My Perfect Lady - Bab 220 Rambut wanita (2)

“Tidak bisa!”

“Aku sudah menahan tiga puluh hari lamanya, kalau masih tidak bisa aku akan pergi mencari wanita lain.”

“Kamu yang tidak tahu malu.” Baru saja Grace melontarkan kata-katanya Dharius menyumpal bibirnya lagi.

Tangannya tidak berhenti, bergerak ke sana kemari dan melepaskan bajunya, sama sekali tidak mengizinkan dia menolak, Dharius sudah tidak sabar dan menyerbunya.

Grace semula memang tidak keguguran, hanya kuatir akan ada yang datang dari luar, sekarang nasi sudah menjadi bubur, hanya bisa membiarkannya.

Awalnya tidak ada niat sama sekali, kemudian dia menyerangnya dengan dalam dan merasakan sensasinya.

Dia tidak bisa menahan dan mulai mengeluarkan suara desahan.

Melihat wajahnya yang merah, Dharius sangat gembira dan senang.

Dia suka melihat rupanya yang cantik itu, dia tersiksa selama sebulan ini, Dharius menggigit telinganya : “Panggil suami!”

“Enyah!” bantah dia dengan mata terpejam.

“Kamu panggil tidak?” tanyanya lagi.

Mereka berdua sudah menyatu, masih tidak panggil sambil menutup erat bibirnya, Dharius mengangkat pinggul dia, dan menusuknya dengan keras.

Grace disiksa olehnya nyaris ambruk, tidak bisa menahan dan mengerang, “Ahhhh!”

“Panggil suami, bilang mencintaiku!” dia menggigit telinganya dengan suara yang kurang jelas memberi perintah padanya.

“Enyahlah! Dharius kamu bajingan!”

“Masih berani marah! Aku akan membuatmu tidak bisa turun dari ranjang!” Mendadak dia membalikkan badannya, tangan besarnya memegang erat bagian tubuhnya yang lembut, dari belakang menusuk dengan dalam.

Diserang dari atas bawah, Grace sudah hampir ambruk dibuatnya.

Dharius adalah orang yang akan melakukan apapun yang sudah dikatakan oleh dirinya, sebelumnya Grace juga berontak dan tidak memanggilnya suami, maka dia akan menghukum dirinya.

Sudah tidak mampu menahan lagi, Grace dengan malu memanggilnya suami entah berapa kali, mengatakan aku mencintaimu entah berapa kali, Dharius tetap tidak melepaskan dia.

Dia sudah hampir ingin pingsan, sebulan tidak menyentuh dirinya, Dharius sungguh ganas seperti serigala dan harimau.

Kalau saja bukan mempertimbangkan tubuhnya yang tidak mampu menerima, dia pasti akan melanjutkan.

Setelah itu Dharius menggendong Grace masuk ke dalam kamar mandi yang ada di ruang istirahat untuk membersihkan tubuh, Grace merasa pusing seperti orang yang tidak memiliki kesadaran dan membiarkan dia menyiksanya.

Terakhir dia menggendongnya keluar dan membawanya ke ranjang, kepalanya bersandar pada bantal, dan dia tidur lelap.

Dharius duduk di samping ranjang dan memandangnya, sikap tidurnya sangat cantik hingga membuat orang mabuk, dia menunduk dan mengecupnya, baru dengan rasa puas dia mengenakan baju kembali dan pergi keluar.

Grace tertidur hingga malam baru terbangun, saat baru bangun dia merasa sedikit bingung, agak lama kemudian baru sadar sepenuhnya.

Dia bangun dengan pinggang yang pegal, setelah memakai baju dia membuka pintu, di luar sunyi sekali tidak ada satu orang pun.

Grace merasa sedikit heran, Dharius pergi kemana? Dia membuka pintu kantor dan melihat keluar, sekretaris juga tidak ada, kosong tidak ada orang.

Grace berpaling dan melihat jam, sudah jam delapan malam.

Ternyata dia tidur di sini beberapa jam, dasar Dharius, bajingan!

Grace marah dalam hati sambil menelepon Dharius, telepon tersambung beberapa kali tapi di tolak.

Tidak menerima telepon apakah sedang rapat? Tapi sekarang sudah jam delapan lewat? Ketika Grace sedang berpikir, dari luar terdengar suara langkah kaki, segera Max berjalan masuk.

Dia mengangguk pada Grace : “Tuan muda memintaku untuk mengantarmu pulang.”

“Dharius?”

“Tuan muda ada urusan pergi dulu.” Jawab Max kesal.

“Urusan apa?” tanya Grace heran.

“Aku juga tidak tahu.” Jawab Max masih dengan jengkel.

Melihat ekspresi Max yang tidak senang, Grace juga tahu diri dan tidak banyak bertanya.

Segera mobil sudah meninggalkan perusahaan Dharius, Max membawa mobil dengan laju, rute jalan juga bukan rute jalan yang biasa dilewati, Grace bertanya : “Mengapa tidak lewat jalan lama?”

“Di sana malam ini agak macet.” Jawab Max.

Grace merasa Max sedikit aneh, tapi anehnya di mana dia juga tidak jelas.

Setelah melewati sebuah belokan, Max mulai melambatkan kecepatan mobil, pandangan mata Grace melihat ke arah luar jendela, di telinganya terdengar suara deruman mobil.

Dia menoleh, dan melihat sebuah Maserati berlalu dengan cepat, mobil sangat laju, Grace hanya melihat kira-kira orang yang duduk di balik kemudi mengapa mirip dengan Dharius?

Dia ingin bertanya pada Max, ingin menanyakan ekspresinya yang tidak senang tadi tapi dia menelan kembali pertanyaannya.

Setelah tiba di Hilltop Villa Max buru-buru pergi lagi, setelah makan Grace dan Fera nonton dua episode serial drama, Dharius masih belum ada kabar.

Sekali lagi Grace menelepon Dharius, namun ponselnya tidak aktif.

Aneh, apa maksudnya ini? Mengapa ponselnya tidak aktif?

Setelah menutup pintu ruang istirahat Dharius kembali ke kantornya yang di luar untuk membereskan pekerjaan, waktu sudah jam delapan malam, Grace yang tidur di dalam malah masih tetap tidak ada tanda-tanda akan bangun.

Dia menggeleng, babi malas ini, tepat dia bersiap ingin membangunkan Grace untuk pulang, ponsel yang ada di atas meja berdering.

Dharius melihat layar ponsel, mengambil sambil lalu dan menerimanya, seraya melirik ke arah kamar, dengan suara pelan : “Yohana?”

Di ujung telepon sana tidak ada suara Yohana, melainkan terdengar suaya yang berisik, ada suara teriakan, tertawa dan suara nyanyian juga musik, sepertinya ada di night club.

Dharius sedikit heran, apakah Yohana tanpa sengaja menekan salah nomornya, lalu terdengar suara pria dari sana : “Dia sudah pingsan, cepat antar dia ke kamar, ingat kamar no 502, tuan muda An akan segera datang.”

Terdengar suara lain : “Tidak akan terjadi masalah kan?”

“Tidak akan, kalau terjadi masalah ada tuan muda An yang tanggung.” Kata-kata ini membuat Dharius termangu, segera sadar kembali, dia segera menutup telepon dan meminta asisten, “Cepat cari lokasi nomor ponsel ini lalu kabari aku.”

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu