kesal. Wanita ini tidak tahu rendah diri sedikitpun.

Dia selalu tidak suka orang yang tidak rendah hati, tapi wanita di hadapannya ini sama sekali tidak menimbulkan perasaan menyebalkan baginya, mungkin alasannya karena wanita ini cantik kali.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu