My Perfect Lady - Bab 212 Pasti ada sesuatu yang mau dia katakan (1)

Pada sore hari Inspektur Kepala He yang bertanggung jawab terhadap proses serah terima tiba-tiba sakit dan dibawa ke rumah sakit untuk diselamatkan, proses serah terima mau gak mau dihentikan sementara waktu.

Setelah karyawannya bermasalah, Dennis Lu sebagai bos juga ikut masuk rumah sakit. Grace Tang dan Anson Liu secara terpisah meninggalkan ruang kantor pusat perbelanjaan.

Inspektur Kepala He sakit membuat Anson bisa bernafas lega, Grayson Han ingin agar dia memperlambat pekerjaan, dia masih berpikir keras bagaimana caranya menunda waktu, sekarang baguslah, tidak perlu dipikirkan sama sekali.

Di jalan pulang Anson menelepon Gibson Han, mendengar kalau proses serah terima bermasalah, Gibson sedikit tidak senang, “Apakah mungkin Dennis Lu mengingkari janjinya?”

“Tidak mungkin, kalau dia mau mengingkari janjinya tidak perlu menunggu sampai saat ini, sebelumnya juga sudah bisa dia tolak.”

“Baiklah kalau begitu, ikuti dulu perkembangan situasinya, kelak baru kita lihat lagi.”

Grace tidak terlalu memikirkan masalah serah terima, setelah keluar dari pusat perbelanjaan dia menyuruh Andios Guan untuk membawanya pulang.

Di perjalanan Andios memberitahu Grace, “Nona, orang yang memata-matai Rissa Lee berkata Rissa baru saja pergi ke bagian ginekologi di rumah sakit, dokter yang dia cari sama dengan dokternya Stella Liu, mungkinkah Rissa mengetahui kehamilan Stella Liu sehingga pergi untuk mencari info yang lebih jelas?”

“Tidak mungkin.” Grace menggelengkan kepala. “Kalau Rissa Lee mengetahui kehamilan Stella, dia tidak mungkin turun tangan sendiri, tetapi akan mengatur orang lain yang pergi.”

“Mengapa?”

“Ini adalah drama perebutan di istana, anak Stella mana mungkin dia biarkan lahir? Sudah tentu harus dilenyapkan, untuk menghilangkan kecurigaan, Rissa tidak mungkin menggunakan dirinya sendiri, hal yang seharusnya dia lakukan sekarang adalah pura-pura tidak mengetahui hal itu baru benar.”

“Kalau begitu untuk apa dia ke rumah sakit?”

“Mungkin juga pergi untuk berobat?” Grace tersenyum acuh: “Atau mungkin Rissa juha hamil?”

“Mungkinkah? Dia kan sudah mau 50 tahun?” Andios balik bertanya.

Sudah 20 tahun lebih Rissa mengikuti Sebastian Qiao selain Wilona Qiao dia tidak punya anak lain lagi, umurnya juga sudah tidak muda, saat muda tidak melahirkan, saat ini baru mau sedikit tidak nyata.”

Grace berpikir sebentar dengan konsentrasi penuh, juga meras bahwa kata-katanya tadi sedikit lucu. “Minta orangmu untuk mengamatinya lebih ketat lagi, cari tahu sebenarnya Rissa Lee ke rumah sakit untuk apa.”

Kembali ke Hilltop Villa, Ibu Guan dan Bibi Zhang yang mendengar suara segera menyambut, “Nona sudah pulang!”

Melihat mereka Grace tersenyum sambil menganggukkan kepala, Ibu Guan bertanya padanya: “Nanti malam mau makan apa?”

“Malam nanti buat makanan kesukaan Dharius saja.” Grace menjawab sambil lalu.

Kata ini membuat Bibi Zhang tertawa senang, “Aku pergi siap-siap, aku tahu selera Tuan Muda.”

Grace masuk ke ruang tamu, merasa sedikit aneh karena tidak melihat bayangan Fera: “Mana Kak Fera?”

“Nona Bai ada di lantai atas sedang menenun kristik, akhir-akhir ini dia sangat tergila-gila sama ini.” Ibu Guan menjawab.

“Gak nyangka dia bisa tergila-gila sama ginian? Benar-benar hanya dia yang bisa.” Grace naik ke atas sambil menggelengkan kepala, Ibu Guan mengikutinya dari belakang.

Melihat apa yang dilakukan Ibu Guan, Grace tahu bahwa ada sesuatu yang ini dia katakan padanya, oleh sebab itu dia tidak pergi mencari Fera tapi malahan balik ke kamarnya sendiri.

Ibu Guan mengikutinya masuk lalu menutup pintu: “Nona, ada yang mau aku katakan dengan mu.”

“Duduk sini.” Grace menyuruhnya duduk sambil menunjuk ke sofa.

Ibu Guan pun tidak segan, duduk tegas di sofa, “Nona, selama ini ada yang mau aku tanyakan padamu, bagaimana perasaanmu dengan CEO Ye?”

“Kenapa tanya ini?” Grace memandangnya dengan bingung, masalahnya dengan Dharius Ye bukannya Ibu Guan tahu semuanya, tetapi seharusnya juga mengerti sedikit banyak, tujuan awal dia mendekati Dharius adalah karena ingin balas dendam, bagaimana mungkin dia tidak tahu?

“Akhir-akhit ini aku mengamati, CEO Ye sangat baik kepadamu, orangnya juga pantas untuk Nona, lagipula Nona memang harus menikah, kenapa tidak sekalian saja menentukan hal penting itu ketika balas dendam?”

Grace menggelengkan kepala, “Masih belum saatnya.”

“Kenapa belum saatnya? Nona masih mencemaskan apa? Jangan-jangan Nona masih punya perasaan kepada Dennis Lu?”

“Bagaimana mungkin?” Grace menggelengkan kepala, “Perasaan aku kepada Dennis sudah hilang tanpa bekas saat di malam pernikahannya mengkhianati Wilona Qiao.”

“Baguslah kalau begitu, nona, aku lihat kamu tidak sedih terhadap CEO Ye, aku kira kamu masih punya perasaan kepada Dennis, kalau memang kamu tidak punya perasaan kepada Dennis, maka terimalah baik-baik CEO Ye.”

Grace tahu bahwa Ibu Guan baik kepada dirinya, maka dia menganggukkan kepala, “Baik, akan aku pertimbangkan.”

“Nona, jika sudah bersiap menerima CEO Ye, kamu juga harus sedikit lebih perhatian padanya, jangan bersikap peduli tidak peduli gitu, dia susah payah di luar seharian, pulang ke rumah yang diperlukan adalah kehangatan, kamu harus baik kepadanya seperti dulu kamu baik kepada Dennis Lu, salah, seharusnya lebih baik lagi dibandingkan kepada Dennis…”

“Aku sudah tahu.” Grace memotong perkataan Ibu Guan.

Dulu dia memang mengira bahwa mencintai seseorang harus sepenuh hati, memberi tanpa penyesalan, dia ketawa maka dia pun harus ikut ketawa, dia nangis maka dia pun harus ikut menangis, emosi dia mempengaruhi semuanya, itulah yang disebut cinta.

Tetapi semenjak diam mengalami mimpi buruk seperti waktu itu, dia tidak lagi merasa begitu.

Kalau lelaki menyukai kamu, bagaimanapun kamu bersikap tidak baik kepadanya pun dia tetap menyukaimu.

Kalau lelaki tidak menyukaimu, bagaimanapun kamu baik kepadanya pun tidak berguna.

Demi agar tidak mengulangi kesalahannya yang dulu, dia tidak akan seperti dulu lagi terus memberi layaknya orang bodoh.

Menjaga kesungguhan hatinya sendiri, baru bisa mundur dengan baik, tidak lagi terluka.

Tetapi Bibi Zhang juga sudah mengingatkannya, dia memang terlalu dingin kepada Dharius.

Mulai sekarang dia harus berubah sedikit, lebih baik kepada Dharius.

Sore hari Grace duduk di balkon, dari jauh dilihatnya mobil Dharius membelok dari belokan, dia segera berdiri untuk menyambut.

Dia berjalan keluar, mobil Dharius sudah sampai di gerbang, melihat Grace keluar menyambut, Dharius pun tersenyum.

Tidak menunggu Max membuka pintu mobil, dirinya sendiri sudah membuka pintu mobil lalu turun, menjulurkan tangannya merangkul pinggang Grace: “Kenapa hari ini begini patuh?”

“Memangnya aku pernah tidak patuh?” Grace memiringkan kepala melihat kepadanya.

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu