My Perfect Lady - Bab 219 Sengaja dan berakting (1)

Dennis menatap Sophia dengan mata menyala-nyala, Sophia masih ingin mengelak, tapi juga takut Dennis curiga.

Ashley sudah meninggal, walaupun ada yang mengatakan sesuatu juga tidak ada bukti, buat apa dia takut?

Berpikir seperti itu membuat hatinya menjadi tenang, menghela napas perlahan dan berkata : “Untuk rinciannya aku sudah tidak ingat jelas lagi, malam itu kamu minum banyak, Ashley juga minum banyak, aku tidak menemukan Ashley di mana pun……”

Dia terdiam sejenak, “Aku menebak dia pasti kembali ke kamar, jadi aku pergi untuk melihatnya, waktu ingin membuka pintu aku menemukan pintunya terkunci. Tepat aku ingin memanggilnya, terdengar suara dari dalam, aku pikir kamu dan dia bersama, jadi tidak mengganggu dan pergi.”

Kata-kata ini sama dengan yang dikatakan waktu itu dan tidak ada beda sama sekali, Dennis menatap Sophia, “Kamu mencarinya kemana saja?”

“Ruang utama, balkon, koridor, dan kamar kecil.”

“Dan tidak bertanya pada Wilona?” tanya Dennis lagi.

“Aku sudah meneleponnya, saat itu tidak tersambung, aku masih mengira dia bersama dengan Ashley, kemudian baru tahu kamu salah kamar dan masuk ke kamar Wilona.”

Ini adalah hal yang paling tidak ingin dia ungkit, dulu sekali mengungkit hal ini dia akan pergi dengan marah, tapi hari ini Dennis bahkan tidak bergerak.

“Kak, mengapa malam itu kamu tidak minum? Seingat aku kamu biasanya selalu minum banyak di acara reuni?”

“Bukannya harus menjaga Dharius? Malam itu Dharius mabuk sekali, aku kuatir padanya.” Jawab Sophia cepat.

“Begitu?” Nampaknya Dennis percaya, mendadak bertanya lagi : “Kak, mengapa kamu terpikir untuk ke kamar Ashley pagi-pagi sekali?”

“Kamu masih tanya itu, justru karena kamu aku pergi ke kamar Ashley.”

Sophia menjadi tidak senang, “Paginya aku melewati kamar Wilona, dan mendengar suaramu dari dalam, dan suara tangisan Wilona. Saat itu aku sangat terkejut, takut Ashley tahu, segera ke kamar Ashley untuk menghalanginya dan beri kamu waktu untuk mengurus masalah kamu.”

Apa yang dikatakan oleh Sophia masuk akal, Dennis terdiam sejenak. “Apa yang kamu temukan saat masuk ke kamar Ashley pagi itu?”

“Hanya kamar yang sedikit berantakan, sepertinya ada aroma yang aneh, dan untuk lainnya tidak menemukan apa-apa.”

Kata-kata ini membuat Dennis mengernyitkan dahi, dari kecil Ashley mendapat didikan yang baik, tidak pernah membiarkan kamarnya berantakan untuk menemui orang, walaupun di hotel juga sama.

Dia akan turun tangan sendiri untuk merapikannya setelah itu baru menemui tamu, kata-kata Sophia ini membuat Dennis merasa aneh.

Dan berdasarkan sebagaimana biasanya, jika benar-benar terjadi hubungan gelap antara Ashley dan pria lain, tentu tidak mungkin akan membuat Sophia melihat gelagatnya.

“Lalu saat itu apa kamu menemukan gaun Ashley yang rusak?”

“Tidak, hanya melihat dia ganti pakaian, kemudian aku merasa aneh lalu bertanya padanya, dia bilang karena tidak hati-hati dia telah merusak gaun itu, takut kamu marah, agar aku bantu dia untuk berbohong padamu, dan mengatakan aku yang merusaknya.”

Kata-kata ini membuat wajah Dennis menjadi murung, dulu dia tidak pernah bertanya rincian dari masalah ini, hanya ada rasa sedih dan terluka.

Namun sekarang menyadari masalah ini semakin janggal, Ashley orang yang seberapa polos dan murni dia paling jelas, dia sangat dimanja oleh Nixon, juga dimanja olehnya, sama sekali tidak karena masalah merusak sebuah gaun dia akan berkata bohong.

Sophia berkata seperti itu menjelaskan ada sesuatu yang disembunyikan, Dennis merasa ada api kemarahan muncul dari hatinya, dia menatap Sophia, dan berkata : “Kak, kamu yakin hari ini semua yang kamu katakan padaku itu kebenaran dan bukan kebohongan?”

Sophia terkejut, “Dennis, ada apa denganmu? Mengapa berkata seperti itu pada kakak?”

“Kak, hari ini aku pergi menjenguk Grace, dan saat minum teh dengannya kamu tahu apa yang dikatakan oleh pembantu Nixon padaku?”

“Apa yang dia katakan?” Sophia mengontrol hatinya yang panik.

“Pembantu bilang, Asley bilang pada Nixon, kamu yang merusak gaun itu. Ashley bisa berbohong pada siapa pun, namun terhadap Nixon, dia pasti tidak akan berkata bohong!”

“Kata-kata dari pembantu kamu juga percaya?” bantah Sophia.

“Benar, aku tidak bisa percaya semua kata-kata dari pembantu. Namun pembantu ini menggunakan reputasi Nixon untuk bersumpah, apa yang dia katakan itu semuanya benar, coba katakan padaku mengapa bisa begitu?”

“Mana aku tahu, lagi pula yang kukatakan padamu semua aku melihatnya sendiri.” Lagian tidak ada bukti sama sekali, kini Sophia tetap bersikeras.

“Kak, kamu adalah kakak kandungku, di tubuh kita mengalir darah yang sama, aku tidak ingin kamu berbohong padaku, memanfaatkan aku. Percakapan kita hari ini tidak akan diketahui orang ketiga, jadi aku harap tidak ada yang kamu sembunyikan, katakan padaku semua kebenaran yang kamu ketahui.”

“Dennis, apa maksudmu? Yang aku tahu cuma ini saja?”

“Sungguh cuma ini saja? Kak, aku beri kamu kesempatan. Katakan padaku semua yang kamu ketahui, walaupun kamu salah, aku juga tidak akan mengusutnya.”

“Apa maksudnya aku bersalah? Dennis sebenarnya apa maksudmu? Ada urusan apa denganku kalau Ashley memiliki hubungan gelap dengan pria lain? Apa aku yang menyuruh dia buat begitu?”

Seketika Sophia berteriak : “Kamu adalah adik kandungku, kalau saja bukan karena aku takut kelak kamu diperdaya olehnya dan menderita seumur hidup, dipukul sampai mati pun aku tidak akan memberikan bungkusan itu padamu!”

“Aku merasa lebih baik kamu tidak memberikan bungkusan itu padaku, kalau saja tidak kamu berikan, maka aku tidak akan mengetahui apa pun, Ashley juga tidak akan mati!” Dennis melotot pada Sophia.

“Kertas tidak bisa membungkus api, Ashley sudah mengkhianati kamu, bagaimanapun hal ini tidak bisa disembunyikan. Aku terlebih dahulu mengingatkan demi kebaikan dirimu, mana bisa tahu dia akan bunuh diri dengan lompat ke dalam laut?”

“Mengapa dia ingin mengkhianati aku? Katakan padaku alasan apa yang membuat dia mengkhianati aku? Kalau dia benar-benar begitu tidak tahu malu, mengapa harus bunuh diri?”

“Ini mana aku tahu?” Sophia merasa bersalah dengan mata terkulai.

“Kalau dia tidak menyukaiku boleh putus denganku, tapi dia malah mati, mengapa dia ingin mati?”

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu