My Perfect Lady - Bab 41 Jangan Banyak Curiga (1)

Setelah mematikan telepon, ekspresi Sophia Lu langsung berubah, ekspresinya tidak lembut lagi, bahkan terlihat sedikit galak.

Seorang teman terkena masalah? Alasan yang sebenarnya seharusnya adalah dia sengaja kembali untuk melihat orang rendahan itu kali?

Terpikir Dharius Ye sedang berjaga di pinggir ranjang wanita lain dan bermesraan dengannya di rumah sakit, Thalia Lu merasa tidak senang.

Dharius Ye membedakan masalah pekerjaan dan masalah pribadi dengan sangat jelas, dia meninggalkan perusahaan dan sengaja datang dari Kota A demi seorang wanita seperti ini terlalu membuat orang terkejut.

Hanya seorang wanita jalang yang rendahan, bagaimana Dharius Ye bisa tertarik padanya?

Sophia Lu merasakan ancaman yang nyata, masalah ini sungguh semakin rumit, tidak bisa diulur lagi, harus memikirkan cara untuk menghadapinya.

Dia duduk di ranjang dan berpikir sebentar, lalu mengambil ponsel dan menelepon.

Ponsel berbunyi beberapa lama baru terhubung, terdengar suara Dennis Lu yang mengantuk: “Kakak, ada apa?”

“Besok kamu datang ke Kota B.”

“Untuk apa?”

“Aku curiga Dharius selingkuh, kamu kemari dan cari orang menyelidikinya untuk memperjelas keseluruhan masalah, agar aku bisa memikirkan cara untuk menghadapinya……”

“Tidak mungkin kali? Kak Dharius orangnya selalu jujur, kamu jangan banyak curiga.” Dennis Lu menguap.

“Banyak curiga? Aku beritahu kamu, firasat wanita di hal seperti ini sangat tepat, kamu cepat kemari.”

“Kakak, kamu pikirkan yang jelas, kamu jelas tahu Kak Dharius adalah orang seperti apa, kalau dia tahu kamu menyelidikinya, nanti akan menimbulkan masalah.” Dennis Lu memperingatinya.

“Aku tahu, tapi aku juga tidak bisa tidak berbuat apa-apa, kamu kemari saja, cari alasan bilang ada urusan yang perlu diurus di perusahaan, nanti baru bertindak sesuai kondisi.”

“Baiklah.” Dennis Lu menyetujuinya.

Saat Grace Tang terbangun kembali sudah pagi hari, batuknya juga lumayan membaik.

Dia duduk dan langsung melihat Dharius Ye yang ada di sofa.

Mata dia terpejam dan bersandar di atas sofa, meja kopi di depannya ada satu bungkus bubur seafood.

Dharius Ye yang tertidur tidak terlihat dingin dan menawan, tapi terlihat tenang dan tentram.

Grace Tang melihat wajahnya yang tampan sampai bengong, pria yang seperti orang dari langit ini, sungguh tidak seharusnya dihujat, tapi……

Saat dia berpikir, Dharius Ye membuka mata, melihat Grace Tang sedang duduk di atas rajang pasien dan menatap dirinya, dia bangun: “Bagaimana keadaanmu?”

“Sudah baikan.” Grace Tang membuka selimut dan turun dari ranjang: “Saat kamu datang kemarin malam, kenapa tidak bangunkan aku?”

“Aku lihat kamu tidurnya nyenyak, jadi tidak membangunkanmu, ingin biarkan kamu tidur sebentar dulu, tak terduga aku sendiri malah juga tertidur.”

“Kamu tidur di sofa pasti sangat tidak nyaman ya?”

“Sedikit.”

“Aku pijat pundak kamu?”

“Tidak perlu, tunggu kamu sembuh baru ganti rugi.” Dharius Ye memegang pinggangnya dan berbicara dengan nada mesra.

“Atau tidak, aku ganti rugi sekarang?” Grace Tang berkedip padanya.

“Benaran?” Dharius Ye tersenyum nakal.

“Tentu saja benaran.” Grace Tang mengulurkan tangan dan memeluk lehernya, berjinjit dan mencium pipinya.

“Ini ganti rugi yang kamu bilang?” tanya Dharius Ye dengan bingung.

“Kalau tidak? Kalau satu kali terlalu sedikit, mau satu kali lagi?”

“Pelit!” Dharius Ye melototinya

Grace Tang melepaskan lehernya dan menoleh ke bubur seafood di atas meja kopi: “Aku lapar, ingin makan bubur seafood.”

“Sudah semalam, aromanya sudah berubah, buang saja.”

“Jangan dibuang, terlalu sayang kalau dibuang.”

“Apa yang disayangkan? Hanya sebungkus bubur, kalau kamu mau makan, aku suruh orang langsung antar beberapa bungkus kemari.”

“Itu berbeda, ini kamu beli sendiri, adalah kasih sayang dari kamu, berbeda dengan yang dibeli orang lain.” Grace Tang menggeleng kepala.

“Kamu ingin memakannya?” Dharius Ye menatap Grace Tang seperti sedang tertawa.

“Iya, aku memang berpikir seperti ini, panaskan di oven sebentar juga sudah bisa dimakan.”

“Wanita seperti kamu sungguh pelit.” Dharius Ye melototinya, lalu mengambil bubur seafood dan membuangnya ke dalam tong sampah, “Kalau kamu mau makan, lain kali aku belikan untukmu setiap hari, yang ini tidak boleh dimakan lagi!”

Grace Tang melihat bubur seafood di dalam tong sampah dengan sayang, “Dunia orang kaya seperti kalian aku sungguh tidak mengerti! Waktu itu aku pun tidak rela membuang bubur yang sudah diletakkan tiga hari……”

Dia mengucapkannya dengan kasihan, Dharius Ye menjadi terharu, dia mengulurkan tangan dan memeluk pinggang Grace Tang: “Aku tidak tahu dulu kamu menjalani kehidupan seperti apa, tapi mulai sekarang, kamu adalah orangku, aku tidak akan membiarkanmu menderita lagi!”

Grace Tang mengangkat kepala dan melihat ke arah Dharius Ye, Dharius Ye menatapnya dengan sungguh-sungguh, mata adalah tempat yang paling bisa menyampaikan pikiran seseorang.

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu