My Perfect Lady - Bab 31 Sudah mendapat kabar wanita itu (2)

Tentu saja Sophia mengerti perkataan Wilona, dia menghela nafas : “Tapi kalau aku pergi di saat seperti ini, tidakkah terlalu bagaimana begitu? Dharius begitu pintar, kalau dia tahu……”

“Kamu jangan ragu-ragu lagi, Sophia, ragu-ragu akan membuat kamu kehilangan kesempatan, oh iya, masih ada satu hal yang belum aku beritahu kamu, beberapa malam yang lalu aku melihat CEO Ye pulang ke kota A sendirian.”

“Apa? Mengapa aku tidak tahu? Dia pulang untuk apa?” Sophia semakin terkejut, Dharius pulang ke kota A tapi malah tidak memberitahu dia, bagaimana dia sebagai pacar resminya bisa menerima ini?

“Aku sudah mencari tahu, CEO Ye pulang menanyakan obat oles untuk mengobati luka dengan tuan muda kedua keluarga Shao.”

“Obat untuk wanita itu?” Sophia langsung bisa menebak, hatinya terasa berat.

Dari dulu Dharius sangat berlagak bos besar, selalu dia yang memerintah orang, dan sekarang malah secara langsung melakukan hal kecil seperti ini demi seorang wanita, bisa dibayangkan seberapa pentingnya wanita itu di hatinya.

Mendadak hati Sophia merasa panik, dia tidak berani mengendalikan diri lagi, segera ia membuat keputusan : “Aku akan ke kota A besok juga!”

Grace menyirami tubuhnya perlahan di kamar mandi, pintu terbuka dan Dharius berjalan masuk, “Mau aku bantu?”

Grace menggeleng : “Tidak, aku bisa sendiri.”

Di mulutnya menolak, tapi alisnya yang indah itu mengernyit sedikit, tampak sekali ia kurang nyaman, awalnya Dharius sudah mau membalikkan badan pergi, tapi sekilas ia melihat Grace yang mengernyitkan alis.

Grace sangat cantik, wajah dia yang mengernyitkan alis juga cantik, melihat dia mengernyitkan alis, tanpa sadar hati Dharius langsung meleleh, langsung ia mendekat : “Biar aku bantu saja!”

Setelah membantu Grace mandi, Dharius menggendongnya keluar dari kamar mandi dengan berbalut handuk, ia buka obat yang diberikan tante Zhang, dengan hati-hati dia mengolesnya ke Grace, lalu membantunya mengenakan pakaian tidur.

Grace terbaring diam seperti boneka, sepasang mata yang indah menatap Dharius dengan lembut.

Mata Grace seolah bisa berbicara, Dharius jadi merasa mulut dan lidahnya kering karena ditatap olehnya, tanpa sadar dia menundukkan kepala mengecup bibirnya.

Bibir yang bertautan, saling berbelit agak lama, dengan terengah-engah Dharius melepaskan Grace, kalau bukan karena takut melukainya, dia sungguh menginginkannya sekali lagi.

Sambil menahan nafsu yang bergelora di dadanya, Dharius melepaskan Grace dan masuk ke kamar mandi, terdengar suara air mengalir deras di dalam sana, sedangkan Grace yang terbaring di ranjang menyunggingkan senyum, senyuman yang menyindir dan licik.

Meskipun membalas dendam dengan tubuh sebagai umpan adalah cara yang kuno, tapi juga yang paling berhasil, setidaknya sekarang Dharius sudah tidak bisa meninggalkannya, bukankah begitu?

Pagi harinya Grace bangun awal sekali, sedangkan Dharius yang di samping masih tertidur, Grace mengangkat kepalanya menatap Dharius dengan diam.

Dharius yang tengah tertidur kelihatan sangat tenang, wajahnya benar-benar tampan, sungguh 360 derajat tampan semua.

Grace menatap Dharius agak lama, dengan perlahan dia mengulurkan tangan menyentuh hidungnya yang mancung.

Dharius pun langsung membuka mata, dengan agak kebingungan dilihatnya Grace, jelas sekali dia belum sadar apa yang terjadi.

Melihat dia menatap dirinya dengan kebingungan, Grace mencubit hidungnya dan menjulurkan lidah : “Babi malas, sudah saatnya bangun!”

Dharius baru menyadari, sepengingatan dia, belum pernah ada wanita yang berani melakukan hal nakal seperti ini ke dirinya.

Sikap Grace yang seperti wanita mungil itu membuat dia seketika tersenyum, dia mengulurkan tangan melingkari pinggang Grace, tangannya menggelitik Grace beberapa saat : “Beraninya kamu, semena-mena dengan orang yang berkedudukan tinggi, lihat bagaimana aku membereskan kamu!”

“Tolong!” Grace menghindar sambil balas menggelitiknya juga, keduanya bergelut di atas ranjang dan tertawa sampai terengah-engah.

Di saat sedang kacau-balau, terdengar dering telepon, Dharius melepaskan Grace dan mengangkat telepon, terdengar suara Sophia yang lemah lembut : “Sayang, sudah bangun?”

Tangan Dharius yang menggenggam telepon pun mengerat, matanya refleks melihat Grace sekilas, lalu bergumam : “Hm!”

“Sudah beberapa hari kamu tidak menelepon aku, apakah sibuk?” Sophia dengan jelas merasakan ada yang tidak benar dengan Dharius.

“Lumayan!” Dharius terus menjawab dengan singkat.

“Aku sangat merindukan kamu, semalam saja aku sampai memimpikan kamu.” Sophia terus bermanja, “Atau aku mengunjungi kamu hari ini?”

“Benarkah?” Tampak sedikit senyuman lembut di wajah Dharius.

“Tentu saja, oh iya, aku ingin makan dessert di Li’s Diary.”

“Boleh!” Suara Dharius terdengar memanjakan, kelihatannya dia sangat mencintai wanita di telepon itu.

“Terima kasih sayang, kalau begitu aku langsung berangkat, mungkin siang akan sampai, ingat tunggu aku di rumah!”

Grace diam bersandar di ranjang dan mendengar semua percakapan Dharius dengan Sophia, dia menundukkan mata menyembunyikan tatapan tajamnya, dari luar tampak lembut dan tenang.

Namun dalam hatinya bergelora, akhirnya Sophia sudah tidak tinggal diam lagi!

Sekarang tinggal melihat bagaimana dia bersandiwara! Dan yang mau ia lakukan adalah melawan apa yang akan ia hadapi.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu